Seo Chan yang sedari tadi duduk di sebelah seorang pria bertubuh tambun yang menjadi pelanggan di club malam tempatnya bekerja sangat merasa risih saat pria bertubuh tambun itu tidak henti-hentinya melakukan hal tidak senonoh pada tubuh bagian belakangnya.
Sedari tadi tangan Seo Chan sudah gemas ingin mengenyahkan tangan pria bertubuh tambun itu dari tubuhnya jika saja dirinya tidak mengingat jika saat ini dirinya sedang bekerja dan menyamar menjadi salah satu rekan kerjanya yang sedang berhalangan hadir.
"Hahaha, aku tidak menyangka jika orang penting seperti Park-sangjang nim bisa datang terlambat seperti ini." Ujar sang pria bertubuh tambun sambil menegak alkohol yang ada digelasnya dan tidak lupa juga sebelah tangannya kembali meraba tubuh bagian belakang Seo Chan.
Seo Chan menggigit bibir bagian dalamnya cukup kuat, meski saat ini dirinya tengah mengulaskan senyuman di wajahnya agar bersikap profesional dalam bekerja.
Seo Chan mencoba untuk mensabarkan dirinya agar tidak hilang kendali dan mengacau saat tengah bekerja.
"Hei, manis. Mengapa kau sedari tadi diam? Apa kau tidak merasa haus?" Ucap sang pria bertubuh tambun sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Seo Chan yang terlihat begitu tertekan saat ini.
Dengan cepat Seo Chan menggelengkan kepalanya, lalu berdeham pelan untuk mendapatkan suara pelan dan lembut seperti seorang perempuan pada umumnya.
"Tidak, malam ini aku sama sekali tidak sedang ingin minum, tuan." Balas Seo Chan mengulurkan sebelah tangannya untuk menahan gelas berisikan alkohol yang kini tengah di ulurkan oleh sang pria bertubuh tambun kepada dirinya.
Sang pria bertubuh tambun pun mengulaskan seringai kecil diwajahnya. "Kau tidak perlu khawatir manis. Satu kali teguk saja tidak akan membuat dirimu mabuk."
Sang pria bertubuh tambun kembali mengulurkan gelas berisikan alkohol kepada Seo Chan, membuat Seo Chan berdecak dalam hati merasa kesal dengan paksaan pria bertubuh tambun itu.
"Ah tida tidak. Malam ini aku masih harus bekerja melayani pelanggan yagng lain. Jadi aku tidak akan minum sebelum jam kerja ku habis tuan." Ucap Seo Chan sesopan mungkin meski dirinya benar-benar sedang merasa kesal saat ini.
"Ayolah manis, satu kali teguk saja." Ucap sang pria bertubuh tambun kembali mendesak Seo Chan. Membuat kedua rekan kerjanya menatap Seo Chan dengan tatapan antisipasi jika Seo Chan akan membuat kegaduhan malam ini.
Seo Chan memajamkan kedua matanya erat sambil menghela nafas tertahan karena mencium bau alkohol begitu kuat dari hembusan nafas pria bertubuh tambun itu.
"Baiklah, aku akan meminumnya sedikit saja." Ucap Seo Chan dengan sangat merasa terpaksa. Meski begitu senyuman tidak pernah memudar di wajahnya.
Pria bertubuh tambun itu pun mengulaskan senyum lebar diwajahnya mendengar jawaban Seo Chan yang memang sudah dirinya tunggu-tunggu sedari tadi.
"Ini gelas untuk mu cantik."
Pria bertubuh tambun itu pun mengulurkan kembali gelas berisikan alkohol dan langsung di terima oleh Seo Chan.
Sebelum menegak alkohol yang ada di dalam gelas itu, Seo Chan melirikan matanya terlebih dulu untuk melihat jenis alkohol apa yang dituang oleh pria bertubuh tambun itu kedalam gelas yang sedang dirinya pegang saat ini.
Seo Chan sedikit merasa lega karena semua botol alkohol yang berada diatas meja diruangan itu merupakan alkohol dengan kadar rendah. Jadi tanpa berpikir panjang Seo Chan langsung menegak habis alkohol di dalam gelas itu dalam sekali teguk saja.
Membuat sang pria bertubuh tambun dan para pengikutnya yang lain bersorak sorai.
"Hah, aku suka dengan sifat mu. Malu di awal namun sebenarnya kau sangatlah begitu agresif." Ucap sang pria bertubuh tambun sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Seo Chan dan mendaratkan sebuah kecupan pada sebelah sisi wajah Seo Chan yang sontak langung membuat Seo Chan dan kedua rekan kerjanya membulatkan kedua mata terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh pria bertubuh tambun itu.
