"Jangan berbohong padaku, atau kamu akan mati dengan sangat buruk!" Suaranya Anthony sedikit lebih tinggi.
"Aku ada di Pasar Atom ... Aku terjatuh dan tidak sengaja menghancurkan salah satu toko baju, dan mereka tidak membiarkan aku pergi..." Sedikit kejujuran itu akhirnya keluar.
"Tunggu aku di sana!" Sebelum Natalie sempat menjawab, Anthony sudah menutup telepon.
Dalam waktu kurang dari 20 menit, ada beberapa mobil mewah diparkir di halaman parkir mall. Lebih dari 30 pengawal memakai kacamata hitam bergegas masuk, wajah dan tatapan mata mereka terlihat dingin. Tetapi ada satu orang yang paling terlihat menakutkan, dia adalah Anthony Stevano.
Ketika melihat wajah Anthony, Natalie gugup sekaligus bersemangat.
"Tuan … Anthony, aku di sini!"
Anthony memutar kepalanya dan melihat sosok Natalie yang mungil.
Wajah perempuan itu pucat, dan lantai toko itu penuh dengan kaca dan barang-barang yang berjatuhan.
Melihat tangannya disembunyikan di belakangnya, Anthony mengerutkan kening sedikit, dan menarik tangannya secara langsung.
Natalie berteriak dengan rasa sakit yang rendah. "Ah!"
Wajahnya yang tampan segera berubah menjadi suram, matanya memerah dan penuh api kebencian.
"Tuan, apa kamu kenal perempuan ini? Dia menghancurkan isi tokoku dan tidak punya uang untuk membayar... " Penjaga toko itu datang untuk menjelaskan.
Melihat Natalie terluka, hati Anthony sudah mendidih. Dan sekarang kata-kata penjaga toko ini makin membakar hatinya.
Dia berbalik, mengangkat kakinya dan menendang sederatan manekin. Lalu dengan marah dia berkata. "Berisik!!!"
Penjaga toko itu sangat ketakutan. Lalu dia melihat pengawal-pengawal itu ikut menghancurkan tokonya dengan cara yang mengerikan... Dia hanya bisa menjerit dan mundur.
Tidak lama kemudian, semua pakaian kelas atas itu dilemparkan dan diinjak-injak di lantai. Si penjaga toko hanya bisa berjongkok di sudut sambil gemetar.
Kedatangan Anthony ini meninggalkan kesan yang kuat dan menakutkan. Penjaga toko itu benar-benar mengira bahwa nyawanya hari ini akan berakhir. Semua karyawannya juga ikut meringkuk di sudut toko. Tidak ada yang berani untuk memanggil bantuan ataupun polisi.
Kejadian ini terus berjalan hingga semua isi toko itu porak poranda.
Setelah itu, Anthony hanya melemparkan beberapa tumpukan uang kertas di lantai dan mencekik salah satu karyawan.
"Dengar, katakan pada atasan kalian bahwa tokonya dihancurkan oleh Anthony Stevano. Suruh dia datang ke hadapanku dalam 3 hari atau seluruh keluarganya akan kubunuh karena berani menyentuh dan melukai wanitaku."
Setelah kata-kata itu jatuh, Anthony berbalik dan memeluk Natalie sambil berjalan keluar dari toko.
Semua karyawan di sana hanya bisa melongo.
Ya ampun, wanita tanpa uang itu ternyata pasangannya Anthony Stevano yang terkenal itu?
Tampaknya mereka benar-benar menginjak ranjau.
Berjalan di lorong mall, Anthony berjalan sambil memeluk Natalie. Sepanjang jalan, banyak orang berhenti, menunjuk, dan kagum.
"Lihat, bukankah itu presiden Anthony? Ya Tuhan tampan sekali!"
"Wanita itu pacarnya? Benar-benar sebuah kebahagiaan!"
Semua perempuan menatap Natalie dengan tatapan iri.
Natalie tidak terbiasa dengan tatapan ini, alhasil dia meringkuk di pelukannya Anthony sambil mengerutkan bibirnya.
"Apakah kamu bisa biarkan aku berjalan sendiri? Kakiku tidak terluka!"
Anthony memeluknya sama persis ketika terakhir kali kakinya terkilir. Bukankah sekarang cuma tangannya yang terluka? Buat apa dia sampai memeluknya seperti ini!
"Tutup mulutmu, jika aku terlambat, kamu bahkan sudah tidak bernyawa!" Wajahnya yang tampan itu gelap dan tampak lebih marah dari sebelumnya.
"Aku benar-benar baik-baik saja, ah!"
"Kalau kamu mau beli baju, kenapa kamu tidak minta David atau berbicara padaku? Bukankah aku sudah bilang kalau di luar sini banyak orang jahat dan mesum?"
Anthony memarahinya sepanjang jalan.
Natalie hanya bisa menerima ceramahnya ini, tetapi dia sedikit tertawa ketika dia mengatakan bahwa di mana-mana ada orang jahat dan mesum.
