Chereads / THE GIFT OF LOVE / Chapter 22 - HARI MENJENGKELKAN

Chapter 22 - HARI MENJENGKELKAN

Hari yang penat bagi Ayu Saraswati, ia ingin segera beristirahat tenang.

Geladi resik di kediaman Tuan Prasojo banyak menimbulkan kejadian baru tidak diinginkan sama sekali.

Kedua mantan adik iparnya memburunya. Ayu merasa waktu semakin tak berpihak padanya.

Dua hari lagi pernikahan Michael dan Veronica, setelah itu ia menjadi diri sendiri lagi.

Ayu menghela nafas sebelum keluar dari kediaman mewah itu. Anita dan pekerja lainnya sudah berangsur satu persatu mulai meninggalkan teras belakang setelah merapikan perlengkapan lebih dahulu.

Ia juga berharap cuaca mendukung pesta pernikahan di ruang terbuka, berjalan lancar dan sukses. Pelaminan yang cantik, megah mewah sudah tergambar di sana.

Bunga-bunga segar datang esok malam. Ayu harus terus berada di sini seperti neraka, daripada surga baginya.

Bukan karena kebahagiaan Veronica yang mengusik dirinya, tapi sikap Sebastian yang menjengkelkan!

Sialnya lagi, sopirnya Pak Rahmat mengantar asisten Anita membawakan barang-barang untuk di simpan di kantor kembali.

Mobilnya tidak cukup ruang bagi dirinya, Ayu harus mengalah.

Suara Michael tak jauh darinya terdengar memaksa. "Aku antarkan kau pulang atau ingin kembali ke kantor?"

Ayu tergagap menjawab. Gelengan kepala lebih cepat menjawab dari mulutnya sendiri.

Michael langsung mendehem keras. Ia tidak suka ditolak oleh wanita itu. "Sopirmu tidak akan kembali cepat menjemput ke sini, jalanan juga macet sore ini. Lebih baik aku yang mengantar, memanggil taksi pun lebih lama lagi!"

Belum sempat Ayu membalas, Michael meraih tangan mungil membawa dirinya ke mobil.

Ia menepis tangan kekar, tapi pria itu terus menggiringnya.

"Kau gila! Tunanganmu masih berada di dalam seharusnya pengantin tidak boleh keluar kemana-mana lagi!"

"Aku tak peduli! Kau sudah tahu pesta itu hanya kamuflase!"

"Kau membuang uang banyak untuk hal sia-sia? Kenapa tidak pertahankan saja pernikahanmu, perbaiki apa yang ada untuk kebaikan masa depan kalian berdua!"

"Tidak ada yang bisa diperbaiki lagi dari hubunganku dengan jalang itu, aku bisa saja membunuhnya karena merusak hubungan persaudaraanku dengan Alano. Keparat itu juga membuat skandal di dalam rumah ini, memalukan sekali!"

Ayu membuang muka sekali lagi. Ia tidak harus ikut campur tentang keluarga Tuan Prasojo, dirinya bukan siapa-siapa.

Mobil Michael melaju kencang keluar gerbang besar istana orang tuanya.

Pemantik api dinyalakan, sifat buruk pria itu keluar lagi. Ayu terdiam ketika kaca mobil diturunkan sedikit, membiarkan asap rokok keluar diterpa angin.

Wajah mantan suaminya, seperti orang tersiksa menjelang hari pernikahannya.

"Berhentilah menyiksa dirimu, Michael. Jika pesta itu tak membahagiakan, malah merusak pikiran dan jiwamu!"

"Aku menikmatinya, moment itu akhirnya tiba juga. Mom mengumumkan sesuatu penting di depan dua keluarga tadi, bahwa rumah besar itu menjadi milik Nyonya Michael Putra Prasojo. Kau tahu, seperti apa wajah jalang dan orang tuanya yang tamak mendengar hal tersebut?"

"Aku bisa menduganya, tapi bukankah itu menjadi hak istrimu jika Nyonya Catarina dan Tuan Prasojo menyetujui pernikahan kalian!"

"Veronica tak akan pernah menjadi istriku, tak berhak atas rumah besar milik kedua orang tuaku. Dan aku meninggalkan Indonesia secepatnya, usai pesta itu!"

Michael akhirnya membeberkan rencana, hanya Sebastian dan Ayu mengetahuinya saat ini.

Di negeri orang dirinya begitu mudah untuk menghancurkan bajingan Bima Mahardika, kekasih asli dari Veronica Young.

Ayu terperangah tidak menyangka rencana mantan suaminya hampir sama dengan miliknya.

C'mon, Michael itu pengusaha besar! Bisnisnya mengharuskan pria itu berkeliling dunia! Hati Ayu membesarkan semangat dirinya agar kukuh untuk pergi.

Ia pun berdoa, semoga tidak ada pertemuan lagi dengan Michael di negeri mana pun juga.

