Keadaan mendadak jadi canggung, oh tidak! Sepertinya hanya canggung bagi Wiyana saja.
Dilihat dari gelagatnya yang tak bisa santai, dia tegang bahkan saat mengambilkan lauk ke piring Ken.
"Tante, kenapa?" tanya bocah itu, malam ini Ken terlihat sudah lebih baik.
Sejak Wiyana ada di dekatnya, Haidar pun turut mulai memperhatikan Ken. Jujur Ken senang dengan itu, dia berharap semoga papanya tak akan pernah berubah lagi.
"Hemmm?" tanyanya balik, Wiyana seperti tak fokus.
Tentu saja, pikirnya masih melayang layang ke beberapa saat lalu. Dia malu sangat malu, bagaimana bisa dia berbuat seperti itu dan alhsil Haidar tak jadi makan siang.
"Tante, kenapa? Dari tadi tegang banget," ulang Ken dengan penuh kesabaran.
"Ah, enggak. Aku nggakpapa, makan lagi, ya!" suruh Wiyana, dia mengusap puncak kepala Ken.
Dengan itu, maka Ken menurut. Lagi lagi Wiyana tak bisa tak memandang ke bangku di mana tempat Haidar biasa duduk, di sana kosong.