Chereads / MY QUEEN (Bahasa Indonesia) / Chapter 10 - Raja Archer, Lelaki yang Amat Menawan!

Chapter 10 - Raja Archer, Lelaki yang Amat Menawan!

Jangan pernah tanyakan seberapa besar perasaan Raja Archer kepada Ratu Jennifer. Dia bahkan mau dan merelakan seluruh umurnya kepada Ratu Jennifer. Sungguh perasaan yang amat besar.

Dan melihat sosok wanita yang dicintainya justru kehilangan diri sendiri, membuat Raja Archer sakit hati. Bahkan, perempuan itu tak mengenali sosoknya sama sekali.

Raja Archer mendekat kepada Ratu Jennifer. "Apakah sebesar ini rasa bencimu kepadaku, sehingga kamu bahkan tak mengenalku?"

Ratu Jennifer tergeragap. Dia yang semula mengata-ngatai Raja Archer segera linglung. Ratu Jennifer jelas tak tahu apa-apa. Sosok Jennifer yang ada dalam dirinya, sudah lenyap tak bersisa. Hanya ada sosok Evelyn di dalam sana!

Evelyn jelas, tak mengenal Raja Archer sama sekali. Bahkan baru kali itu saja melihatnya. Dan dia, sudah dicap sebagai lelaki mesum nan pengintip!! "Apa yang kamu katakan? Kamu orang yang mengintipku mandi kemarin!"

"Maafkan aku soal itu, Jennifer. Aku tidak bersungguh-sungguh mengintipmu. Aku … aku hanya ingin memeriksa kondisimu."

Pertanyaan itu membuat Evelyn tergugu. Kenapa dia bisa berbicara setulus ini, sih? batin Evelyn serba salah.

Dia tahu, tubuh ini bukanlah miliknya. Dia hanya tinggal dalam tubuh perempuan bernama Jennifer ini. Akan tetapi, mereka memiliki tubuh yang kurang lebih sama. Berstuktur wanita dengan bentuk yang indah dan sintal.

Jadi, bagaimana mungkin Evelyn membiarkan dirinya atau tubuh yang sedang dipakainya ini, menjadi objek tontonan seperti kemarin?!

"Aku tahu mungkin maksudmu baik. Tapi kamu sudah masuk ke dalam kamar mandiku! Kamu ini siapa sebenarnya?!"

"Kamu tidak mengenalku?" tanya Raja Archer dengan tatap tak percaya.

Evelyn jadi sangat serba salah. Secara harfiah, dia kan tidak mengingat lelaki itu! Bagaimana sih! "Ya! Aku tak mengenalmu!"

"Para pelayan! Katakanlah, siapa lelaki aneh ini! Kenapa dia ada di sini! Aku tidak mau dia ada di sini!"

"Jennifer …" Raja Archer menatap Evelyn. Evelyn melotot.

Tetapi, lelaki itu malah makin dekat! "Izinkan aku mendekat padamu."

"Hei, hei! Apa yang hendak kamu lakukan?!" Evelyn sudah menjerit. Dia menahan lelaki itu untuk mendekat.

"Apa pun yang kamu katakan aku tidak peduli. Biarkan aku … memeriksa kondisimu."

Dalam waktu yang singkat, Raja Archer mendekat kepada Ratu Jennifer. Dia menyentuh pipi Ratu Jennifer.

Sayangnya, tanpa Raja Archer ketahui, sosok yang dipegangi pipinya itu bukanlah Ratunya! Dia adalah Evelyn! Sosok Evelyn yang bersemayam dalam diri Ratu Jennifer langsung merah padam. Dia … disentuh. Oh my God! Dia disentuh oleh seorang lelaki tampan luar biasa!

Dan … dan … dan … Oh! Dia malah mendekatkan kening Evelyn, dengan kening lelaki itu!

"Kenapa … wajahmu merah sekali? Jangan-jangan … kamu demam?" tanya Raja Archer.

Seluruh wajah Evelyn memerah!! Sialan! Wajahku memerah karena alasan lain tahu! batin Evelyn.

Evelyn yang merah padam sekaligus salah tingkah tingkat dewa ditatapi lelaki tampan bak Lee Min Ho itu, langsung mendorong keras tubuh Raja Archer. "Jangan mendekat kepadaku."

"Kamu ini siapa! Berani-beraninya menyentuhku! Awas kamu! Kulaporkan kepada Sang Raja tahu rasa!!" Evelyn bersedekap.

Dia memalingkan wajah. Dia salah tingkah, sumpah!

Jiwa kejonesannya selama di bumi itu, sudah kering kerontang. Tak pernah sedikit pun dia disentuh dengan lelaki.

