Chereads / MY QUEEN (Bahasa Indonesia) / Chapter 14 - Datang ke Penyihir Putih

Chapter 14 - Datang ke Penyihir Putih

Raja Archer akhirnya tiba di tempat Penyihir Putih, Leora. Tadi pagi, ketika matahari terbit, Raja Archer bersama dengan Tuan Barron langsung mengemas barang-barang dan pergi ke tempat Penyihir Putih. Mereka memasuki hutan, dan memacu kuda sangat cepat. Sehingga, di hari kedua ini, di siang hari, mereka tiba di kediaman Leora.

Penyihir Putih berada di rumah pohon di dalam hutan. Pohon yang sangat tinggi menjulang ke atas. Pohon ini terlihat bercahaya dibandingkan pohon-pohon lainnya.

Sudah lama sekali Raja Archer tidak bertandang ke kediaman Penyihir Putih. Tidak mengherankan kalau dia sedikit canggung kepadanya. "Apakah dia ada di rumah?"

"Bagaimana kalau kita mengetuk rumahnya saja?" tanya Tuan Barron kepada Raja Archer.

Raja Archer pun mengiyakan. Dia maju, memasuki teras Penyihir Putih. Memasuki daerah itu, hawa dingin menyeruak dalam diri Raja Archer. Hawa dingin yang menenangkan, sepoi-sepoi, dan juga sangat tenteram.

Tuk, tuk, tuk.

Raja Archer mengetuk pintu dengan perlahan, tidak berniat untuk mengganggunya.

Ketika Raja Archer mengetuknya, sosok Penyihir Putih Leora turun dari puncak pohon. Sayapnya membentang sihirnya membentang besar sekitar dua meter. Sayap itu … sangat bercahaya.

"Lama tidak berjumpa denganmu, Raja Archer." ujar Penyihir Putih Leora saat dia menginjakkan kaki di tanah.

Wajah Sang Penyihir sangat berseri, tampak cantik, dengan sulur-sulur tiara dari dedaunan yang mengelilingi kepalanya. Gaunnya berwarna putih dengan tali yang mengikat ke leher, sehingga terlihat jelas punggungnya yang putih dan mulus.

Sayap-sayapnya pun hilang begitu dia menjejakkan kaki di tanah.

Sebuah keindahan yang hakiki …

"Apa kabarmu?" tanya Penyihir Putih Leora kepada Raja Archer sangat lembut.

"Kabarku baik …"

"Ada apa gerangan kamu ke sini, Raja Archer? Kamu membutuhkan bantuanku, bukan?"

Raja Archer menyeringai. "Kamu memang tak pernah kehilangan kepekaanmu."

"Ayo, masuklah ke rumahku lebih dulu…"

Penyihir Putih Leora mempersilakan Raja Archer dan Tuan Barron untuk masuk ke dalam rumahnya. Rumah itu terbuat dari kayu dengan furnitur yang sangat halus dan indah.

Beberapa barang-barang di sana bergerak dengan sendirinya. Karena dikendalikan oleh sihir dari Penyihir Putih Leora.

"Kamu selalu luar biasa."

Penyihir Putih Leora menjentikkan jemari lentiknya, salah satu teko pun menuangkan teh ke cangkir teh dengan sendirinya, memberikannya kepada Raja Archer dan Tuan Barron.

Kedua lelaki tersebut sudah pernah melihat Penyihir Putih Leora. Dia sudah terbiasa untuk melihat keajaiban-keajaiban apabila bersama dengan Penyihir Putih Leora.

Penyihir Putih Leora menyeringai, "Sebagai orang yang dipercaya dengan kekuatan sihir, bagaimana aku bisa biasa saja?"

Raja Archer tertawa dengan ungkapan dari Penyihir Putih Leora. "Yah … kamu memang satu-satunya orang yang kupercaya dan kerajaan ini percaya apabila ada sesuatu hal yang tidak rasional terjadi."

"Aku sudah merasakan energimu sejak masuk ke hutan. Jadi, aku langsung bersiap kamu akan datang."

"Dari hutan sana, aku merasakan kamu memiliki banyak kekhawatiran. Apa yang kamu khawatirkan, Wahai Raja Negeriku?"

Raja Archer pun menghela napasnya. Dia menceritakan dengan perlahan … Gurat kesedihan jelas tampak di wajah Raja Archer. "Ini tentang isteriku…"

"Ada apa dengan istrimu?"

Di kala itulah, Raja Archer menceritakan seluruh hal yang terjadi tentang Ratu Jennifer. Keanehan-keanehan yang terjadi, serta kemalangan nasib Ratu Jennifer yang sakit dan melupakan segalanya.

Penyihir Putih Leora simpati dengan Raja Archer yang sedih. Dia bahkan rela datang jauh-jauh dari Istana ke Hutan hanya untuk bertemu dan menanyakan kondisi isterinya.

