Chereads / The Mistake (balas dendam) / Chapter 4 - 04 Poor Lyra

Chapter 4 - 04 Poor Lyra

"Aku tak akan menyentuhmu jika kamu tak memberi izin. Namun kalau boleh, aku sangat ingin mencium."

Perkataan Martin, orang asing yang ia temui membuat Lyra teringat soal first kiss yang terenggut. Padahal waktu itu, situasinya mendukung. Tak akan ada seorang pun yang berpikir Danes Alkhair tengah bermain-main.

Termasuk Lyra. Semua orang tertipu.

Jalan satu minggu masa PDKT mereka pun berjalan lancar. Berhubung Lyra tak pernah berkencan sebelumnya, ia pun disuruh bertemu Danes. Mereka jalan-jalan seperti sepasang kekasih yang tengah berkencan. Memang sih Denes gak romantis tapi apapun permintaan Lyra ia kabulkan.

Contoh saat Lyra minta dibelikan ice cream dan kembang gula.

Namun... saat hari-H orang itu justru mudahnya bilang hal yang seketika membuat hidup Lyra jungkir balik.

Padahal, tak terjadi hal buruk antara mereka, salah paham atau apapun. Lalu kenapa Lyra beralih posisi sebagai umpan?

Dosa besarkah yang membuat hal tersebut terjadi?

Lyra adalah orang baik-baik. Ia orang dewasa polos yang tak tahu apa-apa. Bagaimana malah jadi korban?

Bugh.

Lyra memukul lengan Martin.

Sret.

Lyra terpaku saat Martin merengkuh erat tubuhnya. Hangat. But no!

Lyra tak boleh terjebak untuk kedua kali. Salah kalau orang asing tersebut kasih harapan palsu, namun Lyra pastikan kali ini ia benar-benar menikah.

Tidak bisa tidak. Harus!

"Berhubungan intim denganku tanpa pengaman. Iya atau tidak, waktumu hanya tiga detik."

Inilah yang namanya orang gila, cuman belum dibawa ke rumah sakit aja.

Jadi apakah?

Alis Martin terangkat. Fiks, gadis yang tengah ia peluk ini benar-benar kacau. Masih untung tak bunuh diri. Terlalu kuat keadaan memukulnya.

Atau, Lyra yang sangat terguncang stres berat sampai tak waras?

Saat Lyra mulai berhitung, Martin sontak bersmirk. Bagus, ia dapat batu loncatan sebegitu mudah. Bahkan tanpa bersusah payah, surga dunia datang sendiri.

Lupakan soal cantik, toh bagi Martin Lyra gak terlalu buruk. Standar.

Tawaran menarik sekaligus mengandung racun.

"Satu."

Belum sempat Lyra menyebut dua, Martin sudah lebih dulu mencium beringas. Tindakan refleks perempuan tersebut adalah mencengkram kuat bahu orang yang katanya presdir tersebut. Entah benar atau tidak, yang jelas Martin tak bisa berhenti.

Bahkan walau Lyra berubah pikiran hingga akhirnya melawan.

Ia akan langsung mengambil alih.

Mata Lyra terpejam erat. Waktu dicium Denes lembut, lalu sekarang kok langsung beringas?

Mau tak mau perempuan tersebut membuka mulut saat gigitan kuat terasa. Benar, Lyra harus siap berganti status ke wanita bukan gadis, perempuan ataupun orang waras.

Ia sudah gila sejak menantang orang lain untuk mengambil keperawanannya. Itulah sebab seseorang tak boleh bermain-main dengan kalimat.

Setiap perkataan membuat hati seseorang terluka ataupun tersinggung. Dari perkataanlah seseorang tersesat.

Satu suara aneh terdengar. Keringat halus membuat badan Lyra panas dingin. Jadi, ia demam mendadak oleh takut dan menyesal?

Sayangnya, terlambat total!

Bugh!

"Akh."

Lyra meringis saat Martin seperti orang kesetanan mendorong ke dinding. Dasar, Lyra itu manusia bukan hewan.

Ini namanya penyiksaan.

Lalu bodohnya perempuan itu tampak pasrah. Harusnya ia bisa sekedar menyerang balik. Hello!

Tenaga Lyra termasuk kuat untuk ukuran perempuan. Bahkan menang adu panco bersama sang ayah. Orang itu bukan anak beladiri, hanya saja ia bisa membuat orang kesakitan oleh pukulannya.

Tubuh Lyra meremang saat Martin terus menyentuh bagian sensitif. Baik, Lyra akui, ia kalah dibagian tersebut.

Tak ada sesuatu apapun yang mampu ia perbuat.

Sensasi mengambil alih dunia dan hidup. Lyra kalah dan jatuh.

Tunggu!

