Seorang gadis kecil yang baru saja keluar dari dalam mobil langsung menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri, memantau apakah para murid yang biasa mengejeknya saat ini sudah bersiap di tempat biasa untuk mengejek dirinya. Jika mereka sudah bersiap untuk mengejek dirinya, maka dia harus juga bersiap menahan emosinya saat mendengar ejekan mereka.
"Hana-sshi? Ada apa? Mengapa diri mu menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri?" Tanya seorang perempuan paruh baya kepada sang gadis kecil yang dirinya panggil Hana dan langsung di balas dengan gelengan kepala cepat oleh Hana.
Sang perempuan paruh baya terdiam sesaat setelah melihat gelengan kepala Hana, namun dirinya langsung menganggukan kepala sebagai tanda percaya kepada Hana.
"Baiklah kalau begitu. Apa Hana-sshi ingin Ahjuma antar sampai ke dalam sekolah?" Tanya sang perempuan paruh baya lagi dan kembali di balas dengan gelengan kepala oleh Hana.
"Hah, baiklah kalau begitu. Ahjumma akan mengantar mu hanya sampai disini saja." Desah sang ahjuma yang membuat Hana menganggukan kepalanya sambil mengulaskan senyum kecil diwajahnya.
Setelahnya Hana pun melambaikan sebelah tangannya kearah sang ahjuma, lalu melangkahkan kedua kakinya berjalan menyusuri trotoar di dekata taman yang akan membawanya menuju gedung sekolah.
Selama perjalanan menuju gedung sekolah, Hana sudah mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan para teman-teman yang akan mengejek nya kembali. Namun saat dirinya sudah hampir mendekati pagar sekolah dan sudah melewati taman tempat biasa dirinya di ejek, pagi ini dirinya sama sekali tidak mendengar suara ejekan yang dilayangkan kepadanya.
Helaan nafas panjang lega pun Hana hembuskan, karena akhirnya pagi ini dirinya tidak mendapatkan ejekan lagi dari para muri itu. Namun Hana masih merasa sedikit waspada karena mungkin saja mereka akan mengejek dirinya kembali di dalam kelas.
Hana yang sudah masuk kedalam halaman sekolah sama sekali tidak menyadari jika ada sosok Seo Chan yang tengah mengulaskan senyum kecil diwajahnya sambil terduduk diatas pohon di taman yang gadis kecil itu lewati tadi.
"Hmm, mulai dari pagi ini kau tidak akan mendengarkan lagi ejekan dari para anak-anak manja itu gadis kecil." Ujar Seo Chan sambil mengembangkan senyuman diwajahnya.
"Hmm, tapi untuk lebih memastikannya lagi, aku akan terus memantau nya dari sini. Mungkin saja mereka akan kembali mengejek gadis kecil itu lagi."Lanjut Seo Chan yang kini mengulaskan seringai diwajahnya, menatap kearah gedung sekolah dengan tatapan geli.
Sedangkan itu didalam unit apartemen milik Seo Chan, Ji Won yang baru saja masuk kedalam unit apartemen milik sahabatnya itu mengerutkan dahi heran saat dirinya tidak mendengar suara gaduh apapun dari dalam unit apartemen itu.
Karena biasanya saat dirinya masuk kedalam unit partemen milik sahabatnya itu, dirinya akan disambut dengan suara televisi yang selalu lupa dimatikan oleh sang sahabat jika ingin tertidur. Namun kali ini dirinya tidak di sambut oleh suara apapun.
Ji Woon pun melangkahkan kaki nya menuju dapur untuk meletakan kotak makanan yang dirinya bawa dari kediaman rumah keluarga Kwon.
"Chan-ah? Aku datang membawa makanan dari rumah mu." Ucap Ji Won memanggil Seo Chan dari dalam dapur.
Ji Won yang tidak mendengar sahutan dari Seo Chan pun menaikan sebelah alisnya heran.
"Apa dia masih tertidur? Tapi tidak biasanya dia tidak akan terbangun saat ada seseorang yang masuk kedalam unit apartemennya?" Gumam Ji Won sedikit merasa heran.
Akhirnya dengan merasa penasaran, Ji Won pun melangkahkan kakinya mengarah pada kamar milik Seo Chan.
