Chereads / Seal The Witch's Magic / Chapter 17 - Ch. 17 - Merlin Luar Biasa

Chapter 17 - Ch. 17 - Merlin Luar Biasa

Satu jam kemudian.

Merlin sudah mengerti cara mengendalikan energi sihir miliknya. Dia juga sudah mengetahui langkah-langkah menggunakan sihir Hardening Object dan mempraktikkannya.

"Sial ... sulit sekali."

Meskipun Merlin sudah menggunakan sihir Hardening Object, pengerasan bendanya masih saja lemah. Padahal dia sudah puluhan kali mencoba, tapi penggaris yang ia pegang masih lentur dan bisa dibengkokkan dengan mudah.

Jika penggaris yang menjadi objek percobaan tidak bisa dibengkokkan, itu tandanya Merlin berhasil menggunakan Hardening objek dengan baik.

"Apa aku tidak berbakat dalam sihir?"

Merlin tiba-tiba resah karena perkembangannya yang lambat. Naufal dengan segera menghiburnya.

"Tenang saja, perkembanganmu normal kok. Ayo coba lagi."

Merlin mengangguk. Ia menatap penggaris dengan serius, lalu merapalkan mantra.

"Hardening Object!"

Merlin merasakan energi sihirnya sudah mengalir ke seluruh bagian penggaris. Dengan gugup, ia mencoba membengkokkan penggaris tersebut.

"Hah ... pengerasanku masih lemah ...." Penggaris yang dipegang masih lentur. Merlin kecewa melihat itu.

Naufal pun memberikan semangat lagi, dan Merlin kembali menggunakan sihir Harderning Object.

Dari kejauhan, Riro dan Nalia memperhatikan Merlin. Minuman mereka telah habis dan sudah diletakkan di dapur oleh seorang pelayan.

"Tampaknya, dia tidak berbakat dalam sihir," kata Nalia.

"Sepertinya begitu. Jujur saja, awalnya aku mengira dia berbakat dalam sihir karena namanya Merlin." Riro tertawa kecil.

"Aku juga demikian."

"Tapi itu tidak masalah. Tidak berbakat dalam sihir itu bukan sesuatu yang hina."

Riro mengelus dagunya. Ia memikirkan suatu metode untuk mempercepat perkembangan Merlin.

Meskipun seseorang tidak memiliki bakat sihir, ada metode yang dapat mempercepat perkembangan seseorang dalam menguasai suatu sihir. Contoh yang paling umum dan dianggap paling efektif adalah membuat orang tersebut terancam bahaya.

Sebagai teman, tentunya Riro tidak akan menggunakan metode itu pada Merlin.

"Ah!" Riro tiba-tiba melebarkan matanya dengan mulut yang terbuka lebar. Dia menemukan ide yang menurutnya sangat efektif untuk orang seperti Merlin. Riro terlihat antusias dengan idenya ini, dia yakin rencananya akan berhasil.

"Aku pergi ke warung dulu. Ada sesuatu yang ingin aku beli." Setelah mengatakan itu pada Nalia, Riro pun pergi dari tempatnya berdiri dan berjalan ke luar ruangan.

....

"Hah ... masih belum ya? Rasanya tidak ada kemajuan sama sekali."

"Jangan menyerah Merlin, coba lagi."

Naufal tetap memberi muridnya semangat meskipun dia gagal berkali-kali. Merlin sedikit heran dengan gurunya itu karena tetap optimis saat mengajarnya. Tapi di sisi lain, Merlin juga senang karena memiliki guru seperti Naufal.

Merlin pun kembali berlatih. Ia berusaha fokus untuk memperkeras benda yang dipegangnya secara pasti.

Belasan detik pun berlalu. Untuk mengecek tingkat pengerasan, Merlin membengkokkan penggarisnya lagi.

"Masih belum ..." Merlin menghembuskan nafasnya. Semakin lama, dia semakin pesimis.

"Jangan takut gagal. Lagipula ini baru hari pertama 'kan? Kau masih bisa berlatih besok."

"Benar sih. Tapi ... berlatih tanpa kemajuan rasanya sangat tidak enak. Padahal aku sudah menyita waktumu."

Naufal tertawa kecil. "Aaahhh soal menyita waktu mah nggak usah dipikirin. Fokus saja dalam berlatih. Lagipula aku nggak sibuk-sibuk amat kok. Kau juga harus semangat, jangan mudah menyerah." Naufal menepuk-nepuk pundak Merlin.

"Hehe ... baiklah." Merlin tersenyum kecil.

Meskipun baru saling mengenal, Merlin dan Naufal akrab dengan cepat. Hubungan mereka bahkan sudah seperti saudara.

"Hei! Merlin!"

Mendengar suara Riro, Merlin berbalik badan untuk melihat ke arah pintu masuk. Di sana ada Riro yang baru saja datang dari luar ruangan dan berlari ke tempat Merlin berada.

"Riro? Kenapa sebelah tangannya disembunyiin di balik badan?" gumam Merlin. Dia sedikit penasaran dengan benda apa yang Riro bawa.

Setelah Riro sampai di depan Merlin, ia meminjam penggaris sejenak. Merlin dan Naufal kebingungan, tapi mereka mengikuti perkataan Riro.

