Chereads / Starlight In The Dark Night / Chapter 14 - Starlight - 12

Chapter 14 - Starlight - 12

Ji Won yang sedang terduduk disebuah kursi yang berada di rofftop toko milik Eunha sedikit mengerutkan dahinya heran melihat kearah bawah.

Lebih tepatnya dirinya menatap heran kerah seorang gadis yang tengah berdiri seorang diri tidak jauh dari toko milik Eunha.

Seo Chan yang sedang sibuk meletakan piring berisikan masakan buatan ibu Eunha dan juga Yeji sedikit berdecak sebal melihat Ji Won yang justru asik duduk santai, sama sekali tidak membantu dirinya dan yang lain.

"Yak, Chan-ah! Cepat bantu aku membawa piring yang lain!" Seru Eunha saat dirinya sudah berada di samping Seo chan.

Seo Chan yang mendengar seruan kencang Eunha dari jarak dekat pun langsung berjengit kaget.

"Yak! Kau tidak perlu sampai berseru seperti itu dari jarak dekat!"

Eunha hanya memutar bola mata malas. "Cepat sana kau kembali kedalam membaa piring yang lainnya."

Seo Chan berdecak kesal dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa kau harus mneyuruh diriku? Kenapa tidak aku sudah Won-ah saja? Lihat dia asik duduk disana tanpa membantu kita sama sekali."

Eunha menaikan sebelah alisnya menatap Seo Chan heran, namun dirinya memilih untuk mengikuti kemana tatapan mata Seo Chan mengarah.

Setelah itu Eunha langsung menyipitkan kedua matanya , menatap tajam punggung Ji Won.

"Hhhmm, enak sekali dirinya diam bersantai tidak membantu sama sekali!" Geram Eunha yang tidak senang melihat Ji Won terduduk santai.

Seo Chan pun menganggukan kepalanya. Diirnya ingin mempropokasi Eunha agar perempuan marah kepada Ji Won dan menyuruh sahabatnya itu untuk ikut membantu mereka berdua menyiapkan menu makan malam.

"Benar-benar. Apa kau tidak ingin menyuruhnya untuk membantu kita?" Tanya Seo Chan berbisik pada Eunha.

Eunha pun langsung menganggukan kepalanya. "Tentu saja aku akan menyuruhnya juga untuk membantu kita menyiapkan makan malam!"

Setelah mengatakan itu, Eunha pun langsung berjalan menghampiri Ji Won dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

Sedangka itu Seo Chan yang melihat Eunha sudah berjalan menghampiri Ji Won pun terkekeh jahat. Ditambah lagi saat ini dirinya melihat Eunha yang sudah menarik sebelah telinga Ji Won dan membuat sahabatnya itu meringis sakit.

"Aagh, Eun-ah! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau menarik telingaku?" Ringis Ji Won yang tiba-tiba saja telinganya di tarik Eunha.

"Heuumm, menurut mu karena apa lagi aku melakukan hal ini kepada mu? Disaat aku dan Chan-an sibuk menyajikan piringa diatas meja makan, kau justu asik terduduk disini heum?" Ucap Eunha masih sambil menarik telinga JI Won.

Ji Won pun kini menolehkan kepalanya kearah Seo Chan. Dirinya langsung memutar kedua bola mata malas saat melihat Seo Chan tengah memasang ekspresi evil nya.

Dirinya tahu Seo Chan memasang ekspresi evil untuk meledek dirinya yang tengah dimarahi oleh Eunha saat ini.

Helaan nafas panjang pun Ji Won hembuskan.

"Baiklah-baiklah aku akan membantu kalian. Jadi lepaskan tangan mu dari telingaku!"

Tanpa menunggu lama, Eunnha pun langsung melepaskan tarikannya tangannya pada telingan Ji Won.

"Baik, kalau begitu, ayo kita kembali menyajikan menu masakan makan malam!"

Eunha pun berjalan lebih dulu meninggalkan Ji Won melewati Seo Chan menuju dalam rumahnya.

Sedangkan itu Ji Won yang baru saja melangkahkan kakinya dan kini sudah dekat dengan Seo Chan pun berdecal sebal.

"Sudah puas kau melihat diriku yang di marahi oleh Eunha?"

