Setiap gulir waktu, memiliki sebab dan akibat. Setiap kejadian, memiliki alasan. Ada sebuah alasan tersendiri, Evelyn datang ke dunia antah berantah ini, baik alasan yang tercipta dan terpatri dalam diri Evelyn. Ataupun alasan yang memang diberikan oleh takdir.
Di sepagi itu, Evelyn tengah disisiri rambutnya oleh Bibi Ausy. Bibi Ausy memberikan banyak sekali kelembutan dan pengertian kepada Evelyn. Selayaknya Raja Archer yang dianggap anak sendiri, Bibi Ausy juga menganggap Evelyn sebagaimana anaknya sendiri. Meskipun Bibi Ausy terkadang kesal dengan sikap Evelyn, habis gadis itu sama sekali tidak memberikan kasih sayang kepada Raja Archer. Sebagaimana Raja Archer berikan.
Kini, Evelyn malah sibuk bertanya tentang asal muasal kerajaan.
"Jadi, ini adalah Kerajaan Atlanta? Di mana letak Kerajaan Atlanta ini? Apakah di bumi?" Evelyn dengan aktif bertanya tentang kerajaan Atlanta.
Sementara Bibi Ausy sendiri kebingungan mau menjawab apa. Lagipula, bumi itu di mana?
Evelyn menghembuskan napasnya. Dia seakan baru sadar. Mungkin saja, Bibi Ausy ini tidak tahu soal bumi. Tetapi, sungguh Evelyn sangat penasaran. Dia itu di mana sebenarnya!
Apakah barat bumi, kanan bumi, kiri bumi, dekat dengan Kutub Utara, atau Kutub Selatan, atau malah di Eropa?!
Atau jangan-jangan dia berada di dunia antah berantah yang memang terasing dan bukan di bumi?
Menilik wajah Bibi Ausy, perempuan paruh baya itu tak mengetahui jawabannya. Evelyn segera berdeduksi. 'Mungkin... Ini memang ada di luar bumi. Anggap saja galaksi lain.'
Berikutnya, Evelyn bertanya tentang musim ke Kerajaan Atlanta. Dan jawabannya ialah... "Di Kerajaan Atlanta ada 4 musim. Musim semi, musim panas, musim dingin, dan juga musim gugur."
'Seperti di bumi.'
Evelyn menganggap kalau dia di Kerajaan antah berantah, dengan iklim dan suasana yang mirip di bumi.
Meskipun bedanya, dia ada di kerajaan aneh ini. "Apakah aku boleh keluar? Aku ingin melihat luar istana ini."
Bibi Ausy memandang ke arah Evelyn dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa, Ratunya ini benar-benar... Benar-benar tidak ingat dengan keadaan Kerajaan Atlanta?
Saat itu, Bibi Ausy menghembuskan napas panjang. Ada selingkung pikiran yang muncul di benak bibi Ausy. 'Bagaimana jika ketika Ratu Jennifer ini keluat dari istana, dia malah kabur?'
'Dan lagi, apa wewenang dan otoritasku yang hanya sebagai pelayan? Aku tidak berhak untuk mengizinkan Ratu Jennifer pergi dari tempat ini.'
Oleh karenanya, Bibi Ausy pun hanya mampu menjawab, "Hanya Raja Archer yang berhak untuk melakukan itu. Aku hanya pelayan di sini."
Evelyn kecewa. Dia sudah mati bosan di sini. Dia juga tak bisa berbuat semaunya sendiri.
Evelyn memandang ke arah luar jendela. Gadis itu menatap langit yang mulai mendung berawan. Entah mengapa … pikirannya melalang buana ke sana kemari. Termasuk ke Raja Archer.
Ada sekelumit rasa khawatir dan juga perasaan lain yang menyelinap dalam dadanya. Dia sendiri tidak tahu, kenapa dia merasa tidak nyaman atas kesendirian dan kemewahan di istana ini.
Padahal, hidupnya di sini jauh lebih nyaman dan menyenangkan daripada di bumi, dengan problematika yang mencekiknya secara perlahan.
'Mungkin karena manusia adalah makhluk sosial. Secara kodratnya, manusia butuh seseorang.' batin Evelyn sembari memandang ke arah hujan.
Hatinya merasa sepi. Dia tidak mau sendiri. Dia tak mau ditinggal seorang diri. Lagipula, siapa orang yang mau sendirian? Tidak ada.
"Bibi Ausy, apakah aku masih tidak boleh keluar? Aku ingin keluar."