"Tunggu sebentar ya." Riro berbalik badan dan melakukan sesuatu pada penggaris itu dengan benda yang ia bawa. Dia berhati-hati agar benda yang ia beli itu tidak dilihat oleh Merlin.

"Selesai!" Riro menghadap Merlin dan mengembalikan penggaris yang ia pinjam. Penggaris plastik itu kini terbungkus oleh lakban berwarna hitam.

Naufal kebingungan melihat itu, sedangkan Merlin melebarkan kedua matanya karena takjub.

"I-Ini ... Darkness Sword!?"

Merlin melihat penggaris berbalut lakban itu dengan seksama. Seolah-olah sedang melihat pedang berkualitas tinggi.

Melihat reaksi temannya, Riro tersenyum penuh makna.

"Sekarang, gunakan sihirmu. Darkness Knight." Riro menepuk pundak Merlin, membuat si pengkhayal itu tidak bisa menahan senyuman karena dipanggil Darkness Knight.

"Baiklah ...."

Merlin tersenyum lebar dan bersikap sok keren. Rasa percaya dirinya meningkat drastis. Ia memainkan penggaris layaknya memutar senjata nunchaku.

"Hardening Object." Merlin menghunuskan penggarisnya. Benda yang ia pegang saat inipun mengeras. Dan pengerasan kali ini benar-benar luar biasa.

Merlin mencoba membengkokkan penggaris, namun benda itu kaku sepenuhnya dan tidak bisa dibengkokkan sama sekali.

Setelah puas dengan hasil percobaannya kali ini, Merlin menggunakan sihir Hardening Skin. Kulit Merlin pun menjadi sangat keras. Padahal dia hanya hanya sedikit melatih sihir ini.

*BLAR!*

Merlin memukul lantai yang tentunya sudah diperkeras dengan talisman sihir. Namun secara mengejutkan lantai tersebut hancur oleh Merlin. Tingkat kerusakannya juga cukup parah meskipun dampak pukulan itu tidak menjalar luas.

"Bagaimana bisa ..." Naufal sangat terkejut melihat perkembangan Merlin yang tiba-tiba meningkat sedrastis itu. Riro dan Nalia juga sama kagetnya dengan Naufal.

"Hei Riro."

"A-Ada apa Merlin?" Riro masih merasa shock.

"Ayo bertarung denganku. Kau kuat 'kan?" Merlin tersenyum tengil. Optimismenya saat ini benar-benar luar biasa.

"Hah ... aku–"

"Kau takut?" Merlin menyipitkan mata, membuat Riro terprovokasi.

"Ya! Ya! Baiklah! Ayo kita lakukan ini!"

Riro kesal dengan provokasi Merlin. Tanpa ragu ia membuka segel untuk melepas kekuatan Yanghir sebesar 25%.

Nalia dan Naufal tentunya panik. Mereka takut pertarungan ini akan membuat Merlin sekarat. Saat mereka ingin menghentikan Riro, pemuda itu sudah maju duluan untuk memulai pertarungan.

Merlin dan Riro pun saling beradu serangan. Penggaris dan tinju saling menghantam hingga mengeluarkan suara yang keras.

Riro salto ke belakang setelah melayangkan satu tinju. Kemudian bergerak ke samping Merlin dan melayang sebuah tendangan.

"Hmp."

Tanpa diduga, Merlin menahan serangan itu hanya dengan sebelah tangan. Orang-orang yang melihat itu lagi-lagi dibuat terkejut oleh tindakannya.

Riro pun menurunkan kaki dan kembali menyerang. Kali ini ia melayangkan beberapa pukulan. Meskipun bukan serangan yang serius, pukulan-pukulan itu dapat mematahkan tulang manusia.

"Apa hanya segini yang kau miliki? Darkness Knight kecewa padamu."

Merlin menangkis serangan lawan dengan sangat baik. Dia juga beberapa kali menyerang Riro meskipun serangannya lemah bagi Yanghir itu.

Merlin menikmati situasi ini. Dia benar-benar merasa bahwa dirinya adalah kesatria kegelapan yang sangat hebat dan keren.

'Benar-benar luar biasa. Padahal aku hanya membalut penggaris itu dengan lakban. Tapi siapa sangka hal itu dapat membuat Merlin jadi sekuat ini?' batin Riro sambil merasa kagum.

Setelah beberapa saling menyerang, keduanya pun berhenti sejenak dan sama-sama salto ke belakang.

"Ayo! Beri aku serangan yang lebih hebat lagi!"

"Baiklah Merlin, sampai di sini saja."

Riro melompat ke arah Merlin dengan kecepatan tinggi, lalu melayangkan tendangan lurus. Meskipun terkejut, lelaki berambut ungu itu berhasil menangkis serangan.

"A-Apa ...!?"

Tanpa diduga olehnya, penggaris yang Merlin pakai untuk menangkis telah patah. Dampak tendangan Riro sangat kuat. Tidak sebanding dengan Hardening Object milik Merlin.

"Hahaha! Masih terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkanku." Riro menjulurkan lidahnya, membuat Merlin kesal.