"Apa?"
Luna juga kaget dengan apa yang dia katakan, dia tidak menyangka sama sekali kalau dia akan bicara seperti itu, apa Luna sudah gila! Dia sudah senang setengah mati karena bisa bicara dan berjalan-jalan bersama dengan Laskar, bahkan debaran jantungnya sudah seperti suara drum, dia tidak sanggup untuk berada sangat dekat dengan Laskar, bisa-bisa jantungnya meledak dan dia tewas di tempat.
Tapi apa yang dia katakan tadi? Dia tidak suka saat mendengar Laskar terus bicara tentang Rena tapi dia tidak punya hak untuk marah ataupun kesal, yang membuat Luna lebih sedih lagi-lagi adalah tiap kata yang di ucapkan Laskar dengan penuh perhatian dan sayang itu pada Rena, dia mampu bicara seperti itu saat dia sendiri tidak bisa memiliki Rena. Luna tidak mau orang yang dia cintai terus-menerus menahan perihnya sakit hati seperti ini.
"Laskar suka Rena, 'kan? Rena juga suka Laskar. Tidak apa-apa, kan kalau kalian bersama, kalian juga saling mencintai."
"..." Laskad diam sejenak, dia melanjutkan langkahnya tapi kemudian dia berbalik lagi menghadap Luna seraya tersenyum.
"Terlihat sangat jelas ya kalau aku menyukainya? Haha ... aku juga sempat berfikir egois seperti itu Luna, tapi aku akan jauh lebih bahagia kalau Rena bisa tersenyum tanpa memikirkanku, aku tidak mau membebaninya Luna, aku tidak bisa membebaninya dengan pilihan berat antara Chris yang di jodohkan oleh orang tua kalian dan aku."
"Tapi, Rena mencintaimu dan Laskar juga. Itu tidak adil bagimu dan juga Rena, 'kan?"
"Aku senang." Laskar tersenyum lembut lalu tangannya meraih pucuk kepala Luna yang hanya setinggi bawah dada Laskar, "Aku senang Rena mempunyai adik yang begitu memikirkannya. Walaupun tidak bisa bersamanya setidaknya dia memiliki adik yang baik yang bisa menjaganya."
Tidak! Bukan seperti ini yang aku mau! Luna mau Laskar memikirkan dirinya sendiri sekali saja, aku mau Laskar bahagia, bukannya terus mengalah seperti ini.
"Tidak!" Luna tanpa sadar mundur beberapa langkah sehingga belaian Laskar di pucuk kepalanya terlepas, Laskar terlihat sangat kaget dengan suara nyaring Luna, baginya itu terdengar seperti bentakan.
"Aku benci Rena! Aku memintamu bersamanya karena hanya kau yang bisa melindungi Rena! Lindungi Rena dariku, karena aku akan menghancurkannya!"
"Luna, kau ini bicara apa? Kau tidak jahat, aku yakin kau sangat menyayangi Rena. Rena itu tidak mempunyai kemampuan untuk membuat orang lain membencinya." Masih dengan senyum yang sama Laskar lagi-lagi terus memuji Rena.
"Laskar bicara seolah Rena itu malaikat, Rena selalu dapat segalanya yang dia inginkan, bahkan yang Luna mau selalu di rebut Rena! Tuhan tidak adil! Luna benci Rena!" Mata Luna berkaca-kaca, kali ini ucapannya tidak sepenuhnya bohong, Luna memang iri dengan Rena tapi dia tidak benci Rena.
"Luna ...."
"Rena itu serigala berbulu domba! Dia bersembunyi di balik wajah cantik dan tubuh lemahnya! Dia itu-"
"Cukup Luna! Jangan menjelek-jelekkan kakakmu sendiri!" Senyum di wajah Laskar menghilang, dia terlihat kehilangan kesabarannya, lalu dia menghela nafas panjang untuk mengontrol emosinya.
Luna sedih karena Laskar membentaknya, tapi dia juga senang ... karena kalau Laskar membencinya dan menganggapnya jahat maka semuanya akan berjalan lancar.
"Kenapa kau membenci Rena? Rena sangat menyayangimu, dia selalu bercerita tentangmu, saat kami pergi dia selalu tidak lupa membelikan sesuatu untukmu, dia begitu memikirkanmu..." Laskar berkata dengan penuh kesabaran sekarang.
"Jangan tanya kenapa aku benci Rena. Bagaimana dengan Laskar sendiri? Laskar sudah begitu lama mencintai Rena, tapi Rena sama sekali tidak menghiraukan perasaan Laskar, 'kan? Rena itu egois!"
Luna meremas bajunya dengan kedua tangannya yang berkeringat, dia serius mau melakukan ini? Dia serius mau terlihat jahat di depan Laskar? Tidak apa, Luna siap untuk di benci olehnya, yang tepenting semua ini untuk kebahagiaan Laskar.
"Aku mencintai Rena, aku akan bahagia kalau Rena bahagia, meskipun harus merelakannya dengan laki-laki lain aku-"
"Bohong! Pembohong!"
Luna mengigit bibirnya sendiri, dan sial! Luna sekarang menangis, bukan karena takut untuk di benci Laskar, tapi karena kesabaran Laskar untuk Rena, Luna bisa merasakan kepedihan hati Laskar yang membuat prinsip 'asal dia bahagia' seperti itu, sama seperti Luna yang juga merasa akan baik-baik saja kalau Laskar bahagia, rasanya sakit ... sangat sakit.
"L-Luna ...."
