ini adalah bagian lain dari cerita yang saya tulis, sebuah fenomena ghaib yang pernah terjadi di lingkungan rumah saya saat saya masih kecil, cerita ini tidak bermaksud menakut-nakuti.
bulan agustus, 2 tahun setelah penutupan pabrik gula diikuti dengan pembukaan pabrik kertas.
pabrik kertas ini tidak berada di wilayah pabrik gula jadi mohon digaris bawahi.
berdirinya pabrik baru tentu diikuti penyerapan tenaga kerja hal ini di manfaatkan oleh pengelola.
setelah direnovasi seadanya bangunan ini menjadi bangunan yang cukup layak untuk di tinggali, saat itu beberapa rumah juga sudah dibangun membuat fenomena rumah jejer tiga tidak lagi terlalu di khawatirkan oleh orang-orang, tapi, benarkah fenomena itu benar-benar lenyap?
di sinilah, putri datang dari sebuah desa di barat daya wilayah kami, wilayah yang sudah terkenal di provinsi kami sebagai wilayah penghasil anak-anak muda yang berani merantau, jadi buat orang yang bukan dari jawa timur, ada beberapa daerah yang memang terkenal pemuda-pemudinya ulet.
perempuan ataupun laki-lakinya benar-benar pekerja keras, hal yang membuat saya masih terpukau bila melihatnya.
sonia di terima di pabrik kertas dengan pembagian jam kerja tiga shift, setelah penerimaan itu, Sonia mulai mencari tempat untuk dirinya tinggal selama di kota orang.
saat itulah dia mendengar salah satu tempat yang menyediakan tempat tinggal, kost sonia yang dahulu pernah di kenal oleh warga desa sebagai bangunan rumah jejer tiga.
bagaimana semua di mulai?
mari masuk ke dalam ceritanya.
Sonia datang siang hari, setelah mendapat alamat dari kenalan di pabrik sampailah sonia di bangunan dengan palang "kost khusus wanita" saat sonia mendekati bangunan itu ia terkesiap meihat rumah di samping bangunan kost di penuhi oleh orang, sonia nampak penasaran melihatnya.
sonia berdiri diam cukup lama di depan rumah itu, berharap ada warga yang berbaik hati memberitahunya apa yang terjadi namun tak ada warga yang memperdulikan sonia mereka tampak sibuk saling mendorong satu sama lain melihat isi di dalam ruang tamu. Sonia akhirnya memutuskan pergi.
ia duduk di depan bangunan dimana di sediakan sebuah kursi, sembari menunggu pengelola datang Sonia mencuri-curi pandang rumah di samping bangunan yang berjarak tak jauh dari tempat sonia duduk yang hanya terhalang pohon sawo yang mulai rimbun. disela-sela sonia mengamati, tiba-tiba
dia mendengar suara menjerit, suaranya nyaris membuat Sonia melompat dari tempatnya duduk, suara itu seperti suara seorang wanita.
tak tahu apa yang terjadi, warga terdengar saling berbicara satu sama lain sampai akhirnya seseorang yang ada di dalam rumah membubarkan masa.
pintu rumah akhirya di tutup diikuti oleh warga yang berhamburan pergi, saat itulah seorang lelaki paruh baya melewati tempat sonia duduk tanpa membuang kesempatan karena rasa penasaran yang sudah mengusik batin sonia memberanikan diri untuk bertanya.
"ngapunten, ada apa ya pak?"
"oh itu mbak, Bu lastri katanya ketemplekkan sudah beberapa hari ini beliau berlaku aneh trus dipanggilkan kiyai buat bantu, sepertinya sudah baikan"
sonia hanya mengangguk, mendengarkan arti ketemplekkan dalam bahasa indonesia yang berarti "kerasukan"lelaki paruh baya itu pergi
tak lama setelah kepergian lelaki itu, pengelola datang yang adalah seorang wanita dengan sepeda kumbang, terjadi basa-basi diantara mereka mulai dari harga sewa sampai peraturan selama tinggal di sini yang salah satunya adalah dilarang keluar kost kecuali shift malam.
awalnya, Sonia merasa ada yang janggal dari ekspresi pengelola karena beberapa kali dia seperti menunduk saat sonia bertanya perihal peraturan, karena tidak ada pilihan lain sonia pun akhirnya setuju, si pengelola mengajak masuk sonia kedalam bangunan saat sonia melihat-
sekilas kearah rumah tempat warga tadi berkumpul, di jendela rumah tepatnya dikaca tembus pandang diantara rimbun batang daun pohon sawo, dia seperti melihat seorang wanita tua berambut panjang terurai melihat dirinya, ekspresinya melotot melihat sonia.
