Chereads / CEO Dan Tiga Anakku Yang Tampan / Chapter 4 - Malam Pertama

Chapter 4 - Malam Pertama

" Tuan Alexander, boleh temani aku minum?" tanya gadis itu

" Tidak, aku mau pulang." tolak Alexander

Sambil berjalan dan diikuti oleh asisten setianya yang bernama Hendrik. Gadis itupun tidak mau menyerah, gadis itu berjalan dengan cepat menyusul Alexander kemudian memegang tangannya membuat Alexander marah dan mendorong tubuh gadis itu hingga terjatuh.

bruk

akhhhhh

" Jangan pernah menyentuhku!!" bentak Alexander sambil menahan tangannya yang terasa gatal akibat sentuhan gadis itu.

Semua orang menatap Alexander dan gadis itu dan seorang pria paruh baya mendekati mereka.

" Ada apa tuan Alexander? kenapa dengan putriku?" tanya pria paruh baya itu sambil mengangkat tubuh putrinya agar berdiri.

" Anak tuan sudah berani menyentuhku, aku tidak suka, Hendrik ayo pergi." perintah Alexander sambil menahan hasratnya.

" Baik tuan." Jawab Hendrik

Mereka pergi meninggalkan tempat pesta pernikahan menuju ke mobil. Hendrik mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga mereka sudah sampai di sebuah hotel murah.

" Hendrik kenapa kamu menyewa hotel murah seperti ini." omel Alexander sambil berjalan dengan diikuti oleh Hendrik.

" Maaf tuan, hanya hotel ini yang paling bagus karena tempat menginap yang lainnya lebih jelek." ucap Hendrik

" Iya aku tahu tadi kamu cerita pas kita mau berangkat, besok pagi kamu tangkap pelakunya setelah itu kita kembali ke hotel. Siang baru kita pulang karena aku tidak betah tinggal di hotel murah ini." ucap Alexander.

" Baik tuan." ucap Hendrik patuh.

Kini mereka sudah berada di luar kamar hotel, mereka berdua terkejut karena kamar hotel nomer 306 ada dua.

" Hendrik panggil resepsionis mana kamarku? kenapa nomer 306 ada dua." perintah Alexander.

" Baik tuan." Jawab Hendrik.

Hendrik pergi ke resepsionis dan tidak berapa lama resepsionis dan Hendrik datang.

" Maaf tuan ini seharusnya 309." ucap resepsionis sambil membetulkan angka 6.

" Pergilah." usir Alexander

" Baik, sekali lagi maafkan kami." ucap resepsionis dengan nada sopan.

Alexander masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan ucapan resepsionis sedangkan Hendrik masuk ke dalam kamar 308 yang berada di sebelah tuannya.

Alexander masuk ke dalam kamarnya dan menyalakan lampu saklar.

ceklek

Kamar langsung terang kemudian Alexander membuka seluruh pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benang pun kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk meredamkan hasratnya yang semakin memuncak.

" Si*l siapa yang berani bermain - main denganku, aku akan menghukumnya secara sadis." ucap Alexander sambil mandi dengan air shower.

Setengah jam lebih Alexander mandi hingga tubuhnya menggigil tapi pengaruh obat itu belum juga hilang.

" Si*l dingin sekali tapi pengaruh obatnya belum juga hilang." omel Alexander.

Karena tubuhnya sudah sangat menggigil Alexander memutar kran shower hingga air shower berhenti mengalir. Alexander mengambil handuk dengan tubuh menggigil kemudian keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ranjang.

Alexander menarik selimutnya dan matanya langsung membulat sempurna melihat seorang gadis sedang tertidur pulas dengan tubuh tanpa sehelai benangpun.

" Siapa kamu, bangun!!" bentak Alexander

hening

" Si*l dia tidur pulas sekali haruskah aku mendorongnya hingga jatuh tapi tanganku menjadi merah dan gatal - gatal." gerutu Alexander

Gadis itu masih setia memejamkan matanya walau Alexander membentaknya membuat Alexander terpaksa memegang tubuh gadis itu untuk di dorong ke lantai.

" Kenapa aku menyentuhnya tanganku tidak langsung memerah dan gatal." ucap Alexander ketika tangannya menyentuh tubuh gadis itu.