Emosi Laskar sepertinya langsung sirna saat melihat Luna menangis, wanita yang kecil mungil itu tampak lebih rapuh dari sbelumnya, membuat Laskar tidak tega. Luna terlihat sangat menderita.
"Kau pembohong. Tidak! Kau tidak bisa selamanya bilang kalau kau bahagia kalau dia bahagia, bagaimana dengan perasaanmu? Bagaimana dengan Rena kedepannya nanti! Jangan bilang kalau kau baik-baik saja, kau itu pembohong besar, aku tahu kau ingin sekali merebut Rena dari Chris, kalau begitu rebut dia!"
"Luna, aku tidak mengerti kenapa kau ingin sekali aku bersama Rena... aku tidak tahu apa yang kau maksud, tapi apa kau-"
"Ya, aku menyukai Chris. Aku menyukai Chris!" Luna cepat-cepat bicara, dia tidak akan tahu lagi harus bagaimana kalau Laskar tahu Luna mencintainya, maka Luna yakin dia akan menderita melihat wajah tidak enak hati dan rasa iba Laskar setiap saat.
"Kau menyukai pria yang dijodohkan dengan kakakmh?" Laskar mendengus tidak percaya.
'Tidak, aku bahkan tidak begitu ingat wajah si Chris itu, yang kucintai itu kau, tapi kalau Laskar berusaha merebut Rena maka Laskar akan bahagia.' batin Luna.
"Ya, aku sangat menyukai Chris dan Rena merebut Chris dariku."
"Luna, aku akan memberimu nasehat sedikit, aku mengerti perasaanmu, aku juga mencintai Rena, tapi Rena akan bahagia bersama Chris dan aku mencoba mengiklaskannya karena aku mencintainya. Relakan dia Luna, biarkan Rena bahagia." Laskar malah terdengar seperti memohon pada Luna untuk Rena.
Luna sekolah di salah satu universitas ternama dan dia pintar, jadi dia langsung membuat kata-kata yang akan membuat penilaian Faint berubah, "Tapi bagaimana kalau Chris juga mencintaiku?"
"A-apa? Luna, Chris mencintai Rena dan-"
"Tidak, Chris tidak mencintai Rena, aku dan Chris saling mencintai tapi dia lebih memilih Luna karena ini perjodohan keluarganya, dia tidak bisa menolak dengan merusak nama keluarganya."
Great Luna! Kau membuat semuanya tampak seperti sungguhan. "Aku dan Chris menderita karena Rena, kami harus menjalin hubungan secara diam-diam karena Rena!"
"Kalian saling mencintai? Menjalin hubungan diam-diam? Jadi maksudmu Chris selama ini hanya mempermainkan perasaan Rena?"
Tatapan Laskar lalu berubah menjadi benci pada Luna, "Kalian tahu betapa jahatnya kalian? Kau mencintai tunangan kakakmu sendiri dan Chris dengan sandiwaranya membuat Rena percaya kalau dia mencintai Rena tapi di belakang Chris malah mencintaimu? Kalian berdua iblis!"
"Ya, Anggaplah kami seperti itu, jadi kau mengerti,kan? Rena tidak akan bahagia bersama Chris, karena Chris hanya mencintaiku!"
Nafas Luna sesak, rasanya sesak, sakit melihat Laskar yang menatapnya dengan penuh kebencian seperti itu, dia bahkan sudah mulai terlihat jijik melihat Luna.
"Ambil Rena! Jadikan dia milikmu-"
"Diam!"
Luna tersentak dengan bentakan Faint.
"Aku tidak sudi di perintah oleh wanita iblis sepertimu, kau terlihat sangat polos tapi ternyata kau ini seorang iblis yang pintar berkamuflase. Tanpa kau minta aku akan mengambil Rena, akan kulepaskan dia dari jeratan iblis seperti kalian!"
Laskar berjalan pergi, dan entah ini takdir atau kebetulan di ujung taman Labrint itu sudah ada Chris tunangan Heidi.
"Laskar, Luna. Kalian disini, aku melihatmu dari atas, tadi Rena mencarimu Las-"
"Kau tidak pantas untuk Rena."
"Apa? Kau bicara apa?" Chris tampak bingung, sementara Luna diam seribu bahasa, dia hanya menunduk dalam diam berharap agar kebohongannya tidak terbongkar agar Laskar bisa bahagia.
"Kalian berdua sangat cocok, sesama makhluk busuk dan kotor." Luna tidak pernah melihat Laskar semarah ini, dia hanya bisa semarah ini kalau berhubungan dengan Rena saja. Laskar pergi setelah mengatakan itu, dia menabrak bahu Chris dan meninggalkan Luna dan Chris disitu.
Setelah Laskar pergi, seketika itu pula lutut Luna terasa lemas dan dia jatuh ke tanah, dia menopang tubuhnya dengan kedua tangannya lalu isak tangisnya pecah. Suara tangisnya terdengar sangat pilu sehingga membuat siapapun pasti akan bersedih hati.
Bagus Lina! Kau berhasil membuat laki-laki yang kau cintai meraih kebahagiaannya dan kau juga berhasil, kau berhasil membuatnya membencimu, bagus sekali.
"Luna? Kau kenapa? Luna!"
Chris menghampiri Luna dan membantunya bangun, Luna malah meremas kerah baju Chris hingga Chris ikut berlutut di bawah, dia menatap Chris dalam-dalam dengan masih berlinang air mata. "Luna ... ada apa ini sebenarnya?"
Luna dalam tangisnya berusaha berucap, "Maaf, maafkan aku. Maafkan aku, maafkan aku, Chris."
Malam ini adalah malam dimana dia akan di benci Laskar selama-lamanya.
***
Bersambung