Karena Wiyana tak kunjung menjawab, Haidar memilih untuk mengalah saja.
"Bukakan gerbang utama untuk tamu Wiyana," seru Haidar lantang.
Wiyana melihat kanan dan kiri mencari siapa orang yang pria itu suruh, tapi tak ada satu pun pelayan atau penjaga di sana.
Sementara Wiyana penasaran siapa yang Haidar ajak bicara, gerbang utama sudah dibukakan oleh anak buah Haidar yang berjaga di sana.
"Sahabatmu akan masuk, tapi ingat. Jika, terjadi masalah lagi. Saya tidak akan pernah izinkan dia untuk masuk," ancam pria tampan itu tanpa ragu.
Wiyana tak merespon apa apa, dia hanya diam. Dan, setelahnya Haidar pergi dari sana tanpa sepatah kata apa pun lagi.
"Kenapa sikapnya begitu? Dia pikir dia siapa? Huh?" dumel Wiyana kelewatan kesal.
Syukur Haidar tak ada, jika pria itu mendengarnya pasti akan terjadi kekacauan yang lebih parah lagi.
Di teras rumah, Haidar mengepalkan tangannya. Kesal karena tadi Wiyana tak menjawab pertanyaannya.