Ke tiganya hanya diam di dalam mobil, padahal mobil yang mereka tumpangi sudah terparkir sejak lima menit yang lalu.
Mata Wiyana berbinar binar melihat sekitar yang sangat ramai, suasana sore di taman kota sangat mengesankan.
Sementara itu anak dan papa yang bersama Wiyana sama sama tak minat melihat keadaan luar.
"Ini membosankan, lebih baik kita cari tempat lain saja," usul Haidar sudah memutar kunci siap untuk menghidupkan kembali mesin mobil.
Tapi, Wiyana tahan dengan menyentuh punggung tangan pria itu.
Mata mereka bertemu, Haidar diam terpanah oleh tatapan sedalam samudera milik Wiyana.
"Ini tempat yang bagus, ayolah turun!" ajaknya dengan nada girang.
Wiyana kembali menarik tangannya menjauh, dia menoleh. Dilihatnya Ken tengah menatap dirinya juga.
Ya, sebelas, dua belas lah dengan Haidar. Sepertinya bocah itu pun tak menyukai tempat ramai yang Wiyana pilih.
"Ayo, Ken! Kamu suka, kan? Taman?"