Chereads / Luna: Rasa Yang Tak Berubah / Chapter 7 - Apa Luna Bisa Menghadapinya?

Chapter 7 - Apa Luna Bisa Menghadapinya?

Thea dan Ellinor saling lirik lalu keduanya menatap lagi Luna dan Laskar yang berada di beranda luar, Laskar tiba-tiba saja mengajak Luna keluar dan dengan bodohnya Luna malah menurut dan ikut dengan Laskar. Thea dan Ellinor sudah melarang tapi Thea kalah dengan anggukan Luna yang seolah bilang dia akan baik-baik saja, sementara Ellinor sendiri kalah dengan senyum menawan Laskar.

"Tidak apa membiarkan mereka berdua sendirian?" tanya Eliinor.

"Aku tidak tahu," jawab Thea.

"Dia tidak akan menyakiti Luna,kan? kau tahu,kan bagaimana bencinya dia dengan Luna dari cerita Luna saat terakhir mereka bertemu, yakin semuanya akan baik-baik saja?" tanya Ellinor lagi, kini mereka berdua menyender di meja hidangan dengan badan menghadap beranda dimana Laskar dan Luna berdiri memunggungi mereka berdua.

"Entahlah," jawab Thea lagi, dia menyilangkan tangannya mengamati dengan serius, dia mengira-ngira apa Laskar akan mengeluarkan pisau dan menusuk Luna lalu Luna akan tewas di tempat dan Laskar akan tertawa seperti Voldemort saat dia mengalahkan Harry Potter.

"Luna bisa menghadapinya?" tanya Ellinor masih dengan nada khawatir.

"Entahlah," jawab singkat Thea.

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Entahlah."

"Kau mau mati."

"Entahlah ... apa?"

Ellinor melototi Thea lalu menginjak kakinya dengan heels runcingnya, "Bisa beri aku jawaban lain yang lebih berkualitas! Luna sahabat kita dan kau bersikap tidak perduli seperti ini!"

Thea meringis sambil melompat-lompat menahan sakit di kakinya, dia menahan mulutnya untuk tidak berteriak saking sakitnya kakinya di tengah keramaian pesta ini, "kalau kau bukan putri bangsawan saja sudah kutendang bokongmu itu!"

Lalu keduanya diam lagi memandang Laskar dan Luna lagi, mereka masih memperhatikan keduanya lekat-lekat seolah mereka akan menyaksikan drama pembunuhan sebentar lagi, mereka memperhatikan tiap detail dan tiap gerak-gerik keduanya tanpa celah, bisa saja Laskar memasukkan sianida dalam minuman Luna dan membuatnya mati seperti kasus kopi Sianida Jessica. Ng? Siapa itu Jesica. Ish!

"Sudah cukup!" Ellinor menaruh gelasnya dan menarik Thea agar mendekati Luna dan Laskar, "Aku tidak tahan lagi, ayo kita lakukan sesuatu!"

"Lakukan sesuatu apa?"

"Ayo kita bantu Luna! Kita dekati dan dengarkan pembicaraan mereka, ayo!" Ellinor menarik tangan Thea lagi tapi Thea malah balik menarik tangan Ellinor hingga Ellinor terhenti dan menghadap Thea.

"Bantu Luna? Kau hanya ingin menguping saja,kan? Membantu apanya! Akan kucolok bola matamu itu!" Thea memajukan bibirnya sehingga membentuk wajah aneh menunjukan kekesalannya pada Ellinor.

"Ish! Ini semua salahmu! Kenapa kau biarkan mereka berdua! Bodoh! Bagaimana kalau terjadi sesuatu! Kau mau tanggung jawab hah!" Ellinor membentak marah Thea.

"Aku? Bukannya kamu yang membiarkan Laskar-Laskar itu membawa Luna, kamu bahkan mempersilakan keduanya pergi dengan tampang bodoh seperti perempuan jalang yang minta di panggil lagi setelah menerima bayaran!" Thea balas menyerang Ellinor dengan tindakannya tadi yang langsung terpesona dengan senyum menawan Laskar.

"Lalu sekarang bagaimana? Kita akan biarkan mereka?" Ellinor mengalihkan pembicaraan.

"Ellinor." Thea memasang tampang serius, "Ada kalanya kita harus mempercayakan hal ini pada orang yang benar-benar paham, aku yakin apapun masalahnya Luna kita bisa menghadapinya, Luna itu gadis yang kuat, aku yakin itu. Kita percayakan semuanya pada Luna." Thea dengan bijak kembali memandang Laskar dan Luna disana.

"Sungguh? Jadi kita akan diam saja melihat mereka?"

"Tidak." Tiba-tiba warna muka Thea berubah, "Lupakan apa yang kukatakan tadi, Ya Tuhan! Aku benar-benar ingin tahu dengan apa yang mereka bicarakan! Ayo kita menguping!" Thea kini sekarang yang menarik tangan Ellinor dan bersembunyi di balik pintu mengawasi Laskar dan Luna yang ada di beranda luar.

"Aish! Kau sebut dirimu laki-laki hah! Jangan sok bijak didepanku wahai kaum fakir miskin!" Ellinor melepaskankan tangan Thea lalu ikut menguping sambil mengintip-intip apa yang Laskar dan Luna bicarakan, "Kau dengar sesuatu?"