Mumpung belum sampai inti, Lyra masih bisa keluar dari keadaan yang menyebalkan tersebut. Tapi, apa yang harus ia perbuat?

Menyentak little angry bird Martinkah?

Hua... cabut nyawa Lyra sekarang!

Ia sudah tak pantas hidup di dunia ini!

Lakukan sesuatu bukan semakin bertambah bodoh. Hey Lyra masih hidup!

Lantas, apa yang akan orang tersebut lakukan?

***

Jikalau ada orang dungu berkapasitas otak rendah akibat volume otak kecil, orang seperti Lyra adalah yang paling tepat. Terserah mau menjudge orang tersebut seperti apapun.

Lyra yang galau sudah tak berpikir soal apa-apa. Kosong.

Bayangkan, dua orang making love di belakang rumah.

Tidak ada tempat yang lebih layak?

Lyra pun tak terlalu mengerti yang tengah ia pikirkan. Bagaimana malah melakukan hal tak senonoh tersebut?

Ia yang minta!

Kalau ketahuan?

Oh astaga.

Tuhan, saat waktunya tepat tolong cabut nyawa Lyra. Semua orang pun pasti begitu. Dasar bodoh.

Napas Lyra memburu, ini pengalaman pertama sekaligus paling tak masuk akal yang pernah ia ambil.

So, lepas status gadis?

"Stop," ujar perempuan tersebut susah payah.

Tahu, ia sudah berusaha melepaskan diri namun tenaga orang yang tengah menggerayangi tersebut diluar penerimaan Lyra.

Ia kalah!

Sekarang pun tangan dikunci diatas.

Ini sih namanya Lyra dilecehkan. Tapi Lyra yang nantang, termasuk apa itu?

Ah gila!

"Lepas!"

Tubuh Lyra menggeliat saat sesuatu masuk ke bagian sensitif. Hua... sudah jauh, masih bisakah kembali?

Kalau orang ini sama brengsek dengan Denes, Lyra akan tinggal debu sebab hilang keperawanan. Setelah itu, kalau takdir tak berpihak ia juga akan hamil. Ini masa subur orang tersebut!

Apalagi coba yang kurang!?

Cukup.

"Mendesah sayang, i need hear your voice."

Tidak!!!

No, no, no!

Big no!

Tak mungkin Lyra melakukan itu. Potong lidah Lyra kalau ia berbuat hal tak senonoh tersebut.

Hey, sekarang ia berubah menjadi sampah dan tempat pembuangannya sekaligus!

Tuhan tolong Lyra. Haruskah 'dibunuh' dengan cara begini?

Pergerakan dibawah sana semakin kuat. Kali ini Lyra sudah tak bisa menahan suara menjijikkan saat puncak menghampiri.

Napas Lyra memburu. What its is?

"Nikmat?"

Apa yang terjadi?

Itu namanya apa?

"It-itu apa?"

Martin terkekeh pelan, perempuan dihadapannya ini terlihat polos dan menggemaskan sekaligus. Jadi guru mantap tuh.

Inilah hal yang Martin ingin. Sengaja ia menggoda Lyra sambil menatap lurus. Erotis nan menawan. Lalu orang ini pun terjebak.

Napas Lyra masih seperti awal, tak teratur.

Martin mendekatkan diri ke gadis yang tinggal menghitung menit berubah status. Pasti akan sangat menyenangkan sebab ini adalah pengalaman pertama Martin bermain dengan orang yang masih tersegel.

Tubuh Lyra meremang saat Martin mengigit cuping telinganya. Lalu berbisik dengan deep voice. Sangat manly.

Lyra sontak hilang kontrol.

"Setelah ini apa kau akan bertanggung jawab? Hidup diluar susah, aku takut akan banyak hal."

Sangat tak berkelas, sudah minta sesuatu yang tak masuk akal sekarang malah ngomong aneh. Silahkan tenggelamkan Lyra ke jurang biar gak kembali.

Orang tersebut gila!

"Tentu, aku menawarkan pernikahan padamu. Terserah mau percaya atau tidak, yang jelas kamu harus."

Pemaksaan, lalu Lyra kalah sebab memancing orang liar merusak diri sendiri. Orang tersebut tak habis pikir. Setelah ini rasanya ingin ke RSJ atau psikiater agar gilanya gak makin buruk.

Lyra kembali mengeluarkan suara aneh saat Martin menyentuh bagian sensitif lain. Pusing, nikmat dan mual menyerang. Lyra tak tahu harus melakukan hal seperti apalagi, ia jelas kalah.

Tuhan, setelah ini cabut nyawa Lyra agar tak menjadi sampah dalam dunia yang indah sekaligus menyeramkan tersebut.

Dunia yang disebut bumi?

Entahlah, namun kira-kira begitu.

"Fly with me, sayang," ujar Martin.

Berakhir sudah?

*****