Disebuah kamar yang megah dan juga mewah, terlihat sepasang kekasih tengah sibuk bermain lidah sembari menikmati permainan panas mereka. Suara desahan pun bahkan sampai memenuhi seisi ruangan yang cukup luas ini, seorang wanita cantik tengah beraksi dengan liarnya di atas tubuh kekar seorang lelaki yang tak lain adalah Kenzo. Sedangkan yang ada di atas tubuhnya itu adalah Fina, wanita cantik ini terlihat begitu bersemangat ketika mendapat sedikit sentuhan darinya dan bahkan sekarang mengambil alih permainan mereka.
Ranjang bergoyang semakin kencang, Kenzo sudah sampai pada batasnya. Lelaki itu mengambil alih permainan agar tidak sampai melakukan kesalahan yang fatal dikemudian hari, Fina sampai menjerit-jerit keasikan setelah mendapat gempuran yang tiada henti dari lelaki tampan ini. Tubuh keduanya pun menegang sampai akhirnya Kenzo memuntahkan semua di atas paha Fina, wanita itu pun tersenyum puas sembari mengusap wajah tampan lelaki yang ada di atas tubuhnya.
"Kau hebat sekali Kenzo, aku benar-benar suka permaon mu. Terima kasih sudah menghiburku malam ini sayangku..."
Kenzo hanya tersenyum kecil, jujur saja dia tidak terlalu puas dengan kenikmatan yang lelaki ini dapatkan sekarang. Terlebih karena barang milik Fina adalah bekas orang lain, apalagi dengan gigitan yang sedikit longgar. Berbeda sekali dengan milik Jasmine yang membuatnya begitu candu, seketika dia jadi ingin pergi dan lebih memilih gadis cantik itu dari pada disini. Akan tetapi Kenzo juga harus memikirkan sebuah alasan yang jelas agar dia bisa lepas dari dekapan wanita licik ini.
"Kenzo berhentilah menatap layar ponselmu! aku disini, tapi kenapa kau selalu mengirim pesan dengan orang lain. Siapa itu?!" tanya Fina dengan wajah yang kesal.
Kenzo menatap wajah kekasihnya itu, "Ini dari temanku, jadi jangan cemburu seperti itu okay? oh iya Fina maaf aku tidak bisa berlama-lama disini karena ada urusan lain, apa itu tidak masalah?"
Urusan lain? itu adalah alasan Kenzo agar bisa segera pergi dari rumah ini, dia juga tidak mau jika sampai bertemu dengan kedua orang tua atau kerabat dari Fina. Karena pada akhirnya mereka akan merasa sangat curiga sampai akhirnya akan semakin mengikat hubungan kedua orang ini, dan tentu saja Kenzo tidak ingin jika sampai hal itu terjadi menimpanya. Hubungan yang serius bukan type dari pilihan hidup yang ingin dia rasakan, semua itu tidak ada gunanya dan bahkan mungkin akan membuat hati lelaki ini kembali terluka.
"Urusan apa? kau selalu saja pergi ketika baru sebentar keluar bersamaku. Kenzo, apa kau tidak mencintaiku? kenapa selalu menghindar seperti itu sih?!"
Fina terus saja merengek-rengek dan itu membuat kepala Kenzo pusing, dia terus memberikan alasan yang jelas dan juga pasti agar wanita ini mengerti. Mungkin butuh beberapa menit agar Kenzo bisa lepas, dan segera pergi untuk menemui Jasmine dirumahnya.
Setelah bersusah payah, lelaki ini pun berhasil pergi dan keluar dengan selamat dari rumah wanita yang terus saja mengekangnya itu. Fina, dia itu memang bisa membuat siapa saja tunduk dihadapannya dengan uang yang wanita itu miliki. Namun tidak berlaku bagi Kenzo, karena uang bukanlah segalanya bagi lelaki ini. Karena sejak lama Kenzo lebih mementingkan kebahagiaan serta kepuasan nya dalam menjalani hidup.
Lelaki ini menyalakan mesin motornya, kemudian melaju cepat menuju rumah Jasmine. Dia hanya berharap jika gadis itu ada dirumahnya, tidak banyak oleh-oleh yang lelaki ini bawa. Hanya sebuah martabak manis dengan minuman dingin yang Kenzo bawa sebagai alasan untuk meminta maaf serta berterima kasih tentang kejadian waktu itu. Mungkin dalam pikiran kotornya, lelaki ini juga berharap jika akan ada sesuatu yang menarik lagi terjadi diantara mereka berdua.
