Kiara 20
Aku sudah memperingatkan Mas Denis berkali-kali agar dia berhati hati saat menyetir. Bukannya berhati-hati, Mas Denis justru semakin tambah ngebut di jalanan. Aku merasa sebal terhadap sikap Mas Denis. Aku diam dan tak lagi memperingatkan suamiku itu.
"Mas, hati-hati! Lihat depan, jangan nengok ke belakang terus!"
"Berisik! Aku hanya ingin melihat keadaan putriku saja."
"Kiara sudah baik-baik saja Mas. Dia tidur terlelap dalam pelukan Nita."
"Tentu saja Kiara tertidur nyenyak. Nita itu lebih perhatian dan lebih penyayang daripada kamu!"
"Hei Mas! Kenapa kamu jadi membandingkan aku dan Nita? Aku kan hanya mengatakan padamu bahwa Kiara aman bersama Nita."
"Diam! Aku sedang menyetir! Bisa tidak mulutmu itu diam dan berhenti bicara!"
Aku sangat kesal, mendengar perkataan suamiku itu. Aku akhirnya pindah ke bangku belakang dan memposisikan diri tidur telentang. Aku tak mau ribut lagi dengan Mas Denis selama perjalanan pulang ke rumah kami.