Chereads / Starlight In The Dark Night / Chapter 26 - Starlight - 24

Chapter 26 - Starlight - 24

Ceklek..

"Kita sudah sampai di club malam tempat pertemuan dengan Han-sajangnim, tuan." Ucap seorang pria berbalutkan jas abu-abu saat dirinya membuka kan pintu bagian belakang mobil yang dirinya kendarai tadi, pada seorang pria berbalutkan jas hitam elegan yang baru saja akan keluar dari dalam mobil.

"Aku sangat malas bertemu dengan pria tua bangka itu. Dirinya selalu membuat kesalahan setiap melakukan pekerjaannya." Ujar pria berbalutkan jas hitam elesan saat sudah keluar dari dalam mobil.

Pria ber jas abu-abu memilih untuk tetap diam tidak merespon dan mengarahkan pimpinannya untuk masuk kedalam club malam yang dijaga ketat oleh beberapa petugas keamanan bertubuh tinggi.

Setelah berhasil mendapatkan izin dari petugas keamanan klub malam, kedua pria tersebut dan beberapa orang suruhan mereka pun langsung memasuki klub malam yang disambut dentuman kencang musik disko.

Pria berjas abu-abu pun dengan sigap berjalan bersisan dengan pria berjas hitam untuk menunjukan dimana tempat mereka akan melakukan pertemuan dengan salah seroang rekan yang bekerja sama dengan mereka, meski kedatangan mereka sudah hampir terlambat satu jam karena ada kendala mendesak.

"Disini ruangan pertemuan kita malam ini dengan Han-sajangnim." Ucap Pria berjas abu-abu saat mereka sudah berada di depan pintu sebuah ruangan.

Pria berjas hitam elegan pun menganggukan kepalanya dan mengisyaratkan pada pria berjas abu-abu untuk membuka pintu ruangan itu.

Tanpa menunggu lama lagi, pria berjas abu-abu pun langsung membukakan pintu ruangan tersebut dan melangkah masuk kedalam ruangan itu yang disambut dengan bungkukan tubuh oleh orang-orang yang berada didalam ruangan itu, kecuali dua orang perempuan sewaan yang masih berdiam duduk di tepat mereka.

Sang pria berjas abu-abu pun mengamankan salah satu sofa yang akan diduki oleh pria berjas hitam elega. Setelah memastikan sofa itu aman, pria berjas hitam elegan itu pun langsung mendudukan dirinya diatas sofa tersebut. Membuat orang-orang yang tadi membungkukan tubuh padanya kembali duduk di tempat mereka masing-masing.

"Selamat malam Park-sajangnim. Aku kira kau akan berhalangan hadir malam ini untuk pertemuan kali ini." Ucap sang pria bertubuh tambun pada pria berjas hitam elegan.

Sang pria berjas elegan berdeham pelan sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada dan pria berjas abu-abu yang membuka suara untuk membalas ucapan sang pria bertubuh tambun.

"Tadi kami memiliki urusan mendesak, jadi kami terpaksa datang terlambat kali ini, Han-sajangnim."

Pria bertubuh tambun menganggukan kepalanya pelan lalu menuangkan alkohol kedalam gelas.

"Kalian pasti merasa haus karena perjalanan jauh. Kami sudah memesankan alkohol untuk kalian." Ucap pria bertubuh tambun sambil menyodorkan segelas alkohol yang sudah dirinya tuangkan tadi kehadapan pria berjas hitam elegan.

Sang pria berjas hitam elegan melayankan tatapan tajam pada gelas berisikan alkohol yang sudah dituangkan oleh pria bertubuh tambun, lalu melirikan matanya kearh botol minuman alkohol yang berada diatas meja di hadapannya.

Tatapan mata pria berjas hitam elegan kini mengarah pada pria berjas abu-abu. "Kim-ssi, aku sedang ingin meminum alkohol dengan merk lain. Apa kau bisa memesankanya pada bartender di depan?"

Pria berjas abu-abu dengan sigap menganggukan kepalanya. "Tentu, Park-sajangnim. Aku akan memesankannya untuk mu."

Pria berjas hitam elegan itu pun balas menganggukan kepalanya dan menyebutkan merk minuman alkohol yang sedang ingin dirinya minum.

