Chereads / Love And Conspiracy / Chapter 36 - Mantan Detektif

Chapter 36 - Mantan Detektif

Kegelisahan Regina terlukis pada wajahnya. Dia berharap David melewati masa kritis. Dia mengingat pertemuan antara dirinya dengan David pertama kali. Ketika itu David berambut gondrong dengan kumis dan jenggot yang tebal.

Regina menelan ludah, mengira David seorang teroris. Pria itu tak mengurus dirinya dengan baik karena terpuruk kehilangan kariernya. Dia berpenampilan acak-acakan, rambut tidak ditata dengan rapi, baju sudah lama tidak diganti, ia juga tak ingat terakhir kali mandi.

Banyak orang melihatnya dengan pandangan risih, beberapa dari mereka ada yang menganggapnya gila, ada juga yang mengasihaninya. Penampilan seperti itu tidak akan memancing kaum hawa menyukainya. Kucing saja akan ketakutan.

Keenan juga cukup terkejut memperhatikan David. Namun, dibalik kondisi David yang memprihatinkan, mereka dapat bekerja sama dengan baik. Ternyata, David tak seperti bayangan mereka yang tampak menyeramkan.

David merupakan pria yang berjiwa besar, dia suka menolong sesama. Bahkan, dia sering membantu nenek-nenek yang menyebrang jalan. Selain itu, loyalitas tak pernah lepas dari motto hidupnya. Keenan tidak pernah salah merekrut David untuk bekerjasama di bawah naungannya.

Dalam pekerjaan, David tidak pernah mengecewakan, Regina juga beruntung mendapatkan partner seperti pria itu. Keduanya dapat bekerjasama dengan baik, walau Regina bersikap ceroboh dan egois, berbanding terbalik dengan sifat David.

Lambat laun, David banyak belajar dari Keenan dan Regina. Dia mulai terbiasa dan dapat mengimbangi mereka. David selalu menghargai Keenan sebagai majikannya, ia tak pernah berpikir mengkhianati atau mengecewakannya.

Semakin lama, Keenan merasa nyaman terhadap kehadiran David. Dia dapat mengandalkan David dari setiap rencananya. Sosoknya yang setia menjadikan dirinya sebagai salah satu orang yang dipercayai Keenan.

Saat mengingat setiap karakter David, Regina tak henti-hentinya meneteskan air mata. Dia tidak mau kehilangan teman yang setia seperti David. Didunia ini orang baik banyak, namun orang yang memiliki loyalitas yang tinggi serta berjiwa besar sangat jarang ditemukan.

Kebanyakan dari mereka mengutamakan diri mereka sendiri dibandingkan orang lain, jika sama-sama terlibat dalam kebakaran, mungkin lebih mengutamakan diri sendiri ketimbang menyelamatkan orang lain.

David tidak bisa berdiam diri melihat orang lain susah atau tidak berdaya. Dia memilih mengorbankan dirinya dibandingkan melihat orang lain sengsara, namun kebaikannya itu seringkali disalahgunakan oleh sebagian orang.

Mereka memanfaatkan kebaikan David demi keuntungan semata. David tak menyadari hal itu karena dia memperlakukan setiap orang sama, kecuali orang itu merupakan seorang kriminal yang tak bisa ditolerir atau dia salah telah berpihak pada penjahat.

Selain kebaikan itu, David juga tahan sogokan. Akibat dari salah satu sifatnya itu, ia keluar dari pekerjaannya. Dia pernah ditawari sejumlah uang agar menutupi segala kejahatan yang ia lihat, tetapi David memilih membuka suaranya dan terlibat langsung dalam penyelidikan atas kasus tersebut.

Tidak pernah terlintas di benaknya, ia tersingkir dari pekerjaan karena pernyataannya itu. Kekecewaan David bertambah, saat tak menemukan pekerjaan lainnya. Mereka tak mau menerima dengan alasan yang tak masuk akal.

Ternyata, uang adalah segalanya. Seseorang dapat menggunakan uang hanya mendapatkan apa yang ia inginkan. Siapapun yang berkuasa selalu merasa dirinya yang paling sempurna. Padahal, tak ada pribadi yang sempurna kecuali Allah.

Semakin lama banyak orang terhipnotis dengan uang dan segala rayuan manis agar dapat diperbudak oleh segelintir orang. Siapa yang dapat menyelamatkan mereka dari ambisi yang merajalela?

