Karena pikiran yang sedang kacau, beberapa pekerjaanku di kantor hampir saja tidak selesai. Omongan Mama Amberly terus terngiang di telinga, hatiku masih berharap kalau wanita itu hanya bercanda saja. Sebab masih marah padaku gara-gara kejadian kemarin.
"Dinda, betulkan berkas ini. Kamu salah input data," kata Pak Anton sambil menyodorkan berkas warna hijau.
"Di mana kesalahannya, Pak?" tanyaku.
"Ada satu digit yang kamu kurangi. Hati-hati Dinda, kamu harus lebih serius mengerjakan pekerjaan ini," kata Pak Anton.
"Baik, Pak, maafkan saya," ucapku.
"Lain kali, kalau ada masalah di rumah. Jangan kamu bawa ke kantor, apalagi pekerjaan kamu di divisi keuangan," kata Pak Anton.
Seketika aku terdiam, tidak bisa berkata apapun lagi pada Pak Anton dan menatap pria itu cukup lama. Ada segurat senyum tipis, walau tidak begitu nampak jelas. Pak Anton kemudian duduk di kursinya, lalu membuka laptopnya.