Chereads / DIARIES OF HOROR / Chapter 23 - Chapter 23# Hantu sekolah

Chapter 23 - Chapter 23# Hantu sekolah

Beragam kisah yang menceritakan tentang keseraman gedung sekolah, banyak di antaranya memang memiliki kisah masa lalu yang menakutkan.

Jalur Cilegon - Serang, sepanjang kurang lebih 24 kilometer, menjadi santapan sehari-hari untuk bersekolah, pulang pergi jadi nyaris 50km. Semasa SMU, sekolah gw cukup jauh dari tempat tinggal, rumah di Cilegon, sekolah di kota Serang.

SMUN 1 Serang, salah satu sekolah unggulan di Banten, katanya sekolah menengah yang paling tua juga.

Sekolah gw ini letaknya persis di jalan utama kota, nyaris semua trayek angkot lewat di depannya. Dekat dari mall, dekat juga dengan pasar yang paling terkenal di Serang, Royal.

Jaman gw dulu, gedungnya belum seperti sekarang, masih jadul. Baru direnovasi total beberapa tahun setelah gw lulus, sekarang sudah bagus, bertingkat pula.

Tipikal sekolah lama, gedungnya melingkar berbentuk empat persegi panjang, di tengahnya ada lapangan multi fungsi, buat basket bisa, volley bisa, bulu tangkis juga bisa, gobak sodor kadang bisa, macam-macam.

Gerbang masuk berada paling dekat dengan jalan raya, gak punya tempat parkir luas, hanya muat beberapa mobil dan motor aja, lagi pula, waktu jaman gw, jarang banget siswa yang bawa motor ke sekolah, apa lagi mobil, kami biasa menggunakan angkutan umum.

Setelah pintu masuk, lalu masuk lorong besar yang sebelah kirinya ada ruang kepala sekolah, sebelah kanan ruang apa, gw lupa. Baru habis itu kita bisa lihat lapangan luas di tengah-tengah sekolah, sementara kanan kiri depan belakangnya ada ruang-ruang kelas dan ruang lainnya.

Begitu gambaran singkat tentang gedung sekolah gw. Detailnya nanti kapan-kapan.

Lab Biologi, letaknya di paling ujung belakang bangunan, berdekatan dengan dapur sekolah dan toilet, dibatasi oleh lorong kelas. Persis di depan lab ada ruang guru, dibatasi dengan taman kecil yang bentuknya memanjang.

Lab Biologi ini cukup luas, terdiri dari banyak meja panjang dan kursi tinggi tanpa sandaran, di ujung paling depan ruangan ada satu ruangan lagi, ruang kecil yang diperuntukkan sebagai gudang tempat menyimpan perlengkapan laboratorium.

Gw, yang nantinya akan masuk ke jurusan sosial tentu saja hanya berkesempatan menggunakan lab ini hanya pada kelas satu saja. Walaupun hanya sebentar, tapi gw punya beberapa pengalaman aneh mengenai ruangan ini.

Waktu itu masih pagi, lab juga masih kosong, gw yang nyaris setiap hari selalu datang paling awal menjadi orang pertama berada dalam ruangan. Kebetulan waktu itu pelajaran biologi menjadi pelajaran pertama, diadakannya di laboratorium pula.

Awan yang menggelayut di langit mempertegas mendung yang sudah terjadi sejak gw masih dalam perjalanan tadi, hal ini semakin menambah temaram keadaan karena sinar matahari belum bisa menyinari dengan sempurna.

Benar aja, ruangan masih kosong melompong karena masih jam tujuh kurang 20 menit, sementara jam masuk sekolah pukul 7.15. Gw langsung masuk ruangan untuk menaruh tas di atas meja, memilih kursi paling depan pojok kiri, persis di depan pintu ruang kecil yang diperuntukkan sebagai gudang tadi.

Tapi, kalau mau dirunut ke belakang, dari awal menginjakkan kaki di lab ini, gw sudah merasakan ada yang aneh, terutama dengan gudang di pojok itu. Beberapa kali gw merasa kalau di dalamnya seperti ada "aktifitas", ketika ruangan masih sepi atau pun sudah ramai siswa siswi. Begitu juga dengan pagi itu, ketika gw pertama masuk ke ruangan sudah merasakan ada yang aneh.