Setelah tiba di rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan dan hendak mengambil sepotong kaca dari telapak tangannya.
Natalie sejak kecil takut meminum obat dan jarum suntikan. Dia juga takut sama dokter. Ketika dia melihat pinset yang akan datang, wajahnya berubah pucat.
Dia menjerit ketakutan ketika dokter itu cuma memegang tangannya.
Anthony melihat ini dan berbisik. "Pak dokter sudah berapa lama bekerja? Saya tidak keberatan memensiunkan bapak kalau kerjanya memang tidak becus."
Mendengar nada tajam dan dingin tersebut, dokter ini sudah berkeringat dingin. "Nona, memang ini akan terasa sedikit sakit, coba tahanlah sebentar."
"Oh, tidak masalah. Hanya saja aku dari dulu takut kalau pergi ke dokter!" Natalie sedikit malu.
Dengan cepat dia melambaikan tangan kepada Anthony lagi
David yang berjaga di luar memasang wajah khawatir.
Dia belum pernah melihat wajah khawatir tuan mudanya selama bertahun-tahun.
Beberapa orang mengatakan bahwa cinta adalah sejenis penyakit ... Dia takut bahwa tuan muda akan terkena penyakit ini lagi.
Setelah operasi kecil itu, Natalie menemukan bahwa dokternya itu lebih gugup daripada dirinya. Dan tangannya yang memegang serpihan kaca itu bergetar tanpa henti.
Jelas, dia juga tahu kekuatan dari seorang Anthony Stevano dan takut.
Ketika meninggalkan rumah sakit, para pengawal membentuk lingkaran dan membiarkan Anthony serta Natalie berada di tengah untuk menghindari seseorang secara tidak sengaja bertemu dengannya.
Mereka hanya berkunjung ke dokter, tidak perlu sewaspada seperti ini kan?
Atau apakah orang-orang kaya yang suka pamer semuanya seperti ini?
Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka pergi ke restoran.
Ini adalah pertama kalinya Anthony membawanya keluar untuk makan malam. Di restoran masakan Perancis yang mewah, Natalie menatap steaknya yang datang sekaligus menatap tangan kanannya. Kain perban yang menggulung telapak tangannya itu sangat tebal, bagaimana caranya makan!
Kenapa harus tangan kanannya yang terluka? Makan, menulis, bahkan gosok gigi semuanya menggunakan tangan kanan!
Ketika dia mengangkat kepalanya, tatapan Anthony sudah menatapnya sejak lama.
"Jika aku tidak meneleponmu, apa kamu akan menghabiskan seluruh hidupmu di toko itu?"
Natalie lalu berpikir, jika Anthony tidak meneleponnya, berapa lama dia akan terjebak di sana?
"Aku..."
Natalie ragu-ragu untuk beberapa saat. Pada saat itu, dia benar-benar memikirkan sosok Anthony.
Karena selain Anthony, hampir tidak ada orang lain di dunia ini yang dapat membantunya.
Namun, dia berpikir bahwa hubungannya saat ini hanya berdasarkan kontrak. Apakah dia akan benar-benar membantunya?
Apa yang Anthony butuhkan dari dirinya adalah tubuhnya, dan apa yang Natalie inginkan adalah uang 10 miliar yang dijanjikan.
"Kita hanya pasangan berdasarkan kontrak..."
Begitu dia berbicara, Anthony mengulurkan tangan dan meremas dagu kecilnya dengan kuat.
"Mau itu kontrak atau tidak, kamu yang sekarang adalah kekasihku!! Ingatlah bahwa kamu adalah satu-satunya wanita yang bisa berdiri tegak di kota ini, jangan pernah membiarkan orang meremehkanmu, mengerti?"
Kata-katanya arogan dan sombong.
Tetapi itu membuat hatinya bergetar pelan.
Orang yang telah dia cintai selama empat tahun tidak pernah bilang begitu.
Hatinya hangat dan matanya mulai makin berat. Dia tiba-tiba merasakan rasa yang kuat dari rasa kebahagiaan yang muncul dari hatinya, yang membuat dia ingin meneteskan air mata.
"Kenapa kamu menangis?" Alis Anthony mengerut sedikit, dan tangannya mengendur tanpa disadari. Dia berpikir bahwa dia mencubit dagunya terlalu keras dan menyakitinya.
Sambil menyeka air mata, Natalie tersenyum, dan dengan santai mengatakan. "Begitu banyak makanan lezat di depanku tapi tanganku tidak bisa bergerak, hal itu membuatku merasa sedih."
Jawaban ini membuat dia sangat puas, bibirnya sedikit melengkung.
"Orang sepertiku tidak pernah mendulang seorang wanita!"
Dia mengangkat dagunya dan berkata dengan bangga dan percaya diri. Kemudian dia datang lebih dekat dengannya. "Namun, jika kamu bersedia untuk mengambil inisiatif nanti di malam hari, aku tidak keberatan membantumu memotong steak! Bahkan aku bersedia untuk membantumu membersihkan setiap bagian dari tubuhmu nanti saat pulang..."