Chereads / Starlight In The Dark Night / Chapter 22 - Starlight - 20

Chapter 22 - Starlight - 20

Plak!

"Aaah! Kenapa kau memukul punggung ku Won-ah??" Ringis Seo Chan saat mendapatkan pukulan pada punggungnya.

Sedangkan itu Ji Won yang menjadi pelaku pemukulan punggung Seo Chan hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Kau, aku sudah memperingati dirimu untuk tidak pergi keluar. Tapi kau masih tetap saja pergi keluar?"

Seo Chan langsung memasang ekspresi memelas kepada Ji Won.

"Aku merasa bosan berdiam diri di apartemen tidak melakukan apa-apa. Jadi aku memilih untuk pergi keluar saja mencari udara segar." Ucap Seo Chan memberikan pembelaan.

Ji Won hanya berdeham pelan merespon permbelaan yang di berikan oleh Seo Chan. Ji Won lebih memilih untuk mencuci peralatan makan dirinya dan Seo Chan.

Sedangkan itu Seo Chan yang di hiraukan oleh Ji Won mendengus sebal.

"Hei, aku serius. Kau tahu bukan aku ini orang yang akan cepat sekali merasa bosan jika hanya berdiam diri didalam apartemen? Jadi tidak ada salahnya bukan jika aku pergi keluar untuk mencari udara segar?" Ucap Seo Chan lagi memberikan pembelaan pada Ji Won yang tengah mencuci piring.

"Tentu saja apa yang kau lakukan itu salah Chan-an." Sahut Ji Won tanpa menolehkan kepalanya kearah Seo Chan.

Seo Chan langsung mencebikan dirinya mendengar perkataan Ji Won.

"Bagaimana jika ada wartawan yang melihat dirimu? Bagaiaman jika ada salah satu anggota keluarga paman mu yang melihat kondisi mu saat ini lalu menyebarkan rumor buruk mengenai dirimu pada wartawan?" Tanya Ji Won masih tetap tanpa menolehkan kepalanya kepada Seo Chan.

Seo Chan yang mendengar Ji Won berkata panjang lebar pun membulatkan kedua matanya dengan bibirnya yang terbuka sedikit.

"Itu tidak akan mungkin terjadi Won-ah. Kau tidak perlu khawatir. Lagi pula keberadaan ku saat ini berada sangat jauh dari rumah inti bukan? Jadi mereka tidak akan bisa menemukan diriku dengan mudah." Jawab Seo Chan sambil mengusap tengkuk belakangnya pelan.

Helaan nafas kasar Ji Won hembuskan. Dirinya merasa lelah jika sedang berdebat dengan Seo Chan.

"Hah, terserah kau saja. Aku tidak akan membantu mu jika ada rumor yang beredar tentang keadaan mu saat ini Chan-ah."

Seo Chan yang mendengar perkataan Ji Won pun langsung membulatkan kedua matanya terkejut.

"Yak, kenapa kau berkata seperti itu Won-ah? Bukan kah kau akan selalu melindungi dan membantu ku?" Tanya Seo Chan sambil melangkahkan kakinya menghampiri Ji Won.

Decakan pun keluar dari bibir Ji Won. "Untuk apa aku membantu orang yang selalu melakukan kesalahan yang sama secara terus menerus?"

Seo Chan terdiam di tempatnya dengan ekspresi tidak senang terulas diwajahnya.

"Aku tidak pernah mengulang-ngulang kesalahan yang sama Won-ah."

Ji Won menghela nafas panjang. "Kau yang melakukan tapi kau juga tidak mengingat apa saja kesalahan yang sudah kau lakukan selama ini. Tsk tsk tsk."

Seo Chan yang merasa sedikit tidak terima dengan perkataan Ji Won yang memang sepenuhnya adalah benar pun sedikit meninggikan nada suaranya.

"Apa? Apa? Kau ingin mengatakan apa lagi huh?"

Ji Won yang baru saja selesai mencuci piring kotor pun berjalan begitu saja melewati Seo Chan menuju sofa dimana dirinya meletakan jas dan tas kerjanya.

"Besok dan seterusnya aku tidak akan datang ke apartemen mu lagi. Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan, aku tidak akan perduli." Ucap Ji Won sambil berjalan menuju pintu masuk unit apartemen Seo Chan.

