Chereads / Starlight In The Dark Night / Chapter 19 - Starlight - 17

Chapter 19 - Starlight - 17

"Hei lihat! Bukan kah itu si bisu murid pindahan baru itu?" Seru salah seorang anak laki-laki kepada teman-temannya yang tengah di taman bermain dekat sekolah dasar mereka.

"Kau benar! Aku sama sekali tidak habis fikir, mengapa sekolah kita bisa menerima murid bisu seperti dirinya. Bukan kah seharusnya dia dimasukan ke sekolah kusus perkumpulan orang bisu? Hahahaha." Sahut seorang anak perempuan sambil tergelak geli dan di ikuti oleh teman-temannya.

"Ya, sekolah kita seharusnya melarang anak bisu masuk untuk belajar! Biarkan saja dia masuk ke sekolah perkumpulan orang bisu! Benar-benar sangat mengganggu." Sahut anak perempuan lain dan di setujui oleh teman-temannya yang lain.

"Percuma memiliki wajah cantik dan imut, jika kau bisu kau tidak akan menarik sama sekali!"

Lagi, suara gelak tawa mengejek dari perkumpulan murid-murid sekolah dasar mengudara di taman yang terlihat cukup sepi dari lalu lalang pejalan kaki.

Sedangkan itu di sisi lain, seorang gadis kecil tengah terduduk diatas kursi taman dengan kedua mata yang berkaca-kaca mendengar ejekan-ejekan yang di layangkan oleh anak-anak dari sekolah dasar yang baru dirinya pindahi selama satu minggu ini.

"Hei, hei, kurasa mengapa selama satu minggu ini dirinya selalu diantar jemput oleh seorang nenek tua karena kedua orang tuanya sama sekali tidak menginginkan dirinya!"

"Kau benar! Lagi pula mana ada orang tua yang menginginkan anak bisu? Itu benar-benar sangat merepotkan!"

"Iya benar! Sangat amat merepotkan!"

"Hei anak bisu! Cepat katakan pada kedua orangtua mu untuk segera keluar dari sekolah kami! Pindahlah ke sekolah khusus untuk orang-orang bisu!"

Griet.

Sang gadis mengeratkan genggaman tangannya pada tali tas yang dirinya gunakan saat ini. Dirinya mencoba menahan dirinya agar tidak menangis di hadapan anak-anak itu, karena yang ada dirinya akan membuat mereka begitu senang melihat dirinya yang menangis.

"Hei Bisu! Ka-

Klontang!

Perkataan seorang anak laki-laki langsung terhenti saat melihat sebuah kaleng minuman melintas tepat di hadapan dirinya hingga menabrak tiang ayunan di sekitarnya.

Bukan hanya sang anak laki-laki saja, tetapi juga para teman-temannya pun ikut terdiam membeku di tempat, melihat kaleng minuman soda yang melayang dan hampir saja mengenai salah satu dari mereka.

"Yak, Yak, yak! Aku sama sekali tidak menyangka anak sekolah dasar bisa berbicara rasis seperti itu huh?" Ujar Seo Chan dengan kedua tangan yang dirinya masukan kedalam saku celana jeans.

Kini tatapan para anak-anak itu langsung mengarah kepada Seo Chan yang wajahnya masih terlihat lebam serta perban yang masih membalut hidungnya.

Para anak-anak itu pun bergedik ngeri melihat penampilan Seo Chan saat ini. Tidak terkecuali gadis yang sedari tadi tengah di ejek oleh kelompok anak-anak itu.

"Siapa kau?! Kau pasti seorang penjahat yang sedang melarikan diri bukan?!" Seru salah seorang anak laki-laki yang perkataannya tadi terhenti saat kaleng soda yang di tendang oleh Seo Chan melintas di hadapannya.

Sebelah alis Seo Chan terangkat keatas merespon apa yang di katakan oleh anak laki-laki itu.

"Penjahat? Jika iya kenapa? Setidaknya jika aku penjahat aku hanya akan melukai fisik korban ku saja." Seo Chan menjeda perkataannya dan kinni menatap satu persatu kelompok anak kecil di hadapannya.

"Tidak seperti kalian yang masih kecil sudah memiliki sifat lebih rendah dari seorang penjahat. Karena kalian telah menghina makhluk ciptaan tuhan yang dimana kalian bukan hanya melukai fisik korban kalian, tetapi juga perasaannya." Lanjut Seo Chan yang kini sudah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa kalian tidak takutj jika tuhan akan marah kepada kalian, karena sudah menghina salah satu ciptaannya yang sangat amat dirinya sayangi? Tsk, tsk, tsk." Ujar Seo Chan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tsk! Aku tidak akan terpengaruh dengan perkataan seorang penjahat seperti mu!" Seru sang anak laki-laki sambil menatap Seo Chan dengan tatapan menghina.

