Chereads / Queendom in The Water / Chapter 24 - PQ - 24

Chapter 24 - PQ - 24

"Valdo!" seru Felly begitu melihat batang hidung Frans. Tangannya masih meneteskan cairan merah. Aliran darah semestinya dalam kulit malah ia rusak untuk satu kata yaitu "healing". Bukannya sembuh, akan ada masalah baru setelah ini. Felly menghambur ke pelukan Frans, pangeran Aquarez itu masih dia anggap sebagai Valdo yang hilang.

Dita, Virsha, Arnold, dan Peto terperangah dibuatnya. Mereka bingung, apa yang harus dilakukan?

"Jangan pergi, kamu adalah milikku," rengek Felly.

"Dia adalah pangeran, bukan mantan kamu," tegas Dita. Geramnya melihat wanita cengeng seperti Felly. Ia teringat akan dirinya, saat kehilangan Tian dulu. Bagai seorang pahlawan wanita, ia menerjang segala rintangan demi mendapat Tian kembali meski belum ada titik terang dari semua usahanya paling tidak ia menyembunyikan air mata.

"Pangeran siapa?" erang Felly.

"Berhenti nangis, cuma buang-buang waktumu," ujar Dita. "Ssstt..." dia menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Bagai sihir, perintah Dita mampu membuat Felly diam. Perlahan, Felly melepas pelukan dari Frans.

"Bawa dia ke klinik, darahnya keluar terus," tukas Arnold panik.

"Bebat lukanya dengan kain, pendarahan nggak akan banyak, luka itu cuma baret aja, kok."

Dita bersimpuh menenangkan Felly, ia mengerti posisi wanita itu. Mereka sama-sama ditinggal pergi kekasih. Felly punya kekasih yang mirip Frans, mungkin Frans di kehidupan lalu.

"Kak Felly, tenang. Ini Frans, bukan Valdo. Dia pangeran dari kerajaan danau, dua bukan manusia," ungkap Dita jujur. Itu adalah penegasan agar Felly tidak merengek lagi. Tak cuma Felly yang terkesiap, Arnold dan Peto juga ikut terkejut mendengarnya.

"Ngga mungkin," komentar Arnold.

"Dia ngarang kali," bisik Peto.

"Sorry, Dita benar. Aku saksinya," tambah Virsha.

Arnold dan Peto mulai tertarik, dia mendekati Frans, Dita, dan Felly.

"Frans, kamu bukan manusia?" tanya Peto.

"Sekarang aku sedang menjadi manusia, wujudku berubah-ubah sesuai keinginan dan tenaga yang masih tersisa," ujar Frans.

"Kamu bisa jadi putri duyung gitu?" tanya Arnold.

"Tentu bisa, tapi apa kamu ngga geli ngelihat cowok telanjang dada lalu ada ekor ikan di kakinya," ujar Frans dibalas tertawa kecil dari Arnold.

"Sudah, semua ini bukan karangan, aku ngalamin sendiri," ujar Dita. Dia tetap menghibur Felly dengan mengusap-usap punggungnya.

"Kak Felly, boleh diceritakan siapa itu Valdo?" tanya Dita.

"Valdo, pacar aku yang hilang di Danau Santofe. Dia dibunuh seseorang, ada yang dendam padanya," ucap Felly dengan pandangan mata kosong. Dita mulai penasaran dengan cerita sepotong-sepotong itu. Iapun berdiri, menatap Frans dalam-dalam.

"Kamu sebenarnya siapa?" tanya Dita. Ia tidak mau terjebak dalam cerita fantasi seorang pangeran. Logikanya, jika Frans adalah Valdo, saat ini dia sudah ada di akhirat untuk menunggu seluruh umat di dunia musnah karena kiamat bukannya ada di danau dengan segala kekuatan yang ia miliki.

"Aku adalah pangeran dari Aquarez, ada di danau Santofe."

"Bagaimana kamu bisa lahir?" tanya Dita. Frans diam, dia juga tidak tahu tentang hal tersebut. Mau dikata apa, Ratu Oseanna juga badannya masih langsing seperto tidak pernah hamil padahal Frans ada sejak 2000 tahun yang lalu.

"Akupun tidak tahu karena hanya ingat saat penobatan menjadi pangeran," ujar Frans.