Tanpa merasa bersalah Seo Chan pun menganggukan kepalanya cepat.

"Tentu saja aku teramat sangat merasa puas."

Ji Won memutar kedua bola matanya malas.

"Ya ya terserah dirimu. Cepat masuk kedalam jika kau tidak ingin menjadi korban kekerasan Eun-ah."

Seo Chan mengulaskan senyum lebar diwajahnya. "Tentu saja, aku baru ingin masuk kedalam rumahnya."

Setelahnya Seo Chan dan Ji Won pun berjalan masuk kedalam rumah Eunha, untuk membantu membawakan menu makan malam yang sudah selesai di masak oleh ibu Eunha dan juga Yeji.

Melihat semua menu makan malam sudah tersaji rapih diatas meja makan, makan malam pun di mulai. Selama makan malam berlangsung mereka semua saling mengobrol satu sama lain, membicarakan banyak hal, apalagi terkait Seo Chan dan juga pekerjaan yang saat ini sedang di lakukan oleh pemuda itu.

"Chan-ah, apa kau tidak berniat untuk berhenti dari pekerjaan mu saat ini dan bekerja di perusahaan saja?" Tanya ayah Eunha, menatap Seo Chan khawatir.

Seo Chan pun mengelengkan kepalanya dengan yakin. "Tidak paman. Aku merasa nyaman bekerja disana. Apalagi rekan-rekan kerja dan bos memperlakukan ku dengan sangat baik di sana."

Helaan nafas panjang ayah Eunha hembuskan. "Bukankah keluarga mu mengetahui pekerjaan mu saat ini? Apa mereka tidak merasa khawatir melihat anggota keluarga termuda mereka bekerja di club malam?"

Kekehan keluar dari bibir Seo Chan. "Hahaha, awalnya mereka merasa khawatir dan sering mengunjungi ku saat bekerja. Namun saat mereka melihat perlakuan para rekan kerja dan juga bos ku begitu baik kepadak, mereka mencoba untuk tidak terlalu khawatir dan membiarkan ku melakukan pekerjaan yang aku ingin kan ini."

Ayah dan Ibu Eunha menggelengkan kepala mereka bersamaan.

"Aku sama sekali tidak menyangka kau memilih untuk hidup bebas di luar sana Chan-ah. Ku pikir kau akan memilih untuk hidup nyaman di dalam lingkupan keluarga mu."

"Tidak paman. Untuk saat ini aku masih ingin menjalani kehidupan bebas diluar sana. Mungkin nanti jika aku sudah berubah fikiran, aku akan kembali pulang kerumah." Sahut Seo Chan dengan seulas senyum lebar terulas diwajahnya. Membuat Eunha yang melihat itu berdecak kesal.

"Maka dari itu kau tidak boleh merasa kesal saat aku memanggil mu bodoh. Karena kau benar-benar merasa bodoh, lebih memilih bekerja keras membanting tulang diluar dari pada bekerja nyaman di dalam lingkupan mu."

Seo Chan melirikan matanya kearah Eunha. "Kau tidak perlu merasa khawatir seperti itu Eun-ah, aku akan baik-baik saja selama bekerja disana."

Eunha langsung mendelikan matanya tidak senang kearah Seo Chan. "Apa kata mu? Aku khawatir? Yang benar saja!"

Seo Chan yang melihat reaksi yang di berikan oleh Eunha pun langsung tergelak geli. Begitu juga ayah, ibu Eunha, Ji Won dan Yeji yang ikut tergelak geli.

"Kalian berhetilah tertawa! Aku benar-benar sama sekali tidak merasa hawatir sedikit pun untuk orang bodoh sepertinya!" Seru Eunha benar-benar merasa kesal dan malu menjadi sumer tertawaan keluarganya.

"Ya ya ya, aku dan yang lain akan berhenti tertawa. Tetapi terimakasih sudah mengkhawatirkan diriku Eun-ah. Aku tidak menyangka jika kau akan merasa khawatir kepada diriku." Ucap Seo Chan yang justru membuat orang-orang di sekitarnya semakin tergelak.

Eunha yang melihat orang –orang di sekitarnya semaki tergelak pun menghela nafas kasar.

"Sudah ku bilang aku tidak khawatir kepada nya! Kalian berhentilah menertawakan ku!"