Chereads / MILO(Akmil dan Akpol ku) / Chapter 5 - Bagian ke lima: Suka Vs Cemburu

Chapter 5 - Bagian ke lima: Suka Vs Cemburu

Mereka Sampai dirumah Vania, "Kakak mau turun dulu ga ?" Tanya Vania sembari memasukan dompet dan Handphonenya. "Boleh boleh..." Ujar Wildan sambil melepaskan seatbelt nya.

Vania membuka pintu rumah perlahan, "Assalamualaikum" Vania melepas sepatunya. "Walaikumsalam" Jawab Bang Algo dan kak Cantika.

"Ada kak Cantika?" Ujar Vania dan salim ke kak Cantika.

"Helooo, baru pulang sekolah ya?" jawab Kak Cantika dan melirik ke Arah Wildan,

"Ekhm tadi rutenya sekolah rumah aja atau tempat lain dulu nih hahaha..." kekeh Kak Cantika.

Vania langsung berjerit "Ihh ga ada ya, langsung pulang kok sumpah!" Jawab Vania dan melarikan dirinya ke Arah kursi ruang tamu,

"Tadi dianterin wildan ?" Tanya Banga Algo sambil menyuruh Wildan Masuk,

"Iya bang hehe..." Wildan menghampiri bang Algo dan salim.

"Abang mau pergi ?" Tanya Vania,

"Iya.." Jawab Banga Algo sambil menggunakan sepatunya.

"Mau ikut ga?" Tanya kak Cantika,

"Ga deh kak, masih ada yang mau di kerjain," jawab Vania,

"Yaudah Kita pergi dulu ya, entar kalo adek mau nitip telpon aja, oohhh iya Wil makan dulu baru pulang.." Bang Algo dan kak Cantika sudah dipintu luar.

"Hahahha iya Bang siapp," Senyum Wildan.

Bang algo dan kak Cantika sudah pergi , sedangkan Vania dan kak Wildan hanya duduk diruang tamu.

"Ini minum dulu kak," Ujar Vania sambil meletakan segelas minuman dan kue kering,

"heheheh Ga usah repot repot Van," kekeh Wildan, "Kalo kurang kasih tau aja ya, entar aku ambilin lagi hehehe.." jawab Vania dan duduk di depan kursi Wildan.

Wildan menghabiskan minuman nya sambil mengobrol dengan Vania, "Ini brownies nya buat sendiri?" Wildan masih menguyah Brownies kering yang Vania suguhkan.

"Buat dongg!" senyum Vania,

"Beli sih ini Fix!" Balas Wildan,

"Ga ada ya aku buat sendiri ini, ga percaya?" Tantang Vania,

"Ga percaya hahah.." balas Wildan dengan sedikit tertawa,

"wahhh...." Vania baru ingin mengomel tapi dipotong abis oleh Wildan

"HAHAHAHA iya iya percaya buat sendiri…"

"Ehhh ada siapa nih ? Tamu Boss cilik?" Bude datang dari balik pintu depan rumah.

"Hehehehhe ini bude kenalin dulu," Sahut Vania mengenalkan Wildan ke bude,

"Wildan bude," Salim Wildan ke Bude,

"Ohhh ini anak yang AKMIL itu ya ? Yang sering diomongin sama ibu..." Celetuk bude.

"Ehhh bukan bude," Heran wildan dan langsung melihat ke arah Vania,

"Wildan AKMIL kan ya?" Bude menanyakan hal yang sama untuk meyakinkan, " Bu bukan bude," Wildan senyum dengan ke heranan,

"lahhh kok akmil..mana katanya sering diomongin sama mama vania ? Jangan jangan bang izal..." Batin Wildan sambil menatap Vania dengan pikiran tak terbaca.

"Ehhh ta tapi yang ibu omongin mah anak AKMIL," Lanjut Bude masih meyakinkan omonganya,

"Sejak kapan? orang kak Wildan itu akpol, akademi Kepolisian Budessss!" Sentak Vania membuat bude mundur dari membicaraanya

"Ohhh ahhhh Iya iyaa, Hheeheheh Bude mau ke kak Ami dulu ya kalian disini aja jangan aneh aneh ya ga boleh dose.....dadahhh bude ke kak Ami ya!" Bude pergi keluar dan meninggalkan Mereka.

"Memang Bude tuh suka aneh aneh kak hehehe.." Kekeh Vania sedikit canggung,

"Hahaha gapapa kok, oh iya kakak mau pamit ya ga enak juga udah mau malem," Ujar Wildan sambil berdiri dari kursi ruang tamu.