Tak mau bertanya, tak mau peduli kemana pria itu pergi, tinggal di mana, dan hal lainnya. Semua sudah selesai ketika pesta pernikahan Michael usai dilaksanakan olehnya.

Kini si brengsek tidak membawanya pulang ke kantor atau ke rumahnya, mampir ke sebuah cafe lagi. "Please, temani aku minum sebentar saja!"

Ayu tak bisa menolak, ini bukan mobilnya. Keinginan keras Michael harus dituruti, pria itu punya segala cara menjebak dirinya.

"Aku tak bisa lama-lama! Putraku menunggu di rumah," sahut Ayu geram.

Secangkir hot black coffee dan cappuccino tersaji di atas meja.

Michael membakar sebatang rokok lagi, mencoba menemukan ketenangan semu saat menghembus asap panjang dari bibirnya.

"Jika kau tak menemani minum kopi pahit ini, maka aku akan pulang ke penthouse untuk bermabuk-mabukan. Veronica tak pernah lagi menemaniku sejak sebulan lamanya, dan aku bebas menjadi diri sendiri."

"Kalian berdua hidup berpisah menjelang pernikahan? Aneh!"

"Aku sudah muak, menendang dari apartemen lamaku, menjualnya dan membeli penthouse bagi diriku sendiri sekarang. Bajingan Bima Mahardika tinggal bersama jalang itu di apartemennya. Sebentar lagi semua asetnya, aku akan ambil kembali!"

"Apa alasan pengkhianatan Veronica itu, yang menjadi kekesalanmu?"

"Tak hanya itu! Bima berusaha mempengaruhi kawan bisnisku di Eropa berpihak padanya. Kau tahu bagaimana cara melakukannya?"

"Aku tidak tahu, tidak mengenal siapa Bima itu."

"Itu lebih baik bagimu, menjauhi dirinya. Pria bajingan itu adalah mucikari!"

"Whatt-ttt? Dan Veronica adalah ----- kau mengada-ada, Michael!"

Ayu sungguh terkejut. Ia baru tahu siapa sebenarnya Veronica ternyata bukanlah wanita baik-baik selama Michael menjadi kekasihnya. Tiga tahun pria itu telah ditipu olehnya!

Ia menutup mulutnya sendiri, tidak bisa menahan diri tidak larut dalam kebingungan. Pria itu sudah mendapat karma!

Mantan suami menyia-nyiakan dirinya dan putranya.

"Itu bukan urusanku, Michael! Tugasku selesai saat pesta pernikahan kalian usai. Dan jangan pernah mengontak aku lagi setelah itu!"

"No! Aku terus mengejarmu, Ayu!"

"No, Michael! Aku punya kehidupan sendiri, kontrak kita selesai maka selesai semua, tak ada hubungan pribadi setelah ini!"

"Tidak mungkin, karena hanya kau yang bisa memutar balikkan hidupku saat bertemu denganmu. Aku bisa berpikir waras saat ini karena ada kau di sampingku. Jika tidak----!"

Michael menghentikan ocehannya, menyesap kopi sebentar kemudian memanggil pelayan, memesan beberapa menu dibawa pulang.

"Itu semua untuk Alex, dan kau juga. Aku tahu, kau tadi tidak makan siang sibuk di ganggu adikku, Sebastian!"

"Kau tidak perlu lakukan itu, ada asisten rumah tangga Bibi Inah menyiapkan untuk putraku."

"Tidak masalah bagiku, paling tidak untuk membalas rasa bersalah membuatmu pulang terlambat, menemaniku minum kopi di sini."

"Ah okay!"

"Sebastian bilang kau berutang penjelasan padanya, apa yang kalian bicarakan tadi?"

"Nothing! Tidak ada hal penting dalam pembicaraan kami tadi siang!"

Sial! Semua putra Prasojo hampir saja dapat membuka mulut Ayu agar berterus terang tentang masa lalunya.

Ia harus segera pulang.

Michael pasti menyelidiki lewat adik bungsu.. Posisi Ayu makin dalam, jatuh terperangkap tak memiliki jalan keluar selain segera keluar dari permainan mereka sendiri.

"Umm---- Sebastian juga tertarik pada dirimu, seperti Alano?"

"Kau gila, berani menuduh adikmu seperti itu!"

"Buktinya Alano mengagumimu, sebelum Veronica berhasil menghasutnya."

"Grrrr---- adikmu itu terus menyerangku berpikir aku kekasih gelapmu, selingkuh dari Veronica. Itu menjijikkan sekali!"

"Aku akan menghajar Alano sepulang dari sini!"

"Berhentilah menghajarnya, Michael. Aku tak peduli, karena ucapannya tak ada yang benar sama sekali."

"Kalau begitu, aku harus membuktikan dugaan Alano benar. Kita memiliki hubungan khusus setelah pesta itu selesai!"

Hah! Mata Ayu membesar.

Marah, kesal, jengkel, bercampur aduk!

***