Dalam beberapa menit, Kenzo pun sampai disana. Di depan rumah seorang gadis yang saat itu menjalin cinta satu malam dengannya, lelaki ini pun turun dari motornya kemudian berjalan masuk. Keadaan rumah terasa sepi, apalagi dengan lampu luar yang padam. Dia jadi tidak terlalu yakin jika Jasmine ada dirumah, namun tidak ada salahnya juga untuk mengetuk pintu bukan?!
Tok tok tok !
Kenzo mengetuk pintu rumah yang terlihat sangat sepi itu, mungkin bukan sekali dua kali tapi beberapa kali. Tidak ada suara atau orang yang menyahut sampai akhirnya lelaki ini pun mencoba mengintip dari balik jendela yang terbuka, terlihat suasana rumah begitu sepi tanpa ada siapapun sampai akhirnya tepukan seseorang mengagetkan Kenzo. Dia refleks mengumpat kasar sampai hampir memukul lelaki yang ada dibelakangnya.
"Heh siapa kau? apa yang kau lakukan dirumah Jasmine?!" tanya lelaki bertubuh tinggi itu.
Kenzo menatap dengan tajam, "Kau sendiri siapa?!"
"Wah lihatlah, kau malah membalikan pertanyaan dariku. Oh! jangan-jangan kau ini adalah penguntit mesum?!" tuduh lelaki itu kepada Kenzo.
"Siapa yang kau bilang penguntit mesum? kau sendiri siapa datang dan tiba-tiba datang kerumah gadis yang tinggal sendiri?!" tanya balik Kenzo.
Kedua orang ini malah saling menuduh satu sama lain sampai menimbulkan keributan, sampai akhirnya Jasmine pun keluar untuk mengecek. Dia melihat Kenzo serta teman satu kantornya Rifan tengah beradu mulut dengan mata yang saling melotot satu sama lain.
"Hey apa yang sedang kalian lakukan di sini?!" teriak Jasmine dengan wajah yang mengantuk.
Sepulang bekerja, gadis ini langsung tidur karena kepalanya terasa begitu pusing, belum lagi dengan badan yang sakit. Mungkin efek dari kehujanan kemarin dia baru merasakan efeknya sekarang, namun karena keributan di depan rumah cukup menggangu waktu istirahat nya sehingga Jasmine pun harus bangun untuk mengecek.
"Heh pendek! apa kau mengenal lelaki ini?" tanya Rifan kepada Jasmine.
"Dia ini temanku, kenapa kalian ribut-ribut malam begini? aku sedang istirahat jadi berhentilah!" gerutu Jasmine dengan wajah kesalnya.
Kenzo merasa bersalah karena telah mengganggu gadis yang sedang beristirahat itu lalu meminta maaf, sedangkan Rifan masih terus memperhatikan lelaki yang tidak dia kenal itu. Dia hanya khawatir jika lelaki ini memiliki niat buruk kepada Jasmine temannya.
"Maaf jika aku mengganggu waktu istirahat mu Jasmine, aku kemari hanya ingin membawakan kau makanan sebagai permintaan maaf karena wak--"
Belum sempat menjelaskan semuanya, Jasmine langsung refleks menutup mulut Kenzo. Dia tidak ingin jika sampai Rifan mendengar apa yang lelaki itu ucapkan, apalagi tentang kedatangan Kenzo kemarin malam yang bisa saja membuat gosip yang tidak enak untuk didengar.
"Masuklah! kita bicara di dalam, Rifan jangan khawatir karena orang ini adalah temanku jadi kau bisa pulang sekarang okay?! Kenzo ayo cepat masuk!" ajak Jasmine sembari menyeret lengan lelaki itu ke dalam.
Rifan tidak bisa berkata-kata lagi ketika Jasmine langsung menutup pintu rumahnya dengan cepat, dia jadi semakin penasaran siapa lelaki yang datang kerumahnya malam-malam begini?! mereka juga seolah menyembunyikan hal yang tidak ingin di dengar oleh orang lain.
"Anak pendek itu, apa dia akan membuatku tidak bisa tidur karena penasaran?!"