Senyum manis gadis berseragam SMA dengan wajah yang tak jelas itu kembali tampak di ke dua pupil abu abu Haidar, dengan berlatar belakangkan sebuah ruangan yang terlihat hampa.
Sebab sekelilingnya hanya ada dinding putih tanpa celah satu pun, jangankan celah. Pintu pun tak ada di sana, seakan yang ada di dalamnya tak akan bisa keluar lagi.
"Ah, kamu bakal mudah dikenali kalau selalu begini."
Jantungnya berdetak tak karuan, keringat dingin menganggu Haidar.
Pria itu berdiri tepat di depan sepasang bocah SMA yang sama, ke duanya seperti tak bisa melihat dirinya sehingga Haidar frustasi tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Aku bakal selalu selipkan yang kayak gini di setiap kesempatan, aku harap kamu bisa kenali aku kalau suatu hari nanti kamu lupa sama aku."
Sial, jantungnya berdetak tak karuan. Suara itu selalu berhasil membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak, dan Haidar tak tahu apa yang sebenarnya sedang dia rasakan.