Mas Denis masih mencoba menghubungiku lewat ponsel milik Danisya. Karena tadi aku lari dari rumah secara tiba-tiba dan tidak membawa ponsel ataupun dompet. Dia merayuku untuk segera pulang.
Dia juga memintaku untuk menjawab pertanyaannya perihal masalah poligami tadi. Aku yang masih kesal hanya diam dan tak merespon kata-kata dari Mas Denis itu.
"Dinda! Jawablah pertanyaanku, kau masih mau pulang ke rumahku kan? Kau masih mau menjadi istriku kan? Aku benar-benar masih mencintaimu, walaupun rasa cintaku itu tidak sebesar dulu. Akan tetapi aku berani bersumpah padamu bahwa kau masih berada di dalam hatiku yang terdalam. Lagi pula Kiara putri kita juga masih membutuhkanmu Dinda. Apa kau tega meninggalkan putri kita itu? Aku ingin kau meredam egomu. Jangan hanya karena permintaan kecil dari ibuku ini, membuat pernikahan kita yang sudah bertahun-tahun kita bina ini akan hancur seketika."