"Ssst! Diam! Aku sedang berusaha." Thea berbisik-bisik pelan dan keduanya seperti orang bodoh menempelkan tubuh mereka di ointu dan mengintip-ngintip. Sama sekali tidak menyadari kalau para tamu undangan yang ada di dalam sudah menatap mereka aneh dari tadi.

"Bagaimana keadaanmu? Kau tidak lupa makan, 'kan? Menjadi mahasiswa itu sangat berat, kau harus menjaga pola makan dan hidup sehatmu, jangan lupa olahraga teratur di pagi hari, lihat tubuh mungilmu itu, kau terlihat seperti kekurangan gizi."

Luna menangkap seluruh ucapan Laskar, tapi tidak ada sepatah katapun yang terdengar sinis ataupun benci, dia masih sepeti Laskar yang biasanya, ramah dan baik hati, tapi sebenarnya apa yang dia mau? Apa yang dia rencanakan?.

"Mmm... Laskar, apa-"

"Tahu tidak kalau Oxford hampir menjadi universitas terbaik, hampir saja mengalahkan Harvard. Tapi lebih baik kau kuliah disini, Oxford dan Inggris pergaulannya masih baik dan tidak sebebas Amerika, ingat ya Luna. Kau harus jaga pergaulan dan jangan ikut yang macam-macam, kau harus pintar-pintar pilih teman dan belajarlah yang giat, tapi jangan terlalu banyak belajar juga, sesekali keluarlah untuk main agar kau tidak jenuh."

Laskar berbicara panjang kali lebar, dia bicara dengan tidak lepas melihat pada Luna dan tetap tersenyum ramah dengan tulus, baru kali ini Luna melihat Laskar sangat antusias dan cerewet dalam bicara, saat memperhatikannya dulu dia bahkan tidak secerewet ini pada Rena, dia terkesan lembut saat bersama Rena.

"Ah i-iya. Tapi Laskar, apa-"

"Ngomong-ngomong apa yang mereka lakukan?" Laskar tidak memberi kesempatan Luna bicara! Dia selalu memotong ucapan Luna dan Luna juga tidak berani untung memotong ucapannya juga.

Luna menoleh ke belakang dan melihat kedua sahabatnya Thea dan Ellinor seperti orang bodoh menempelkan telinga mereka ke pintu, mereka terlihat seperti penguping dan setelah menyadari kalau Luna dan Laskar memperhatikan mereka, mereka bersembunyi di balik pintu tapi masih tetap mengintip.

Mereka pikir Luna maupun Laskar tidak akan lihat? Ya Tuhan! Bahkan semua tamu di pesta memperhatikan tingkah keduanya, Luna menghela nafas dan pura-pura tidak tahu saja.

"Teman-temanmu pasti sangat baik, mereka begitu mengkhawatirkanmu. Sejak awal mereka juga tampak tidak suka padaku, hahaha ...." Laskar tertawa renyah.

"Laskar dengar! Jangan potong ucapanku, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?" Luna berusaha mati-matian mengungkapkan apa yang sudah tertahan dari tadi di tenggorokannya.

"Ah, aku kentara sekali ya dari tadi, yah ... ada yang ingin kusampaikan." Dengan senyum yang semakin ramah Laskar mengucapkannya, "Aku mengatakan pada Rena semuanya, dan dia bilang dia tidak mau bersamaku, dia mencintai tunangannya dan dengan baik hati dia masih menyayangi adiknya meskipun adiknya itu bilang kalau dia menjalin hubungan dengan tunangannya."

Luna terdiam kaku, apa yang dia pikirkan sekarang? Apa yang mau dia ucapkan sekarang? Luna harus bagaimana? Kepalanya kosong. Rena sudah tahu! Dia akan di benci Rena, tapi mendengar Laskar bicara kalau Rena tidak marah mengingatkan Luna betapa ramahnya Rena dan baik hatinya kakaknya itu. Dan yang lebih menyakitkan adalah saat Luna melihat wajah Laskar yang tetap tersenyum ramah setelah mengatakan itu.

"Jadi aku-"

"Tidak! Laskar cinta Rena. Laskar bahkan bilang kalau Chris tidak pantas untuk Rena, Laskar pasti akan merebut Rena,kan? Rena tidak boleh bersama Chris!"

"Luna, biarkan mereka bersama, aku berubah fikiran setelah aku-"

"Aku cinta Chris dan aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi, kalau itu maumu biar Luna yang rebut Chris dari Rena." Luna berusaha bicara agar tenggorokannya tidak tercekat.

"Kau tidak akan bersama Chris! Tidak akan ku biarkan!" Laskar terlihat marah sekarang, senyum ramahnya menghilang berganti dengan wajah angkuh yang sedang berkobar dengan amarah yang sangat besar, "Luna ..."

Tidak.

Laskar semakin mendekati Luna, dia berbisik kecil dengan suara tertahan saking marahnya Laskar, matanya memicing tajam pada Luna dengan kobaran kemarahan yang berapi-api, "Aku bersumpah tidak akan kubiarkan kau bahagia bersama Chris, Chris hanya milik Rena. Dan aku akan menahanmu bersamaku, menyingkirkan Chris darimu agar dia membencimu, dan kau akan bersama denganku, aku akan menahanmu bersamaku."

Ini buruk!

***

Bersambung.