"mbak lihat apa, sini masuk" kata si pengelola melambaikan tangan yang diikuti langkah kaki sonia masuk ke dalam bangunan.
di dalam sana, Sonia melihat tiga kamar berjejer berukuran kecil yang semuanya menghadap kearah selatan sementara dua kamar lain menghadap ke utara.
pengelola menjelaskan bila bangunan ini baru saja mengalami renovasi besar-besaran, hal ini terlihat di mata sonia termasuk anak tangga di mana saat sonia bertanya tentang hal ini pengelola menjelaskan bila pembangunan untuk lantai dua belum selesai terkendala dana.
sonia mengerti.
pengelola mengantarkan sonia ke kamarnya menjelaskan bila sonia adalah penghuni ke empat dari lima kamar yang artinya ada satu kamar kosong, sialnya sonia mendapatkan kamar di samping kamar kosong itu, tepatnya kamar yang menghadap ke utara.
setelah menyelesaikan pembayaran dan serah terima kunci pengelola akhirnya pamit, ia mengatakan kalau saat ini tiga penghuni kamar sedang bekerja shift pagi jadi kemungkinan sonia untuk bertemu mereka adalah saat sore nanti, sonia mengangguk, pengelola pergi.
di dalam kamar berukuran kecil itu sonia meletakkan tas, memindahkan baju yang ada di dalamnya ke dalam almari kayu.
kamarnya sendiri tampak sederhana dengan pintu dan jendela persegi panjang keatas bertutupkan gorden untuk privasi masing-masing penghuni, saat itulah,
-sonia mendengar suara pintu terbuka yang berasal dari luar kamarnya.
sonia mendekat ke jendela, mengintip dari balik gorden, seorang wanita berambut panjang keluar dengan kaos berwarna hijau di bahunya tersampir handuk, ia berjalan dalam posisi menunduk.
denah lokasi bangunan ini sebenarnya sederhana, ruang tengah ada di antara kamar sonia dan tiga kamar jejer, sementara di bagian timur ada sekat tembok yang di pakai sebagai dapur umum sementara bagian selatan dari sekat tembok ada satu kamar mandi tempat perempuan itu masuk.
saat itu sonia tidak merasa curiga, ia berpikir mungkin saja pengelola lupa dengan jadwal penghuni kost sehingga ada satu diantara mereka yang tidak bekerja seseorang yang baru saja keluar dari kamar yang ada di tengah
meski sonia berpikir seperti itu namun hal ini menganggu dirinya
sonia melipat baju-baju miliknya sebelum berdiri untuk mengecek benarkah apa yang dia lihat ini karena sonia merasa janggal dengan sikap perempuan yang dia lihat ini.
sonia mendekati kamar mandi di mana mulai terdengar suara air berkecimpuk saat seseorang menyiram dengan gayung.
seperti tahu kehadiran sonia suara air dari dalam kamar mandi tiba-tiba berhenti begitu saja, membuat Sonia kebingungan cukup lama.
bagi sonia sendiri sikapnya ini memang tidak pantas di lakukan terlebih dirinya masih tergolong baru di tempat ini.
Sonia masih menunggu.
pintu tiba-tiba berderit terbuka di mana sonia melihat perempuan itu membuka sedikit dari dalam melihat wajah sonia, akhirnya, mereka saling melihat satu sama lain, belum terpikir bagi sonia untuk mencari alasan saat tiba-tiba perempuan itu seperti tahu apa yang sonia lakukan.
"mbaknya balik saja ke kamar. nggih"
sonia mengangguk, seperti tubuhnya dipaksa untuk menurut, ia kembali ke kamar meninggalkan perempuan itu di dalam kamar mandi.
Bersambung