Suasana malam hari di kediaman Haidar, seperti biasa sangat sunyi seperti tidak ada kehidupan di sana.
Selesai makan malam beberapa saat lalu, semua orang masuk ke kamar mereka masing masing.
Hanya Wiyana, tamu yang masih berkeliaran di ruang tengah.
"Aisss, kenapa papa dan anak itu sama sama keras? Ah, pusing banget dibuat mereka," keluh Wiyana sembari memijat keningnya agak keras.
Ia benar benar pusing karena seperti tak menemukan cara untuk membuat mereka kembali baikkan, setelah tadi Ken cerita bagaimana bocah itu mendiamkan Haidar selama Wiyana sakit.
Wiyana jadi merasa bersalah dan berniat membuat ke duanya kembali akrab, apa pun caranya. Wiyana harap dia menemukan cara.
"Hufff," keluhnya.
Samar samar terdengar suara mesin mobil dari luar, Wiyana sedikit menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.
Begitu tahu Haidar yang turun dari mobil, Wiyana refleks langsung melirik jam tangannya.