Sikap Sebastian yang berubah, membuat Ayu langsung berpura-pura menyibukkan diri.
Asisten Anita telah hadir ditengah mereka termasuk MC acara. Geladi resik pesta pernikahan Michael dan Veronica segera dimulai.
Calon pengantin wanita berdandan cantik bersama orang tuanya datang menyaksikan putrinya dipinang oleh orang kaya dan terpandang di negeri ini.
Michael bersikap santai mengumbar senyum seolah-olah tidak terjadi masalah dengan tunangannya.
Pandangannya bukan ke model cantik itu, tapi mengawasi kemana Ayu pergi.
Veronica menyadari hal itu, raut wajahnya terlihat terluka. Sorot matanya melihat apa yang Michael lihat.
Ayu, wanita brengsek itu sumber masalah mereka berdua! Tepat di saat Alano juga melihat ke arah calon kakak ipar, merasa iba karenanya.
Sementara Sebastian terus menemani Mom, belum berkesempatan berbicara lagi dengan Ayu tentang photo itu.
Pemilik event organizer terlihat begitu sibuk menyiapkan segala sesuatu sesuai dengan permintaan kedua pengantin dan tentunya, Nyonya Catarina.
Pusat perhatian putra keluarga Prasojo bukan ke Veronica, tetapi Ayu Saraswati. Dan Ayu merasakan hal itu.
Pandangan tajam Veronica menusuk ke relung hatinya.
Tidak ada tempat bersembunyi baginya di halaman belakang yang luas ini. Ia harus bekerja secara profesional.
Michael telah membayar penuh pesta pernikahannya, tak mungkin ia menggagalkan dengan cara apapun lagi.
MC terus mengumandangkan susunan acara, melatih calon pengantin mengikuti apa yang sudah diatur menurut keinginan mereka.
Terdengar suara Michael menyela, ia ingin menambahkan materi baru.
Mau tidak mau Ayu harus membantu sang MC acara memperbaiki dari awal lagi, ia bergegas menghampirinya.
"Ada apa, Michael? Aku rasa materi acaranya sudah sesuai kalian inginkan sebelumnya."
"Aku ingin multimedia di sini, kau punya layar besar kan? Sound system kuat dan bagus?"
"Ya sebentar lagi mereka datang memasang. Aku sudah menyediakan semua terdaftar di perlengkapan pesta pernikahanmu. Kita akan mencobanya lagi hingga semua benar-benar sesuai yang kau mau."
"Bagus! Tambahkan materi acara satu lagi, sebelum aku dan Veronica mengucap ikrar janji setia nanti. Berikan waktu 10-15 menit untuk itu!"
"Maksudmu?"
"Aku dan Veronica akan membacakan cerita perjalanan cinta kami, saat pertama kali bertemu hingga menikah nanti."
"Oh okay tidak masalah aku kerjakan bersama MC acara saat ini juga."
Ayu meninggalkan Michael begitu saja, tak ingin mengganggu kebahagiaan pria itu dengan tunangannya.
Veronica begitu manja bergelayut di lengan calon suaminya.
Model cantik tampil begitu menawan dan seksi pagi ini, lekuk tubuhnya memang banyak mengundang kekaguman, termasuk Alano yang pernah menyentuhnya.
Saat ini fokus Veronica menghancurkan pesona Ayu di tengah keluarga Tuan Prasojo.
Namun ketiga putra tampannya lebih tertarik memandangi wanita sederhana yang tidak sepadan dirinya. Menyesakkan sekali!
"Michael, apa maksudmu tambahan acara itu? Mendadak sekali kau memberi tahu aku!"
"Kerjakan saja, Veronica! Kau sangat pintar mengarang sebuah cerita, jika kau memang jatuh cinta padaku, pasti hatimu menuliskan banyak kata di sana!"
"Pertemuan kita pertama kali di Venesia begitu indah, apalagi di Paris. Sungguh aku memang mencintaimu, Michael. Tak perlu kata-kata melukiskan perasaanku."
"Aku memintanya, jika kau tak mampu biar MC acara membacakan ceritamu!"
"No way, aku menuliskan untukmu dan akan ku bacakan sendiri sebelum kita mengucap janji setia. Kau benar, mungkin kau bisa lebih mencintai diriku setelah mendengar nanti."
Veronica mencium pipi Michael begitu lembut. Matanya melirik ke arah Ayu yang tidak peduli dengan mereka berdua.
Oh shit! Aktingnya terbuang percuma!
Michael tersenyum mencibir. Dasar penipu! Hari pernikahan mereka tinggal dua hari lagi.
Tamatlah nasibmu jalang! Desisnya dalam hati.
***
Tiga jam berlalu.
Sebastian terus mencoba mendekati Ayu di saat makan siang bagi pekerja event organizer yang telah disediakan oleh Nyonya Catarina.
