1. Paulina Agustinus Adriyel
Seorang gadis yang sangat cantik, baik hati, pintar memasak dan juga bisa menguasai seni bela diri.
2. Alexander William
Seorang Presdir yang sangat tampan, kejam, dingin, kaya raya dan mempunyai perusahaan baik di dalam maupun di luar negri, sangat pintar dalam bidang IT, bisnis dan juga menguasai seni bela diri.
Banyak para gadis dan wanita yang mengejar dirinya tapi sayang Presdir yang alergi pada semua wanita, terobsesi pada kebersihan sehingga jika ada yang menyentuh dirinya kulitnya akan memerah dan gatal - gatal karena itulah dirinya tidak mau di sentuh oleh wanita.
Jika ada yang berani menyentuhnya maka tidak segan - segan asisten kepercayaan akan menghukumnya.
3. Hendrik Alionso
Asisten kepercayaan Paulinus, sangat setia, kejam dan membunuh tampan ampun jika bosnya di sentuh oleh wanita karena Hendrik tahu kalau bosnya mempunyai alergi pada semua wanita. Hendrik juga menguasai seni ilmu bela diri.
4. Maria Aquila
Sahabat Paulina sejak mereka berumur 8 tahun, cantik, baik hati, pintar memasak dan juga bisa menguasai beberapa seni bela diri.
5. Rebecca Adriyel
Ibu tiri Paulina semenjak suaminya meninggal dirinya ingin menguasai harta peninggalan suaminya hingga nekat melakukan apa saja asalkan semua hartanya akan menjadi miliknya. Sifatnya yang sangat egois, sangat jahat, licik dan berani melakukan apa saja asalkan sesuai dengan apa yang diinginkan tercapai.
5. Lili Adriyel
Adik tiri Paulina, mempunyai sifat : iri hati, tamak, manja, malas, berani melakukan menghalalkan segala cara.
Asal Mula
Ayah Paulina memeluk putri semata wayangnya yang masih berumur tujuh belas tahun dari arah samping sambil duduk di tanah yang masih merah dimana jasad istrinya baru saja dikuburkan.
" Ayah.. hiks... hiks... hiks... kenapa ibu cepat sekali meninggalkan kita." ucap Paulina sambil terisak.
" Sudahlah sayang, ibumu sekarang sudah tenang di sana, sudah tidak sakit lagi. Kalau kamu menangis terus ibumu nanti sedih melihatmu menangis. Kamu tidak ingin ibumu sedih kan?" tanya ayahnya dengan kata bijaknya.
" Iya ayah." ucap Paulina
" Anak pintar." ucap ayahnya Paulina sambil melepaskan pelukannya kemudian menghapus ke dua air mata Putri tersayangnya.
" Kita sekarang pulang yuk?" ajak ayahnya Paulina.
" Baik ayah." ucap Paulina patuh.
Ke dua orang itupun meninggalkan area perkuburan menuju ke mansion mereka. Hari - hari mereka lalui berdua hingga di bulan yang ke lima setelah meninggal istrinya, ayahnya Paulina membawa seorang wanita yang seumuran dengan dirinya dan gadis yang berumur enam belas tahun.
" Paulina sini sayang, ayah kenalin dengan teman ayah." ucap ayah Paulina
Paulina berjalan mendekati ayahnya dan mengecup punggung tangan ayahnya dan bergantian dengan seorang wanita yang seumuran dengan ayahnya.
" Anak pintar dan mengerti tata karma. Siapa namamu sayang?" tanya wanita itu dengan nada lembut.
" Paulina Tante." ucap Paulina dengan nada lembut.
" Namanya cantik secantik orangnya." puji wanita itu sambil memeluk Paulina.
Paulina membalas pelukan wanita itu dan tidak berapa lama mereka melepaskan pelukannya.
" Kenalkan ini anak Tante." ucap wanita itu dengan nada lembut
" Paulina." ucap Paulina dengan nada lembut sambil tangan kanannya diarahkan ke gadis itu.
" Lili." ucap Lili sambil tersenyum dan membalas uluran tangan Paulina.
" Pelayan siapkan minuman." perintah ayah Paulina.
" Baik tuan." ucap kepala pelayan dengan nada sopan
Mereka berbicara panjang lebar dan terkadang mereka tertawa bersama. Suasana mansion yang sepi kini menjadi ramai. Setiap seminggu sekali ibu dan anak itu datang hingga tiga bulan kemudian ayahnya Paulina berbicara dengan putri semata wayangnya.