"Benar! Kedua orang tua mu pasti sama seperti anak bisu itu! Mereka pasti tidak pernah mengurus mu maka kau menjadi seorang penjahat!"

Seo Chan merasakan sebuah perempatan muncul di pelipisnya. Dirinya sama sekali tidak menduga jika anak-anak sekolah dasar jaman sekarang sudah begitu pintar dalam memilah kata. Namun sayang kepintaran mereka digunakan hal yang tidak pantas di lakukan oleh anak seusia mereka.

"Tsk, tsk, tsk, aku yakin kedua orang tua ku sangat menyayangi diriku melebih sayangnya kedua orangtua kalian kepada diri kalian sendiri. Mereka pasti akan sangat merasa kecewa jika mengetahui kelakuan anak mereka yang seperti ini." Ujar Seo Chan pura-pura memasang raut wajah kasihan, menatap satu persatu anak-anak itu.

Salah seorang anak perempuan baru saja ingin membuka suara untuk menimpali perkataan Seo Chan langsung terhenti saat dirinya melihat rombongan para murid kelas lima baru saja keluar dari gedung sekolah mereka.

Dan seulas seringai pun terulas di wajah anak perempuan itu.

"Kyaaaa! Sunbae, tolong kami! Ada penjahat yang tengah merundung kami disini!" Pekik sang anak perempuan membuat Seo Chan dan teman-temannya sedikit mengerutkan dahi saat suara teriakannya begitu sangat memekakan telinga.

Seo Chan yang melihat reaksi dari anak perempuan itu pun menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk melihat siapa orang yang di maksud oleh anak perempuan itu.

Setelah melihat rombongan para murid lain baru keluar dari gedung sekolah, tatapan mata Seo Chan tidak sengaja bersitatap dengan sala seorang murid yang sedang berjalan bersama dengan teman-temannya.

Sedangkan itu murid yang baru saja berjalan keluar dari gedung sekolah bersama dengan teman-temannya dan tidak sengaja bersitatap dengan Seo Chan pun langsung menyipitkan kedua matanya, untuk memfokuskan tatapan matanya melihat Seo Chan yang wajahnya penuh dengan lebam dan juga perban pada bagian hidungnya.

Belum lagi di hadapannya ada kumpulan anak kecil yang dirinya yakini juga merupakan salah satu murid di sekolahnya dan seorang adik kelas.

"Yak, kalian bermain curang sekali memanggil bantuan di saat aku sedang tidak melakukan hal jahat kepada kalian. Tsk!" Decak Seo Chan yang benar-benar merasa miris dengan kelakuan dari murid sekolah dasar di hadapannya ini.

"Kau pasti akan sangat menyesal karena sudah mengganggu kami! Mereka pasti akan berada pada pihak kami!" Ujar sang anak perempuan dengan seringaian di wajahnya.

"Chan-hyung!"

Seo Chan yang namanya di panggil oleh seseorang pun menolehkan kepalanya keasal suara tersebut. Dimana dirinya melihat seorang murid sekolah dasar yang tadi tatapan matanta tidak sengaja bersistatap dengan murid itu, tengah berjalan kearah dirinya bersama dengan ketiga teman yang lain.

"Suho-yah, apa kau mengenal pria penuh lebam itu?" Tanya salah seorang murid yang berjalan bersama dengan murid yang tadi memanggil nama Seo Chan.

"Tentu saja, dia adalah kakak sepupu yang ku ceritakan kepada kalian. Kakak sepupu ku yang mendapat kan gelar terbaik di universitasnya!" Jawab sang murid yang mengenal Seo Chan, membuat ketiga temannya langsung membulatkan kedua mata terkejut.

Seo Chan yang samar-samar mendengar jika murid yang tadi memanggil namanya di panggil Suho oleh teman-temannya pun langsung menjentikan jarinya kencang. Membuat kelompok murid di hadapannya menaikan sebelah alis heran.

"Suho-yah! Aku tidak percaya jika kita akan bertemu disini!" Seru Seo Chan menyapa murid itu dan langsung membuat kelompok murid di hadapannya langsung membulatkan mata mereka terkejut, terutama anak perempuan yang tadi sudah berseru meminta tolong.

Mereka sama sekali tidak menduga jika Seo Chan mengenal salah seorang senior mereka di sekolah. Dan sepertinya mereka harus berfikir ulang untuk mengadukan apa yang sudah dilakukan oleh Seo Chan kepada mereka.