Samsul dan Isti seperti tersirep tak bisa berteriak meminta tolong apalagi berlari pergi, wajah lelaki itu sayu dengan warna kulit kekuningan pucat, mereka tersudut di ujung dipan terpisahkan dengan tirai saat makhluk penyerupa itu duduk lalu merintih seperti orang pesakitan.
dari pintu kamar yg sudah terbuka, Samsul dan Isti bisa melihat lalu lalang ramai sesuatu melewatinya termasuk sosok nenek tua berpunggung bungkuk, mereka seperti terang-terangan menunjukkan eksistensinya. termasuk wanita bergaun putih yg biasa duduk di ruang tengah pun hadir.
kehadiran pak De yg ganjil seperti menyemarakkan kehadiran mereka semua yg menghuni dalam rumah, dalam detak jantung yg berdebar kencang itulah, sosok Pak De menoleh melihat ke mata Samsul dan Isti, ia seperti ingin berbicara dengan gigi yg sudah menguning.. air liurnya menetes,