"Sumpah, gue nggak enak banget sama Allard."
Alea dikagetkan oleh Wiyana yang pulang pulang, langsung gelisah karena korban berhasil dibawa kabur.
Gadis itu menyalahkan dirinya sendiri, padahal Allard tak mengatakan apa pun padanya.
"Hmmm, pasti berat buat dia. Korban itu adalah satu satunya jalan bagi mereka buat tuntaskan kasus pelik ini, kan?"
Alea jadi ikut kepikiran, dia yang mendengarkan cerita dari Wiyana saja geram. Ingin rasanya Alea mengulang waktu dan berada di sana saat itu, setidaknya dia yang akan sadar akan keanehan yang terjadi di sekitar.
"Gue harus apa, dong?"
"Mana gue tau," jawab Alea sembari mengangkat ke dua bahunya.
Wiyana memukul kepalanya sendiri karena di saat saat begini, mendadak saja otaknya jadi blank tak bisa memikirkan apa pun guna menyelesaikan masalah.
"Ya, udahlah. Gue balik duluan, lo yang semangat kerjanya!" pesan Wiyana.
Ya, guna mengadu pada Alea. Wiyana mengunjungi cafe tempat sahabatnya itu bekerja.