Ambisi tidak ada habisnya dan akan memperparah keadaan, jika tujuan belum tercapai. Manusia tidak pernah puas atas apa yang didapatkan. Ambisi yang terlalu berlebihan tidak akan mendatangkan keuntungan, justru akan mendatangkan malapetaka.

Namun, ambisi menjadi kekuatan yang besar bagi setiap pribadi agar melawan ketakutan. Seseorang yang berambisi tidak kenal pantang menyerah, mereka akan terus berjuang untuk diri mereka sendiri hingga waktu yang tak dapat ditentukan.

Positifnya, seseorang yang berambisi dapat menjadi pribadi yang berkeinginan kuat tanpa peduli bahaya yang terus berdatangan. Negatifnya, apa yang didapatkan tidak pernah puas dan selalu menjadi yang terbaik, tak peduli jika harus melukai orang lain.

Selain itu juga, ambisi diartikan sebagai obsesi seseorang karena angan-angan yang tak tersampaikan. Semakin lama tujuannya terbengkalai, ambisi untuk memiliki yang diinginkan semakin kuat dan tak terkendali.

Ketika berada di puncak, mereka akan cepat bosan, tetapi jika ada seseorang yang mencoba mengacaukannya, mereka takkan tinggal diam. Akhirnya, nyawa sebagai jaminan yang tiada habisnya.

David, salah satu pria yang agak sedikit berbeda. Terkadang dia tidak berambisi jika menyangkut loyalitas dalam pekerjaannya. Namun, jika menyangkut menangkap kriminal, ia tak pernah berhenti untuk mengejar mereka.

Dimana para penjahat itu berada, David akan terus mengejar mereka tiada henti hingga ke ujung dunia. Dia tak pernah bosan mengejar mereka. Selain itu, bekerja selama 15 tahun, tak luput dari kecintaannya terhadap menolong sesama.

Namun, beberapa kali David gagal dalam pekerjaannya sebagai seorang detektif. Hal itu dilatarbelakangi oleh kemahiran penjahat yang sulit ia kontrol. Ia tak pernah berhenti menangkap mereka.

Kesibukannya sebagai seorang detektif tak memikirkannya untuk menikah atau menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Namun, ia bukan pria yang lurus, hanya mementingkan hubungan manis tanpa adanya pendekatan secara khusus. Dia pria yang memiliki daya hasrat yang tinggi.

Mungkin, karena usianya yang matang dan siap untuk menikah. Dia tidak menyukai hubungan jarak pendek yang sangat membosankan. Dia pria yang percaya dengan adanya cinta sejati. Walau pemikirannya seperti itu, masih ada perempuan yang tidak meliriknya. 

Pertemuannya dengan Nafa tak membuatnya menyesal. Mengingat nama Nafa, air mata David menetes tak menentu. Walau dalam keadaan yang tak sadarkan diri, ingatannya masih tajam.

Dia tidak pernah berhenti memikirkan wanita pujaannya. "Nafa," lirih David. Denyut jantungnya tak stabil, ia terus memanggil-manggil nama wanita itu. Dokter dan suster yang merawatnya mengkhawatirkan nasib David.

Mereka berusaha semaksimal mungkin dan menunggu keajaiban datang pada pria itu. Akankah David terselamatkan dengan kondisi yang kritis seperti itu? Lalu, gimana dengan janji yang ia miliki bersama Nafa?

Apakah ia tak pernah bisa memenuhi janji itu? David yang malang, tak seharusnya ia bernasib sesial itu. Dibalik kondisi David yang tak terlepas dari ventilator, seorang pria datang menepuk pundak Regina.

Ia tahu dirinya terlambat, namun Regina tak menyalakan pria tersebut. Sebagian dari diri Regina senang melihat Keenan yang sehat, namun sebagian dirinya lagi ia tak bisa menutupi kecemasannya terhadap David.

"Sudah lama?" tanya Keenan. Regina mengangguk.

"Aku yakin dia pasti melewatinya dengan baik. Dia adalah pria yang kuat."

"Aku tahu dia pria kuat, tetapi jika dilihat dari mereka yang tak berhenti menyelamatkan pak David, aku takut kondisinya semakin memburuk. Aku…"

Regina menghentikan pembicaraannya saat seorang dokter keluar dari ruangan ICU. Keenan dan Regina berdiri, mereka penasaran terhadap keadaan David.

Bagaimana kisah selanjutnya? Akankah David dapat terselamatkan dan janjinya terhadap Nafa terpenuhi?