Alexander tersenyum menyeringai kemudian langsung menind*h tubuh gadis itu. Alexander sangat senang reaksi pada kulitnya tidak berpengaruh membuat Alexander menginginkan lebih. Awalnya Alexander merasa kesulitan untuk memasuki goa yang masih sempit tapi dua kali hentakan Alexander berhasil melakukannya.

Gadis itu mengeluarkan air mata karena bagian privasinya terasa perih tapi matanya tidak sanggup untuk membukanya tapi lama kelamaan gadis itu mengeluarkan suara desahan membuat Alexander semangat.

Alexander melakukan secara berulang-ulang dan sudah tidak terhitung berapa banyak dia mengeluarkan laharnya ke rahim gadis itu hingga tubuhnya terasa lelah barulah Alexander berhenti setelah mengeluarkan laharnya.

Alexander menarik adik kecilnya dan melihat ada darah yang menempel di adik kecilnya membuat Alexander tersenyum bahagia. Alexander mengangkat tubuhnya dan berbaring di samping gadis itu dan memeluknya.

cup

" Aku akan bertanggung jawab siapapun dirimu aku tidak perduli." ucap Alexander sambil mengecup pucuk rambut gadis itu.

Tidak berapa lama Alexander pun tertidur pulas karena tubuhnya sangat lelah melakukan olahraga malam untuk pertama kalinya.

Pagi harinya Alexander perlahan membuka matanya dan menatap wajah cantik gadis yang masih tertidur pulas.

" Sebenarnya aku ingin menerkammu lagi tapi aku harus memberikan hukuman orang yang telah berani memberikan obat perangs**g padaku." ucap Alexander sambil perlahan melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Lima belas menit Alexander sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Alexander berjalan ke lemari dan memakai pakaian santai.

" Sebentar lagi aku akan kembali dan kita lanjutkan yang semalam." ucap Alexander sambil memandangi gadis yang di klaim menjadi miliknya karena gadis itu telah berhasil menyentuh tubuhnya tanpa ada reaksi kulit yang memerah dan gatal - gatal seperti sebelumnya.

Alexander pergi meninggalkan gadis itu dan keluar dari kamarnya dan menutup pintu bertepatan kedatangan asistennya. Mereka pergi menuju ke sebuah gedung tua untuk memberikan pelajaran orang yang telah berani mengusiknya.

Setelah kepergian Alexander gadis itu perlahan membuka matanya, matanya membulat sempurna karena dirinya berada di ruangan asing.

" Kenapa aku berada di sini?" ucap gadis itu

Gadis itupun bangun dan dirinya sangat terkejut melihat dirinya tanpa menggunakan sehelai benang pun.

" Apa yang terjadi kenapa aku tidak memakai pakaian sama sekali." ucap gadis itu

Gadis itupun bangun dan turun dari ranjang tapi bagian privasinya terasa perih.

" Apa yang terjadi kenapa bagian privasiku terasa perih." ucap gadis itu.

Gadis itupun bangun dan berjalan perlahan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah selesai gadis itu memakai handuk bekas di pakai oleh Alexander.

Gadis itu keluar mencari pakaiannya dan tidak berapa lama gadis itu menemukan pakaiannya yang berada di kolong meja. Gadis itupun langsung memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar hotel itu yang kebetulan tidak pernah di kunci.

Gadis itu pergi ke rumah sahabatnya yang kebetulan sangat dekat dengan hotel tempat dirinya tertidur di hotel. Singkat cerita gadis itu sudah sampai di rumah sahabatnya.

tok

tok

tok

ceklek

" Paulina." panggil sahabatnya dengan nada terkejut karena tidak biasanya pagi - pagi sahabatnya datang.

Ya gadis itu adalah Paulina yang sudah direnggut mahkota berharganya oleh Alexander.

" Maria." panggil Paulina sambil menangis.

" Kita masuk ke dalam dulu." ucap Maria

Merekapun masuk ke dalam rumah Maria dan duduk di ruang keluarga. Paulina memeluk sahabatnya sambil menangis dan menceritakan apa yang terjadi.

" Kamukan bisa program IT coba kamu retas mansionmu kita bisa tahu apa yang terjadi sebenarnya." usul Maria

" Baiklah, aku pinjam laptopmu." pinta Paulina

" Sebentar." ucap Maria

Maria berjalan ke kamarnya dan mengambil laptopnya kemudian memberikan ke Paulina. Paulina pun menerima laptop kemudian mulai meretas cctv mansionnya.

" Aku akan meretas cctv dimana aku selesai makan malam." ucap Paulina