Saat Ji Won sudah berada di depan pintu kamar milik Seo Chan. Ji Won mengelurkan sebelah tangannya untuk mengetuk pintu tersebut.
Tok.. Tok.. Tok..
"Chan-ah! Cepat bangun! Aku sudah membawakan makanan untuk mu, ayo keluar!" Ucap Ji Won masih sambil berdiri di depan pintu kamar Seo Chan, menunggu jawaban dari dalam.
Namun sudah satu menit dirinya menunggu, dirinya masih belum mendapatkan jawaban dari dalam.
Tok.. Tok. Tok..
"Chan-ah! Cepat bangun! Atau aku tidak akan menemani mu memakan sarapan hari ini!" Ucap Ji Won lagi kembali mengetuk pintu kamar Seo Chan, namun dirinya tetap tidak mendapat jawaban dari dalam sana.
Ji Woon semakin mengerutkan dahi dalam.
"Apa dirinya semalaman terjaga? Sehingga dirinya masihbisa tertidur pulas sampai saat ini?" Gumam Ji Woon pada dirinya sendiri.
Namun seketika Ji Woon langsung membulatkan kedua bola matanya dan tanpa menunggu persetujuan dari Seo Chan langsung membuka knop pintu kamar itu yang ternyapta dalam keadaan tidak terkunci.
Ceklek..
"Chan-ah!" Panggil Ji Woon saat dirinya sudah masuk kedalam kamar Seo Chan yang minim cahaya, karena lampu kamarnya yang di matikan dan juga tirai gorden yang masih tertutup rapat.
Ji Won menolehkan kepala kearah tempat tidur Seo Chan, dimana dirinya melihat sebuah tubuh yang tertutup penuh oleh selimut.
Helaan nafas lega Ji Woon hembuskan saat pemikirannya yang mengira Seo Chan tidak berada di dalam unit apartemen tidak lah benar.
Akhirny a JI Won melangkahkan kaki kearah tirai gorden untuk menyingkirkan tirai tersebut agar sinar matahari memenuhi ruang kamar tersebut dan membuat sahabatnya itu terbangun dengan sendirinya.
Namun setelah dirinya menunggu beberapa saat, dirinya sama sekali tidak mendapati reaksi yang biasa ditunjukan oleh Seo Chan saat dirinya sudah membuka semua tirai seperti ini.
"Chan-ah! Kau tertidur atau sudah mati huh? Mengapa kau tidak bereaksi seperti biasa saat aku membuka semua tirai gorden di kamar mu ini?" Tanya Ji Woon sambil melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur Seo Chan yang sama sekali tidak ada pergerakan dari sahabatnya itu.
"Chan-ah! Berhenti berpura-pura tertidur atau aku akan me-
Swassh!
Ji Woon langsung menghentikan perkataannya saat dirinya sudah menyibak selimut dan sama sekali tidak mendapati sosok Seo Chan di dalam selimut itu yang dirinya dapati hanyalah sebuah bantal guling yang di letakan untuk mengelabui dirinya.
JI Won langsung memejamkan kedua matanya untuk meredam emosinya karena Seo Chan tidak mendengarkan perintah yang dirinya dan ketiga kakak sahabatnya itu katakan.
"Chan-ah, kau dalam masalah besar!" Ucap Ji Won sambil menghembuskan nafas kasar.
Tanpa menunggu lama Ji Won langsung mengulurkan sebelah tangannya kedalam saku jas untuk mengambil ponsel miliknya. Dirinya akan menghubungi sahabatnya itu dan memintanya untuk segera kembali pulang ke apartemen.
Setelah menemukan kontak milik Seo Chan, Ji Won lansung mendial nomor tersebut sambil menunggu nada sambung. Namun saat nada sambung mulai terdengar, Ji Won dapat mendengar suara getar ponsel yang berada diatas meja didalam kamar Seo Chan.
Ji Won segera beranjak dari tempat tidur Seo Chan untuk mencari dimana keberadaan ponsel yang bergetar itu.
Saat dirinya sudah berada tepat di depan sebuah meja di dekat tirai gorden, Ji Won dapat melihat ponsel milik Seo chan yang masih bergetar dengan ID Caller nama dirinya terpampang di layar ponsel sahabatnya itu.
Ji Won kembali menghela nafas kasar sambil memejamkan kedua matanya.
"Chan-ah, kau benar-benar dalam masalah besar!"