Seo Chan yang mendengar perkataan Ji Won pun langsung membulatkan kedua bola matanya. Ditambah lagi dirinya melihat Ji Won yang berjalan menuju pintu apartemennya.

"Yak, Ji Won-ah. Apa maksud dari perketaan mu tadi huh? Bukankah kau sahabat ku? Mengapa kau berkata seperti itu kepada ku?" Ucap Seo Chan memburu Ji Won dengan berbagai pertanyaan.

Ji Won memlih untuk tidak merespon perkataan Seo Chan, sambil memakai sepatu miliknya.

Setelah dirinya selesai memakai sepatu, Ji Won berjalan menuju pintu dan mengulurkan sebelah tangannya untuk menekan hendel pintu.

Ceklek.

Setelah pintu berhasil dibuka Ji Won pun langsung berjalan keluar dari unit apartemen milik Seo Chan, menghiraukan Seo Chan yang kini tengah berseru memanggil namanya.

"Yak Won-ah! Ji Won! Son Ji Won!" Seru Seo Chan memanggil nama Ji Won berharap sahabatnya itu akan berjalan kembali.

Ceklek..

Namun sampai pintu unit apartemennya tertutup kembali pun, Ji Won sama sekali tidak kembali ataupun merespon panggilannya.

Helaan nafas kasar pun Seo Chan hembuskan. "Hah, ada apa dengan dirinya hari ini? Tidak biasanya dirinya bersikap dingin seperti ini."

Seo Chan pun melangkahkan kakinya menghampiri sofa, lalu merebahkan tubuhnya diatas sofa sambil menatap ke langit-langit apatemennya.

"Apa hari ini dirinya mengalami banyak tekanan di kantor? Hah, itu sebabnya aku memilih untuk tidak telibat dan bekerja di dunia perkantoran." Ucap Seo Chan bermonolog pada dirinya sendiri sambil berdecak kesal.

"Ah, aku yakin besok pasti dirinya akan kembali datang kesini! Dirinya pasti tadi berkata seperti itu hanya untuk melampiaskan kekesalannya karena tekanan di kantor!" Ucap Seo Chan lagi bermonolog pada dirinya sendiri sambil memejamkan kedua matanya.

"Ya, aku yakin besok pasti Won-ah akan datang kembali ke apartemen ku."

***

Tak.. Tak.. tak..

Seo Chan yang sedang terduduk dikursi meja makan pun mengetuk-ngetukan ujung jarinya pada meja makan dengan kedua matanya menyipit tajam kearah jam dinding yang kini sudah menunjukan jam setengah sepuluh pagi.

Suara decakan keluar dari bibir Seo Chan, entah ini decakan yang keberapa kalinya keluar dari bibir Seo Chan sejak dirinya bangun dari tidur saat jam setengah tujuh pagi tadi dan dengan setia menunggu kedatangan Ji Won di tempatnya duduk saat ini.

Helaan nafas kasar pun Seo Chan hembuskan dan dirinya memilih untuk memejamkan kedua kelopak matanya yang terasa sedikit pegal karena terus memperhatikan jam dinding.

"Argh! Apa Ji Won benar-benar marah kepadaku?? Tapi kenapa dia begitu marah kepada ku?? Aku sangat jarang menyulitka dirinya." Ujar Seo Chan frustasi kepada dirinya sendiri.

"Apa dia masih memiliki dendam kepadaku karena aku merekomendasikan dirinya untuk bekerja di perusahaan? Tapi mengapa dia harus merasa kesal dan memiliki dendam kepada ku? Bukankah dirinya harus merasa senang dan bersyukur karena tidak perlu repot mencari pekerjaan kesana kesini?" Lagi Seo Chan bermonolog kepada dirinya sendiri.

"Ah sudahlah! Aku tidak akan memikirkan hal itu lagi. Jika memang diirnya ingin marah kepadaku marah saja lah! Lagi pula aku juga masih bisa hidup sendiri tanpa dirinya!" Geram Seo Chan meresa kesal kepada dirinya sendiri dan juga kepada Ji Won.

"Sudahlah jika memang dirinya tidak ingin bertemu lagi dengan diriku, maka aku juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dirinya lakukan kepadaku saat ini."