Setelah mendapatkan merk minuman alkohol yang sedang ingin di minum oleh pimpinannya, pria berjas abu-abu pun bergegas pergi keluar dari ruangan itu, tidak memperdulikan jika pria bertubuh tambun tengah melayangkan tatapan tajam kepada dirinya dengan sebelah tangan yang terkepal kuat.

Pria berjas hitam elegan yang menyadari tatapan pria bertubuh tabun pada anak buahnya pun berdesis pelan lalu, kembali membuka suara.

"Baiklah, kita mulai saja diskusi yang akan kita lakukan kali ini."

***

Pria berjas abu-abu yang baru saja selesai memesan minuman alkohol yang diinginkan oleh pimpinannya pun melangkahkan kembali kaki nya menuju ruangan dimana sang pimpinan dengan rekan mereka berada.

Namun saat baru saja sampai didepan pintu ruangan tersebut, sang pria berjas abu-abu berubah fikiran dan melangkahkan kakinya menuju toilet yang berada tidak jauh dari ruangan tersebut.

Saat sudah berada di depan pintu masuk kamar mandi pria berjas abu-abu itu pun melakukan apa yang ingin dirinya lakukan tadi.

Ketika tengah melakukan apa yang ingin dirinya lakukan tadi, sang pria berjas abu-abu mendengar suara salah satu bilik di dalam toilet itu terbuka, menandakan jika saat ini dirinya tidak hanya seorang diri saja didalam toliet ersebut.

"Hah, aku ingin sekali cepat pulang kerumah. Meladeni pria bertubuh tambun itu benar-benar membuat kesabaran ku habis!"

Pria jas abu-abu dapat mendengar suara gerutuan seseorang yang sepertinya baru saja keluar dari salah satu bilik.

Cresshh..

Suara aliran air dari westafel terdengar. Pria berjas abu-abu pun menyudahi apa yang sedang dirinya lakukan dan saat diriny baru saja membalikan tubuh untuk berjalan menuju salah satu westafel, sebelah alis pria berjas abu-abu itu terangkat keatas saat dirinya melihat seorang wanita bergaun hitam tanpa tali di bagian tangan tengah berdiri menyampingi dirinya menatap kearah cermin westafel.

"Seandainya saja aku sudah diperbolehkan untuk kembali bekerja, aku tidak akan mau memilih untuk melayani pria bertubuh tambun itu."

Kerutan kini tercetk jelas di kening pria berjas abu-abu saat dirinya mendengar kembali gerutuan suara seorang laki-laki namun saat ini yang dirinya dapati didalam toilet hanya ada dirinya dan perempuan dengan gaun hitam.

Kedua mata pria berjas abu-abu itu pun menyipit tajam memperhatikan tubuh wanita ramping berbalutkan gaun hitam didepannya saat ini yang sepertinya sudah selesai mencuci tangan.

"Hah, baiklah kurasa sudah cukup waktu melarikan diriku saat ini. Aku tidak ingin Myung Soo-san marah-marah kepadaku karena aku kabur dari pekerjaan pengganti ku saat ini"

Pria berjas abu-abu diam tertegun di tempatnya saat melihat wanita bergaun hitam itu membalikan tubuhnya dan dirinya dapat melihat langsung paras cantik miliknya. Namun yang masih membuat pria berjas abu-abu sedikit ragu adalah mengapa dirinya mendengar suara seorang pria di dalam toilet itu dan terlebih mengapa bisa seorang wanita cantik berada di toilet khusus pria?

Tap.. Tap.. Tap.. Tap..

Sosok wanita bergaun hitam itu pun melangkahkan kakinya keluar dari toilet khusus pria tanpa menyadari keberadaan sosok pria berjas abu-abu yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Cantiknya. Tapi mengapa wanita cantik seperti dirinya berada di toilet khusus pria?" Gumam pria berjas abu-abu pada dirinya sendiri sambil melangkahkan kakinya menuju westafel.

"Tapi tadi saat wanita itu berbicara aku mendengar begitu sangat jelas sekali suara milik seorang pria." Lanjut pia berjas abu-abu itu bergumam pada dirinya sendiri sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.

"Jika dirinya memang seorang pria. Tapi aku benar-benar takjub dengan paras cantiknya dalam balutan dan makeup seorang wanita anggun."

Seulas senyum kecil terulas diwajah pria berjas abu-abu itu saat mengingat kembali paras bergaun hitam yang dirinya lihat tadi.