Takut. Sungguh takut. Apa yang akan dilakukan oleh mereka semua terhadap Evelyn? APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN!??
Evelyn diletakkan oleh Penyihir Putih ke atas tempat tidur. Sementara Raja Archer, Tuan Barron, dan juga Bibi Ausy hanya menonton. CATAT. GARIS BAWAHI. HA-NYA ME-NON-TON!
Padahal apa, Evelyn sudah takut bukan main! Seluruh tubuhnya bahkan basah keringat!
Sang Penyihir Putih Leora pun berada di ujung tempat tidur.
Mendadak, rambut hijau Leora menaik. Rambutnya mengambang. Muncullah sinar yang begitu menyilaukan, sinar itu mengalir dari tubuh Leora.
Sulur-sulur cahaya itu tampak dengan sangat jelas, lalu teralir ke tubuh Evelyn. Bermula dari kaki Evelyn. Seperti ada aliran aneh yang merambati kakinya. Agak dingin, tetapi cukup tidak nyaman.
Evelyn memberontak! Gadis itu berteriak ketakutan! "AARRRGGHH!! TOLONG!!"
Evelyn merangkak dari tempat tidur, dia hendak pergi dari tempat tidur itu. Tiba-tiba apa, sulur-sulur cahaya itu mengingat tangan dan juga kakinya. Mengekangnya. Sampai Evelyn tak bisa bergerak!
Saat itulah, Raja Archer berkata, "Rau Jennifer, tenanglah! Kamu akan baik baik saja! Semakin kamu memberontak, kamu malah semakin kesakitan!!"
Tiga orang yang semula menontonnya, beralih ke tubuh Evelyn. Mereka pun turut memegangi tubuh Evelyn. Raja Archer memegang tangan kanannya, Bibi Ausy tangan kirinya, sementara Tuan Barron siap memegangi kaki Evelyn.
Tuhan, oh astaga! Apa ini! Ini ritual mengeluaran arwah atau bagaimana?
Hei, sungguh! Di bumi tidak ada sihir semacam ini! Bumi tidak ada orang dengan kemampuan mengerikan ini!
Sekujur tubuh Evelyn menegang. Sulur-sulur itu mulai merambati tubuhnya.
Evelyn mulai merasakan dirinya tengah berada dalam lingkup sulur cahaya. Cahaya yang semula merambat ke kaki, beralih ke pinggang, tangan, tubuh bagian atas .. hingga kini sudah di leher.
Evelyn merinding. Dia menggeliat ke kanan dan ke kiri. "Jangan, jangan, jangan!!!"
Gadis itu berteriak keras, berusaha agar sulur itu tidak menaiki lehernya. Tidak menutupi kepalanya!
Tetapi, sekeras apa pun dia mencoba. Itu percuma. Itu adalah sebuah kesia-siaan. Itu tidak mungkin.
Evelyn terus memberontak hingga titik terakhir … sampai akhirnya … sulur-sulur itu menutupi wajah Evelyn.
Gadis itu pun pingsan.
* * *
Evelyn terbangun dalam sebuah ruang putih semu merah muda hampa udara. Gadis itu melayang-layang tanpa busana di sana. Evelyn melihat ke arah tangannya. Tangannya bercahaya.
'Apa yang sedang terjadi di sini?'
Evelyn mencoba untuk keluar dari sana, dia terbang ke sana kemari, mencari pintu keluar. Tetapi tidak didapatkan olehnya.
Sesaat setelah dia mengelilingi tempat itu, seorang perempuan muncul.
Ya. Dia adalah Sang Penyihir Putih, Leora.
Leora kembali memandangi Evelyn. Kali ini … Leora tersenyum. Senyum yang misterius, entah apa maksudnya. "Ternyata ini wujud aslimu."
Evelyn melihat tangannya dan juga bagian tubuhnya yang tanpa busana itu.
Di sanalah Evelyn menyadari … kalau inilah bentuk tubuhnya. Kalau dia kembali ke sosok Evelyn.
"Apa yang terjadi denganku dan siapa kamu?" tanya Evelyn.