Bibi Ausy kembali menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berhak untuk itu, mau berapa kali pun kamu bertanya kepadaku, Ratu Jennifer."
Evelyn menampakkan mata yang bulat dan berkaca-kaca, sangat mengharapkan untuk keluar. Bibi Ausy menghela napas panjang, "Dibandingkan keluar, bagaimana kalau kita berjalan-jalan di sekitar istana saja? Bukankah Ratu Jennifer belum pernah berkeliling istana?"
Mendengar ajakan Bibi Ausy, Evelyn tergiur juga dengan perkataan dari Bibi Ausy. Evelyn belum pernah menjajaki seluruh istana ini. Dia masih belum mengetahuinya. Mana tahu, di sini ada timbunan emas? Kan lumayan, xoxoxo.
* * *
Evelyn diajak berputar-putar mengelilingi istana oleh Bibi Ausy. Perempuan paruh baya itu mengenalkan banyak sekali lingkungan Istana Kerajaan Atlanta.
Istana Kerajaan Atlanta memiliki banyak sekali ruangan. Saking banyaknya, ruangan itu tersusun berjalan dengan lorong yang panjang dengan karpet merah di tengah. Semuanya … adalah ruangan dengan fungsinya masing-masing.
Ada ruang lukis, ruang seni musik, ruang baca, perpustakaan, dan banyak sekali! Evelyn yang dijelaskan pun sampai bingung dengan tur ini.
Dia juga melihat adanya rumah kaca di ujung sana. Mendadak, Evelyn ingin melihat-lihat rumah kaca tersebut. Oleh karenanya, Evelyn pun berkata. "Apakah aku boleh datang dan melihat rumah kaca itu?"
"Tentu saja. Ayo kita ke sana."
Evelyn sangat bahagia karena dia bisa melihat rumah kaca yang mewah dan indah secara langsung.
Ketika dia di bumi, boro-boro datang ke tempat estetik layaknya rumah kaca, untung libur dan tidur saja tak punya waktu! Kalian tahu kan, betapa hecticnya seorang pekerja kantoran.
Yang tiada liburnya. Pulang bawa kerjaan, dan berangkat untuk bekerja. Itulah yang dirasakan oleh Evelyn sesungguhnya.
Maka dari itu, Evelyn sangat bahagia bisa berada di sini.
Saat Evelyn hendak masuk ke dalam rumah kaca itu … tiba-tiba,
SPLAHSS !!! Dia melihat ada seberkas cahaya yang sangat terang!! Cahayanya bahkan sampai menyilaukan mata.
"Oh, astaga! Apa ini!!" Evelyn menyipitkan mata. Gadis itu menutupi matanya dengan tangan, sampai akhirnya cahaya itu meredup juga.
Ketika Evelyn membuka matanya perlahan-lahan … dia terkejut. "A, apa…"
"Apa yang terjadi?" Evelyn terkejut bukan kepalang saat dia melihat sosok perempuan yang sangat cantik. Kulitnya berseri indah. Rambutnya berwarna hijau. Dia mengenakan gaun berwarna putih.
Evelyn membelalak. Si, siapa perempuan yang mendadak muncul di hadapannya ini???
Seberkas selanjutnya, Evelyn baru menyadari … ternyata perempuan itu tidak datang seorang diri. Dia datang bersama dengan Tuan Barron dan juga Raja Archer.
Dengan satu langkahnya, perempuan itu mendekat kepada Evelyn. Dia memegang pipi Evelyn, "Kamu kan… Jennifer?"
"Ah, iya …"
Di saat itu, Evelyn sangat kaget. Ketika jemari lentik perempuan cantik ini membelai pipinya, seluruh tubuh Evelyn menegang. Dia pun berkata dengan gigi-giginya yang juga putih cemerlang. "Akanah … kita mulai saja pemeriksaannya?"
Evelyn seketika makin membeku. Pemeriksaan ? Pemeriksaan apa ?
Apa yang akan diperiksa???!
Evelyn tak mampu berkata-kata, seketika dia diseret oleh orang cantik ini. Kembali masuk ke dalam Istana.
"Tolong …. TOLONG!!!"
Raja Archer, Tuan Barron, dan Bibi Ausy hanya memandang Evelyn. Tak berniat untuk membantu. Seketika saja Evelyn ketakutan. Apa .. apa yang sebenarnya terjadi ?
Akan ada pemeriksaan APA???!!
* * *