Jangankan disentuh, dekat saja tidak!!

Dan kini, dia malah ditempeli keningnya dengan lelaki maha tampan, dengan dalih memeriksa kondisinya! Dasar Penggombal! Cih!

Tetapi anehnya … lelaki tadi malah menahan tawanya. "Pfff…."

Evelyn balas menatap lelaki tadi. "Kenapa kamu tertawa? Kamu menertawaiku? Berani sekali kamu!!" teriak Evelyn.

Lelaki tadi malah makin tertawa. "Hahahaha. Hahahah."

"Eh? Masih berani tertawa? Kamu beneran mau kulaporkan ke Raja ya?"

Diam-diam, para pelayan dan Tuan Barron yang ada di sana juga menahan tawa. Evelyn pun semakin tak percaya. Ada apa sebenarnya … kenapa … kenapa meraka malah menahan tawanya?

"Hahaha. Hahaha." Raja Archer tertawa dengan puas.

Di saat itulah, Raja Archer mendekat lagi kepada Evelyn. Dia mengambil sejumput rambut Evelyn, dan dia bernapas ringan di telinga Evelyn. "Astaga, kenapa kamu menggemaskan sekali … Aku … adalah rajamu, Ratu Jennifer."

Deg.

Evelyn mengerjap. Sekali. Dua kali.

Dalam posisi dekat ini. Dengan embus napas Raja Archer. Dengan kalimat yang terlontar dari lelaki itu.

Dan Evelyn … sungguh, sungguh, sungguh … MERASA MALU!

Tuhannn!! Tidak bisakah Engkau tenggelamkan aku sekarang? teriak Evelyn dalam hatinya.

Tetapi, lelaki tadi malah menggelengkan kepalanya. Dia mengusap kepala Evelyn. "Sepertinya, ada sesuatu yang salah sejak kamu tenggelam kemarin. Aku akan memanggil Dokter Kerajaan, untuk memeriksa kondisimu."

Sebelum lelaki itu benar-benar pergi, Raja Archer malah mendekat lagi. "Jangan lupa, ya … Aku adalah Rajamu."

Napasnya mengalir hangat di telinga Evelyn.

"Pang-gil a-ku Ra-ja Ar-cher."

Setelah mengatakan itu, Raja Archer pergi meningglkan seberkas senyuman manis.

Yang justru membuat Evelyn makin kelimpungan. Makin deg-deg-an. Dan juga … MAKIN PANAS DINGIN!

Siapa yang menyangka kalau sosok tampan itu adalah seorang Raja?

Dalam Negeri Dongeng yang biasa ditonton Evelyn di televisi, Raja adalah sosok lelaki yang tambun, gendut, berisi, tua, dengan rambut putih, dan kumis.

Tetapi, kenapa Raja yang ada di sini … Di dunia ini … Rajanya itu sangat tampanan, rupawan, menggoda, tengil, dan juga sangat … menawan?

Evelyn mendadak ingin pingsan saja.

'Bangunkan aku saja dari mimpi ini. Bangunkan aku!!'

* * *

Tiga jam berikutnya, seorang dokter cantik dengan tahi lalat di pipi datang. Dokter itu bertubuh sangat wangi. Dengan pakaian berwarna putih yang selembut sutera.

"Selamat sore, Ratu Jennifer." sapa Sang Dokter dengan senyum manisnya.

"Sore, Dokter …"

"Biarkan aku memeriksa kondisimu saat ini, ya."

Sang Dokter pun melakukan beberapa pemeriksaan. Dimulai dengan menanyakan beberapa hal kepada Evelyn terkait dengan identitas Jennifer, siapa namanya, umurnya, alamat rumahnya, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Jennifer.

Evelyn hanya bisa meringis saja. Dia tak ingat. Salah, bukannya tak ingat, lebih tepatnya tidak tahu.

"Jadi kamu tak mengingat semuanya?" tanya Sang Dokter.

Evelyn menggelengkan kepalanya. "Aku tak mengingatnya, Dokter. Apakah ini suatu hal yang buruk?"

"Mungkin, kamu terlalu kaget dengan permasalahan yang kamu hadapi saat ini. Untuk sementara, aku akan memberikan obat kepadamu. Tolong minum obat ini, ya."

Evelyn hanya menganggukkan kepalanya. Lantas, pandangannya mengekori ke arah perginya sang dokter, keluar dari kamar tersebut, dan menemui sosok lelaki yang bernama Archer itu.

"Sebenarnya … apa yang terjadi di sini?" gumam Evelyn pelan.

* * *