"Menarik," Dita menyunggingkan senyum di sebelah kanan. Dia merasa ada yang janggal dengan asal-usul Frans. Dita berpikir kalau dia adalah pangeran yang mungkin saja adalah korban penculikan Ratu Oseanna lalu ingatan masa lalunya dihapus. Sayangnya memang Felly tidak seberani Dita yang membiarkan kejadian itu hingga lima belas tahun yang lama. Felly menua, Frans tetap seperti saat pertama hilang.

Benarkah begitu?

"Boleh ngga kalau Felly ikut kita?" ajak Dita.

"Ikut gimana?" tanya Frans.

"Kita selidiki tentang kerajaan yang ada di danau, mungkin saja ada fakta-fakta yang terlewat sehingga kita terperdaya oleh jerat sang ratu," ujar Dita.

"Dita, urusanmu saja belum selesai," ujar Frans ragu.

"Aku malah khawatir kalau sebenarnya kamu adalah korban penculikan dia, Frans atau mungkin ada fakta lain yang kita belum tahu."

Arnold, Peto, Virsha, dan Felly hanya menyaksikan tukar pikiran Dita dan Frans. Mereka rasa ada banyak hal yang sudah dilalui sehingga sekarang mereka tinggal menyelesaikan teka-teki. Poros utama di sini adalah sang ratu yang suka menculik laki-laki tampan sejak dulu. Dita curiga kalau Frans dulunya adalah manusia yaitu Valdo.

"Kalau saja Felly berani sepertiku, dia juga akan menghadapi ratu di dalam danau."

"Tapi kenapa Dita bisa masuk ke dunia Aquarez? Sementara saat aku mau masuk sana, pasti susah mau masuk portal," tambah Virsha. Satu lagi keanehan bertambah. Dita sebenarnya punya kekuatan apa sehingga bisa menembus dunia bawah air?

"Dita kayaknya punya kekuatan super untuk menembus dua alam," tebak Peto.

"Separuh jiwa Dita pernah terjebak dalam Aquarez, separuhnya lagi ada di sini," ujar Frans.

"Stop!" potong Felly. "Valdo saat itu dibunuh lalu dibuang ke danau Santofe, sampai sekarang belum terungkap siapa pembunuhnya maka dari itu aku sewa detektif Peto untuk mengungkap kejadian lima belas tahun yang lalu," lanjutnya.

Kini jadi semakin misteris kalau memang diculik ratu, mestinya Frans saat itu dalam keadaan hidup. Jika Frans benar adalah Valdo berarti yang di sebelah Dita sekarang adalah .... Hantu?

"Kita harus selidiki semua ini, siapa yang membunuh Valdo? Dan kenapa?" tanya Dita.

"Felly, kenapa baru sekarang?" tanya Virsha. Harusnya sejak lima belas tahun lalu Felly sudah cari tahu. Kasus pembunuhan memang banyak yang tidak terungkap apalagi sudah belasan tahun lamanya. Barang bukti sudah pasti banyak yang hilang, tersangka saat ini pasti sudah menjalani hidup seperti biasa meskipun bisakah ia tenang setelah menghilangkan nyawa seseorang?

"Dulu saat aku kuliah, ada banyak spekulasi tentang hilangnya Valdo, mulai dari hilang terbawa arus air, kabur dari rumah, sampai meninggal karena bunuh diri. Kalaupun meninggal, jasadnya nggak ada," ujar Felly. Yang lain masih mendengarkan dengan seksama.

"Kasus hilangnya Valdo dulu viral, jadi perbincangan di mana-mana dan banyak yang datang ke danau Santofe," lanjut Felly.

"Pantesan tempat itu sampai ada larangan masuk," tukas Dita. Ada sebab, ada akibat. Mungkin saat itu kasus Valdo memang besar, Dita tidak tahu karena saat itu Dita masih lima tahun pastinya belum mengerti tentang berita pembunuhan.

"Orang tuaku melarang untuk menyelidiki kasusnya, aku masih terlalu muda saat itu, masih SMA sementara Valdo sudah kuliah," kata Felly lagi. "Sampai akhirnya aku menjalani hidup lalu menikah karena dijodohkan. Namun cerai karena memang tidak ada rasa cinta dan kecocokan. Namanya cinta yang belum selesai, aku menyelidiki kembali tentang hilangnya Valdo. Kalau dia meninggal, jasadnya tidak pernah ditemukan. Tulang belulang yang ditemukan juga belum tentu milik Valdo," cerita Felly.

"Keluarga Valdo apa masih ada?" tukas Dita penasaran.

Bersambung...

Kuy dilanjut mumpung masih gratis!!

Feel Free to DM @nadyameisitha90