Hal pertama yang gw lakukan adalah menyalakan lampu, yang saklarnya berada gak jauh dari pintu masuk. Setelah lampu menyala, barulah ruangan menjadi terang, tapi tetap masih seperti malam karena di luar cukup gelap akibat mendung tadi.

Berjalan ke sudut ruangan untuk menaruh tas, pada akhirnya gw harus lewat depan pintu ruang kecil, saat itu gak terjadi apa-apa. Tapi ketika tas sudah berada di atas meja, dan posisi gw membelakangi pintu ruang kecil, gw mendengar sesuatu.

"Trak, trak, trak, trak, trak.." Kira-kira seperti itu bunyinya.

Gw langsung balik badan dan memperhatikan pintunya.

"Suara apa barusan?" Pertanyaan itu yang ada di dalam benak.

Kemudian hening, gak terdengar apa-apa lagi, namun gw terus memperhatikan pintu ruang kecil.

Beberapa saat lamanya gw masih berdiri diam, sampai akhirnya bunyi itu muncul lagi..

"Trak, trak, trak, trak, trak.."

Seketika itu pula gw merinding, perasaan tiba-tiba jadi gak enak. Langsung ambil langkah cepat ke luar ruangan, gak mau menuruti penasaran, rasa takutlah yang menang kali ini.

Memasuki jam tujuh pagi, teman-teman siswa siswi mulai berdatangan, sekolah berangsur ramai.

"Trak, trak, trak, trak, trak.."

Di tengah-tengah pelajaran, suara itu muncul lagi. Awalnya kembali mengarahkan pandangan ke pintu gudang, tapi setelah keberapa kali bunyi itu terdengar, gw memutuskan untuk mengabaikannya.

Pak Dartoyo, yang waktu itu sedang mengajar di depan kelas seperti gak mendengar apa-apa, mungkin karena bunyi itu terlalu kecil. Tapi arusnya beliau mendengar juga, karena jarak mejanya gak jauh dari pintu gudang.

"Trak, trak, trak, trak, trak.."

Entah untuk yang keberapa kali suara itu muncul lagi, gw yang awalnya cuek jadi terkesiap ketika melihat Anuri yang duduk persis di sebelah, seperti mendengar juga suara itu, dia lengsung memperhatikan pintu gudang juga.

"Lo denger Nur?" Tanya gw pelan.

"Iya Brii." Jawab Anuri.

Ah sukurlah, ternyata gw gak halu, suara itu memang benar ada.

"Suara apa ya itu?" Tanya gw lagi.

"Gak tau, udahlah cuekin aja." Begitu jawab Anuri.

Kegiatan belajar lalu berlanjut, sesekali suara itu muncul lagi dan lagi, sampai pelajaran selesai.

Selanjutnya, nyaris setiap di lab biologi, gw selalu mendengar suara itu lagi, kadang terdengar sesekali, kadang nyaris setiap lima belas menit, kadang gak terdengar sama sekali.

Dan anehnya, gak hanya Anuri, teman gw yang lain pun ada juga yang mendengar suara itu.

Sampai akhirnya pada suatu hari, di akhir jam pelajaran lab, Pak Dartoyo memanggil gw ke mejanya.

"Brii, sini."

Gw langsung mendekat ke mejanya.

"Kamu gak usah penasaran ya, jangan hiraukan suara itu, gak usah cari tau juga." Begitu kata Pak Dartoyo.

Agak kaget mendengar omongannya, gw yakin beliau sudah melihat gw bergelagat aneh sejak lama, dang gw yakin kalau Pak Dartoyo mendengar suara itu juga, gw yakin.

"Baik Pak." Jawab gw pendek, lalu kami pergi meninggalkan ruangan.

***

Pada suatu hari, pelajaran di lab biologi jadwalnya ada di paling ujung jam sekolah, sekitar jam setengah dua pelajaran selesai, setelahnya kami langsung berhamburan pulang.

Tapi, ketika sudah di pinggir jalan sedang menunggu bis, gw baru sadar kalau dompet ketinggalan di lab Bio. Gak bisa nggak, gw harus balik lagi, harus ambil dompet itu sebelum pulang.