Penyihir Putih Leora menghela napas panjangnya ketika cerita itu berakhir. "Aku tidak bisa membantu banyak. Aku tidak mengetahui apa-apa tentang isterimu."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

"Aku akan datang berkunjung dan mengamatinya secara langsung."

* * *

Hari sudah pagi lagi. Evelyn bangkit dari tempat tidurnya.

Kalian tahu, aktivitas manusia sebenarnya terdiri dari beberapa rutinitas yang sama sejak mereka kecil hingga dewasa. Pertama, seseorang akan bangun dari tempat tidur, lalu mereka akan mandi.

Kedua, setelah mandi, mereka melakukan aktivitas sesuai dengan pekerjaan dan kegiatannya masing-masing.

Ketiga, mereka akan makan, melanjutkan aktivitas, dan nantinya pulang.

Lalu … tidur kembali.

Aktivitas manusia hanyalah serentetan kegiatan yang sama dan berulang. Tidak ada bedanya.

Dulu, Evelyn sangat berharap dia bisa tidur sepuasnya, makan sepuasnya juga. Tetapi, ketika dia di hadapkan pada hal tersebut, di dunia antah berantah, (INGAT DUNIA ANTAH BERANTAH. BUKAN BUMI), Evelyn merasa kesepian dan ingin kembali saja ke bumi.

'Tidak ada gunanya juga aku di sini.'

Evelyn menghela napas panjangnya. Gadis itu pun segera keluar dari sana. Mandi. Setelah kemairn dia di suruh-suruh dan tak mau mandi. Akhirnya pagi ini mandi juga. Tanpa tekanan.

Setelah keluar dari kamar mandi, Evelyn akan didandani dengan gaun cantik dan manis. Lalu, dia disuruh makan pagi.

Dan setelahnya, Evelyn bebas mengelana di istana besar, mewah, dan super mahal ini.

Berikutnya … dia menunggu malam untuk tidur lagi.

Seperti itulah aktivitas Evelyn sehari-hari. Bagaimana dia tidak bosan?

Ketika Evelyn sarapan pagi, dia menyendokkan sup yang hangat tanpa minat, meskipun rasanya nikmat.

Mendadak, dia teringat dengan sosok Raja Archer. Setidaknya, dia punya teman bicara bukan.

Bertanya kepada Bibi Ausy, "Ke mana Raja Archer?"

Bibi Ausy malah ingin memukul kepala Evelyn. Dia gemas. "Kan kemarin sudah diberitahu sebelumnya. Raja Archer sedang pergi. Dia ada kepentingan di luar."

'Ah, ya. Aku baru ingat. Dia ada dinas di luar. Raja kan memang harus memiliki hubungan yang baik dengan sekitarnya.' batin Evelyn.

"Kalau begitu kapan dia kembali?" tanya gadis itu.

Lagi dan lagi, Bibi Ausy tampak menelusupkan emosinya kepada Ratu Jennifer ini. "Ratu Jennifer tersayang, aku sudah memberitahumu kalau Raja akan kembali dalam kurun waktu tiga hari. Berarti. masih ada dua hari lagi dari sekarang."

"Masih lama ya…" gumam Evelyn.

"Benar sekali."

Evelyn menghela napas panjangnya, dia menggumam. Sangat lirih tapi kentara untuk didengar. 'Aku … merindukannya.'

Sementara itu, Bibi Ausy kaget dengan suara yang tercetus dari bibri Ratu Jennifer. 'Apa katanya tadi? Ratu Jennifer mengatakan kalau dia rindu dengan Raja Archer bukan? Dia rindu dengan Raja Archer?! Sungguh???!!'

"Ratu Jennifer, apakah aku tidak salah dengar?" tanya Bibi Ausy.

"Kenapa memangnya?"

"Tadi, Ratu Jennifer mengatakan kalau Ratu merindukannya."

Evelyn mendadak bingung. Aduh, sepertinya dia salah bicara. Tetapi, Evelyn tetap berusaha untuk tenang. Bahkan dia kelewat tenang. Dia menjawab enteng. "Aku memang merindukannya kok."

"A, apa?? Ratu Jennifer merindukannya???"

"Orang aku hidup di istana sebesar ini sendirian. Hanya dengan beberapa pelayan dan prajurit yang aku kenal. Bagaimana aku tidak merindukannya?"

"Aku kangen dia jelas. Kangen dalam artian … aku kesepian dan butuh teman."

Harapan yang Bibi Ausy lenyap! Dasar Ratu Jennifer! Sudah melambungkan jauh tinggi ke awan, kalau dia punya rasa yang sama kepada Raja Archer, tetapi malah dengan mudah dilesapkan ke bumi! Huh!!

* * *