"Abang? Maksud kamu?"
Kirana tidak tahu-menahu perihal Abang yang Rintik maksudkan.
"Kita pulang dahulu dan nanti biar kujelaskan," bujuk Rintik.
"Baiklah."
Kirana mengekor di belakang Rintik yang berjalan sedikit cepat. Karena malam semakin larut dan keadaan semakin dingin, Rintik takut jika terjadi apa-apa pada Kirana.
"Masuk!" titah Rintik saat ia telah membukakan pintu mobil untuk Kirana.
"Terima kasih."
***
Sampai larut malam, keadaan rumah Kirana begitu gelap. Dua orang yang menghuninya baru saja sampai. Mereka masuk ke dalam rumah dalam keadaan yang gelap gulita.
"Hidupkan lampunya, Ki!" ucap Rintik, karena ia belum hafal mengenai setiap letak benda atau alat-alat apa pun di rumah Kirana.
"Sudah."
Seperti goa yang baru saja diberi cahaya dari luar. Rintik bernapas lega karena keadaan rumah tersebut tidak seburuk yang ia bayangkan.
"Minum air hangat dulu, ya." Rintik bersiap untuk berdiri dan berjalan menuju dapur.
"Tidak perlu," tolak Kirana kemudian.
"Oke."