Seo Chan yang masih memegang gelas alkohol pun mengeratkan begitu kuat jari-jemarinya pa tubuh gelas itu untuk meluapkan emosinya.
Sedangkan itu kedua rekan kerjanya memberikan isyarat kepada dirinya untuk tetap tenang melalui isyarat mata dan juga gerakan tangan.
Seo Chan memejamkan kedua matanya erat dan langsung meletakan gelas yang di pegangnya keatas meja dengan sedikit menghentakannya. Membuat suara semua yang berada didalam ruangan itu terperanjat kaget.
Brak!
"Ah maaf, sepertinya tangan ku sedikit licin sehingga hampir saja aku menjatuhkan gelas ini." Kilah Seo Chan sambil mengulaskan senyuman tanpa dosanya.
Sang pria bertubuh tambun itu pun tergelak lepas, berbeda dengan kedua rekannya yang terkekeh gugup karena masih merasa terkejut namun merasa lega di saat bersamaan melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Seo Chan.
Seo Chan memutar kedua bola matanya malas dan memilih untuk menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa dari pada berdekatan dengan pria bertubuh tambun itu.
Pria bertubuh tambun yang melihat Seo Chan memilih untuk menyandarkan tubuhya pada kepala sofa pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya dan membiarkannya saja.
Kini sang pria bertubuh tambun itu menolehkan kepalanya kearah anak buahnya.
"Bagaimana? Apa kalian sudah mendapatkan kabar dari Park-Sangjangnim?" Tanya pria bertubuh tambun pada anak buahnya.
"Belum Han-sangjannim. Sepertinya Park-sangjangnim masih dalam perjalanan menuju kesini." Jawab sang anak buah pria bertubuh tambun itu, membuat sang pria bertubuh tambun berdecak sedikit kesal.
"Ini sudah hampir satu jam aku menungu dirinya disini. Setidaknya dirinya harus memberikan kabar kepadaku jika memang tidak bisa menghadiri pertemuan ini." Decak sang pria bertubuh tambun yang di balas dengan memutar kedua bola mata malas oleh Seo Chan.
Seo Chan beranjak dari duduknya yang kini membuat semua pasang mata diruangan itu mengarah kepada dirinya.
"Kau ingin pergi kemana manis? Jam sewa ku bahkan belum selesai." Tanya sang pria bertubuh tambun dengan sebelah tangan yang memegang bagian paha Seo Chan.
Seo Chan ingin sekali berdecak kesal sata bagian tubuhnya di pegang begitu saja oleh orang asing tanpa seizin dirinya. Namun dirinya harus tetap bersikap profesional kali ini agar tidak membuat kerusuhan di ruangan ini.
"Aku hanya ingin pergi ke toilet sebentar dan akan segera kembali kesini." Jawab Seo Chan semanis mungkin dan kini tatapan kedua matanya mengarah pada semua pria berjas hitam yang ada diruangan ini.
"Kuharap tidak ada salah satu dari kalian yang berani pergi keluar mengikuti diriku sampai ketoilet. Jika aku melihat kalian melakukan itu, maka aku tidak akan segan-segan untu tidak kembali lagi keruangan ini." Ucap Seo Chan memperingati semua pria yang berada diruangan itu dengan seulas senyum tetap terulas diwajahnya.
Sang pria bertubuh tambun yang mendengar peringatan Seo Chan pun tergelak geli lalu mengarahkan tatapan matanya pada seluruh bawahannya.
"Kalian kuperintahkan untuk tetap berada diruangan ini sampai gadisku kembali lagi keruangan ini. Kalian mengerti?!"
Dengan serempak para anak buah pria bertubuh tambun itu menganggukan kepala dan membalas perkataannya.
"Kami mengerti Han-sanjangnim!"
Kini tatapan mata sang pria bertubuh tambun kembali mengarah pada Seo Chan dengan seulas seringai kecil terpatri diwajahnya.
"Sekarang kau bisa pergi ke toilet dan kembali dengan cepat keruangan ini lagi, manis."
Seo Chan benar-benar merasa merinding dan jijik mendengar perkataan pria bertubuh tambun itu dengan nada yang di buat-buat.
"Baiklah kalau begitu aku akan kelur sekarang." Ucap Seo Chan yang langsung melangkahkan kakinya menuju pintu dan keluar dari ruangan itu.
Saat sudah berada diluar ruangan itu Seo Chan langsung membulatkan kedua matanya dan memeluk tubuhnya sendiri dengan erat.
"Hihhh, aku tidak akan lagi-lagi masuk keruangan ini jika saja aku tidak ingat sedang bekerja malam ini!"