"Kamulah yang siapa, Nona Muda. Kenapa jiwamu berada dalam tubuh Ratu Jennifer… dan… ke mana Ratu Jennifer yang sesungguhnya?"
Evelyn menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mengerti maksudmu. Aku juga tak mengerti kenapa aku di sini."
"Kamu tidak tahu kenapa kamu datang ke kerajaan kami, dan mengacaukan stabilitas kerajaan kami?"
"Katakanlah yang sesungguhnya. Kamu adalah utusan Penyihir Kegelapan bukan?"
Evelyn menggelengkan kepalanya lagi. Dia mulai kesal. Oh astaga. Dia bahkan tidak tahu, dia saat ini berada di mana, kenapa dia melayang dan lagi tanpa busana, siapa perempuan di depannya, kenapa dia ada di sini!
Evelyn tidak tahu semua itu bersama dengan jutaan pertanyaan yang menjejal dan melesak di kepalanya! Tetapi apa?
Perempuan menyebalkan itu malah bertanya ditambah lagi menodong soal Penyihir Kegelapan!
"Aku tidak tahu apa maksudmu. Dan aku tidak mengenal Penyihir Kegelapan."
"Siapa yang membawamju ke Kerajaan Atlanta?" tanya Leora, tidak pernah merasa cukup dengan jawaban Evelyn. Dia tidak percaya kepada Evelyn.
"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu, aku tidak tahu!!" Evelyn akhirnya menjerit keras dengan nada yang sangat tinggi.
Dia kesal, benci, segala macam menjadi satu.
Di saat kebencian Evelyn makin besar, tiba-tiba saja … DUAR!!!
TERJADI LEDAKAN YANG SANGAT BESAR DI SANA!
Penyihir Putih Leora dan Evelyn segera terpisah! Keduanya kaget dengan ledakan asap hitam yang berada di antara keduanya. Lalu, terdengar samar-samar suara tawa lelaki. 'Hahahaha. Hahahaha.'
Suara tawa itu membahana dan menggelegar sangat mengerikan. Seketika itu juga, Evelyn melemas. Gadis itu melayang mundur secara alami. Sampai akhirnya … mata gadis itu tertutup secara sempurna.
"HAH!!!"
Evelyn terbangun dengan kondisi terkejut. Matanya terbuka. Dia terduduk seketika. Seluruh keringat membanjir. Napasnya terengah engah.
Dia melihat tangannya. Sulur-sulur itu tidak lagi mengikatnya. Dia sudah bebas.
Evelyn memandang ke samping kanan kirinya. Dia melihat Tuan Barron, Bibi Ausy … dan juga Raja Archer.
Ketiganya pun melihat Evelyn dengan tatapan cemas.
Sementara itu, Evelyn melihat sosok Penyihir Putih yang datang kepadanya. Dia pun memberikan segelas cokelat panas kepadanya. "Minumlah."
Evelyn ragu menerimanya. Akan tetapi, dengan wajah kelembutan dan perkataan yang berasal dari Raja Archer, Leora pun menerimanya.
"Minumlah, Jennifer." ujar Raja Archer.
Evelyn mengangguk. Dia mulai meneguk minuman tersebut. Minuman itu seakan mengembalikan rasa lemas di tubuhnya. Lalu, ikut menenangkan detak jantungnya.
Selepas minum beberapa teguk, dia menatap ke arah mereka semua. "Apa… apa yang telah kalian lakukan kepadaku?"
Semua orang di sana menunduk dalam. Termasuk Raja Archer. Lelaki itu pun berucap. "Maafkan aku."
"Bukan perkataan maaf yang aku ingin dengar. Tetapi sebuah penjelasan. Dari mana Raja belakangan ini … dan siapa perempuan dengan rambut berwarna hijau lumut ini?!"
Evelyn menyentak. Amarah yang belum sempat ia keluarkan, segera ia keluarkan! Mau bagaimana lagi! Orang dia kesal.
Kini, Evelyn memandang tajam ke arah mereka semua. Dia meminta jawaban.
* * *