Di ruang bawah tanah dengan puluhan jeruji besi, seorang pria dengan hoodie oversize serta kepala yang tertutup kupluk melihat pada gadis yang baru saja dia larikan dari rumah sakit.
Siapa lagi jika bukan Kania, dua gadis lain di dalam jeruji berbeda yang melihat pria sialan itu hanya bisa menangis dalam diam.
Bulan---kumbang ke dua, dan Maya Sanaya---kumbang pertama berprofesi sebagai penari balet yang hidup sebatang kara, membuat dirinya sangat mudah untuk diculik sebab tak akan ada yang mencari ia.
"Sangat cantik...." puji pria itu dengan senyum licik di balik masker hitamnya.
Pujian itu terdengar sangat horor di telinga Bulan dan Maya, ke duanya miris melihat wanita lain dalam keadaan yang jauh lebih buruk dari pada mereka.
"Rambutnya begitu sehat, saya suka gadis dengan rambut indah berwarna hitam."
Tangannya dengan lancang mengambil helai demi helai rambut Kania, dia hirup aroma sampo gadis tak sadarkan diri itu.