Wanita itu coba berkelit darinya tapi ini kediaman keluarganya, Sebastian berhak ikut campur dalam urusan pesta pernikahan kakak sulungnya.
Tangan Ayu sedang mengambil kue-kue kecil dan buah-buahan yang terhidang di atas meja prasmanan berdampingan makanan utama.
Ia sedikit terkejut Sebastian menyapanya lebih dulu.
"Hey, kau tidak makan siang? Mengapa hanya kue kecil itu saja yang diambil?"
"Oh, aku tidak terlalu lapar, cukup ini saja. Mengapa kau tidak bergabung makan siang dengan keluargamu?"
"Sama sepertimu, aku tidak lapar. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu!"
"Tentang persiapan pernikahan kakakmu?"
"No, tentang photo itu! Siapa kau sebenarnya, Ayu?"
Sebastian mendesaknya lagi.
Ayu bergegas menuju satu meja kosong, tak memberi penjelasan apapun bagi adik bungsu Michael.
Tapi pria itu mengejarnya, duduk di dekatnya.
Di sela kunyahan kue yang lezat, Ayu yang tidak merasa nyaman lagi.
Semua terasa hambar, sudah 2 bulan lebih hidupnya terasa seperti itu, setelah bertemu mantan suami yang tidak mengenali dirinya sama sekali.
Ayu sangat bersyukur, tapi keberuntungannya tidak berlangsung lama.
Orang-orang di sekelilingnya mengenali masa lalu dirinya begitu cepat, termasuk Sebastian yang baru saja datang dari Amerika langsung menuntut penjelasannya.
"Aku bukan siapa-siapa, Sebastian!"
"Lalu mengapa wajah putramu Alex seperti kakakku, Michael? Aku hampir tidak percaya melihat photo tadi, Alex replika Michael saat masih kecil!"
"Itu hanya kebetulan saja. Mantan suamiku memang berdarah campuran Eropa, jadi tidak ada masalah dengan wajah putraku!"
"Michael pun keturunan Italia, apa kau pernah berhubungan dengan kakakku 10 tahun lalu?"
Ayu menggeleng kuat-kuat, mengingkari hati dan pikirannya.
Sebastian tak perlu tahu segalanya, teramat muda menerima cerita tentang keburukan Michael di masa lalu.
Antara cinta dan benci, begitu tipis sekali.
Ayu tak memiliki hal keduanya lagi sejak Michael meninggalkan dirinya dan putra yang dikandungnya.
Ia telah merelakan semua, memilih berdamai dengan hatinya.
Sebastian bersikeras ingin bertanya lagi. Untunglah seseorang datang menyela pembicaraan mereka berdua.
Tapi lagi-lagi ini bukan hari keberuntungan Ayu!
"Get out, Sebastian! Mom memanggilmu dari tadi, telingamu kemana saja huh!"
"Brengsek kau! Mom selalu saja memanggilku untuk ini itu, mentang-mentang kau akan menikah, aku ikut repot juga!"
"Itulah pentingnya punya adik bedebah seperti kau! Mom merindukanmu kau jarang pulang dari Amerika, pergilah dan temani dirinya sebelum ada teriakan keras yang memalukan keluarga kita semua!"
"Okay, okay, kau menang! Aku akan temani Mom sampai acaramu selesai!"
"Good boy!"
"You fucking shit, Michael!"
Sebastian beranjak dari kursi terus saja mengumpat. Michael langsung menyentil keras telinganya.
Takkk!
Ouch! Sebastian mengaduh kesakitan.
Jari kekar itu menyentak daun telinganya. Kakaknya benci kalo dirinya mengomel di depan orang lain.
Tidak sopan, bla-bla-bla-- begitulah, padahal Michael lebih sering memaki dibandingkan adiknya, Sebastian maupun Alano.
"Sorry Ayu, aku harus pergi menemui Mom. Kita bicara lagi nanti, dan kau masih berutang penjelasan padaku!" Sebastian mohon diri dari wanita itu.
Michael terus memandangi adiknya penuh keheranan. Dahinya mengernyit.
"Ada persoalan apa kau dengan Sebastian?" tanya Michael bingung ke arah Ayu.
Sejak dari awal sampai sekarang mengenal wanita itu selalu mendapatkan jawaban mengesalkan, hanya gelengan kepala lebih cepat dari pada mulutnya yang bicara.
Sesuatu sedang terjadi.
Michael harus mencari tahu apa yang sedang dicari Sebastian dari seorang Ayu Saraswati. Sikapnya begitu dekat dan perhatian persis yang dilakukan Alano sebelumnya.
Apakah adik kecilnya menyukai wanita itu juga? Keparat kau, Sebastian!
Tak boleh ada yang memiliki wanita itu kecuali aku, Michael Putra Prasojo!
***