" Paulina bagaimana menurutmu dengan tante Rebecca?" tanya ayahnya Paulina
" Sangat baik ayah, ayah ingin menikah dengan tante Rebecca ya?" tebak Paulina.
" Apakah boleh?" tanya ayahnya Paulina penuh harap.
" Boleh saja ayah asalkan ayah bahagia Paulina juga ikut bahagia." ucap Paulina sambil tersenyum.
" Terima kasih sayang, kamu memang putri kesayangan ayah." puji ayahnya Paulina
Setelah selesai berbicara mereka kembali ke kamar masing-masing. Sebulan kemudian ayahnya Paulina menikah dengan tante Rebecca. Kini keluarga mereka sudah lengkap terlebih Paulina sangat bahagia karena ibu tirinya dan adik tirinya yang selisih satu tahun sangat baik padanya.
Tiga Bulan Kemudian
Kebahagiaan Paulina melihat ayahnya tidak sedih lagi membuat Paulina sangat senang tapi kebahagiaan Paulina terenggut dengan kematian ayahnya yang mengalami kecelakaan.
Kini Paulina, ibu Rebecca dan Lili berada di kuburan ayahnya.
" Ayah... hiks... hiks... kenapa secepat ini meninggalkan Paulina." ucap Paulina sambil menangis
" Sudahlah sayang, jangan menangis lagi ayahmu sudah tenang di sana." ucap ibu Rebecca sambil memeluk Paulina dari arah samping.
Paulina membalas pelukan ibu tirinya dari arah samping sambil kepalanya bersandar di bahu ibu tirinya. Setelah agak lama merekapun meninggalkan area perkuburan itu menuju ke mansion. Sampai di mansion ada dua orang sedang menunggu kedatangan mereka.
" Ada apa Joni dan Jono?" tanya ibu Rebecca dengan nada lembut
Joni adalah orang kepercayaan ayahnya Paulina sedangkan Jono adalah pengacara pribadi ayahnya Paulina.
" Maaf nyonya, bolehkah kami masuk ke dalam?" tanya Joni dengan nada sopan.
" Boleh silahkan." ucap ibu Rebecca.
Mereka pun masuk ke dalam mansion dan duduk di ruang tamu.
" Maaf Bu, Paulina mau istirahat dulu." ucap Paulina.
" Baiklah sayang, istirahat lah di kamar." ucap ibu Rebecca dengan nada lembut.
" Baik Bu, mari kak Joni dan pak Jono." ucap Paulina dengan nada lembut.
" Maaf nona ini tentang warisan peninggalan ayah nona." ucap Joni dan Jono serempak.
" Ada ibuku, biar ibuku yang mengurus semuanya." ucap Paulina
" Baik nona." ucap Joni dan Jono dengan nada sopan.
Paulina melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju ke kamar pribadinya di lantai dua sedangkan ibu tirinya Paulina yang bernama Rebecca dan Lili menemani asisten suaminya dan pengacara pribadinya.
" Ada yang bisa kami bantu?" tanya Rebecca dengan nada lembut.
" Begini nyonya semua harta warisan milik tuan Arnold akan menjadi milik Paulina sedangkan nyonya Rebecca dan Lili setiap bulan mendapatkan masing-masing Rp. 10,000,000." ucap pengacara pribadi.
" Apa yang mesti saya bantu untuk Paulina?" tanya ibu Rebecca dengan nada lembut
" Sekarang Paulina sudah berumur delapan belas tahun jadi bisa langsung menandatangani dokumen - dokumen yang berisi pengalihan hak atas semua aset berharga milik tuan Arnold ayah kandung Paulina.
" Jadi besok pagi harap datang ke kantor pengacara." sambung pengacara dengan nada ramah.
" Baik Jono nanti saya katakan dengan putriku Paulina." ucap ibu Rebecca sambil tersenyum.
" Baiklah, kalau begitu sampai bertemu besok pagi." ucap Joni dan Jono secara bersamaan.
" Baik." jawab ibu Rebecca
Joni dan Jono pergi meninggalkan mereka berdua.
" Lili kita ke ruang kerja." perintah ibunya.
" Baik Bu." jawab Lili patuh.
Merekapun pergi ke ruang kerja yang dulunya milik suaminya ketika masih hidup.
" Lili, apakah kamu ada ide untuk melenyapkan Paulina agar semua harta bisa kita miliki?" tanya ibu Rebecca.