"Ohh okee...ehh bentar bentar!r" Vania lari ke arah Dapur dan mengambil sekotak tupperware yang berisi Brownies kering buatannya,

"Ini kak..buat cemilan," Vania memberi kan tupperware itu ke Wildan

"WAHHH...makasih banyak lohh!" senyum Wildan sambil menerima tupperware yang berisi brownies.

"hati hati ya kak!" Senyum Vania dari pintu rumah yang sedang mengantar Wildan ke depan rumah, "Pulang ya nitip salam buat abang..sama makasih ini cemilannya!" Wildan menggangkat tupperware tadi,

"Hahahaha selamat menikmati," senyum Vania yang menggantungkan tanganya disela sela pintu rumah. Mobil Wildan pergi menghilang dari parkiran Rumah Vania.

Bude duduk dikursi tunggu untuk Pasien

"MIIIII!" Teriak bude memanggil kak Ami.

"Apaa budeee?" Sahut kak Ami keluar dari ruangan resepsionis,

"Wil Wildan itu siapa sih?" Tanya Bude.

"Ben bentarr aku inget inget dulu, ohhh iya wildan itu adeknya rizal, kenapa emang nya bude ?" Kak Ami menarik kursi dan duduk disamping bude,

"Tadi wildan anterin vania tauuuu!" Balas bude membuat topik lebih panas,

"Ohhh wildan disuruh sama rizal anterin vania selama dia balik ke taruna kata Algo sih gitu.." Jelas kak Ami,

"Ta tapi Vania jadi di jodohin sama rizal kan?" Lanjut bude,

"Jadi bude" balas kak Ami.

"Aku si setujunya sama Rizal aja dari pada Wildan, wildan anaknya kek anak ga bener,"tambah bude membakar topik lagi,

"Ga bolehh gitu budeee...ga boleh nilai orang dari tampang aja ingett!" kak Ami membalas pedas,

"Ya udah, dah ah kerumah lagi," Bude berdiri dari kursinya,

"Ya allah bude...bude ke sini cuman nanya itu aja?" Kak Ami terkekeh melihat bude yang datang hanya menanya hal Wildan saja,

"Hahhahah dadahh sayang kuu!" Bude pergi kembali ke rumah.

Vania yang sedang ganti baju terpikir kata kata bude tadi, "Kok kata bude mama sering ngomongin tentang Akmil ? Kan kalo Akmil mah kak rizal ya kan?" Vania yang terus teringat kata-kata bude, membuat pikirannya pecah.

Sedangkan disisi lain Wildan yang membuat stir mobil nya menjadi samsak "APA APAN ANJER RIZAL! Ngambil gebetan orang,mana katanya mama vania sering ngobrol tentang Akmil. Mana Akmil kan rizal pasti ada sesuatu ini nih, Agggghhhhhh bodo amat gua tetep mau berjuang, terserah lah mau gimana pun! pokonya gua harus dapetin Vania!"

Wildan memukuli stir bak samsak, kalo stir bisa ngomong "maaf bang saya ngapain? Saya gatau apa apa saya yang dipukul!"

Sebenarnya Wildan tak tau apa-apa tentang Vania yang sudah di jodoh kan dengan Rizal.

Kembali dengan kamar Vania yang bernuasa sejuk ini, "Jodoh gua keknya kasur deh...betah banget emang kalo udah rebahan tuh," Ujar Vania sambil meraba raba kasur nya yang embuk, Vania yang enak enak lagi rebahan ngide ngide buat ngechat Rizal.

Kak Rizal

Vania : assalamualaikum kak izall..

Vania: vania udah dirumah tadi dianterin sama kak Wildan,

Off

Kembali ke real life, Vania merubah posisi menjadi duduk dan melihat keluar jendela kamarnya,

"Sumpah tumben banget gua bisa sayang sama mahluk hidup loh, gua keknya nyambung ke kakak nya.....ta tapi tadi kok gua rasa ada juga perasaan gua sama adeknya,kan ga mungkin gua bisa milikin dua duanya," Renung Vania, wah sepertinya dia kesamber petir lagi.

"Ehhhhh apan sihh sekolah dulu yang bener baru nyari jodoh badrul!" Vania memukul mulutnya sendiri, Tiba tiba ada dering telpon masuk ke Handphone Vania.

Percakapan Ditelpon,

Vania : ya halo?

Kk rizal : haiii , lagi apa kamu?

Vania : Hehehe lagi diem aja liat ke langit

Kk rizal : ngapain liat ke langit ?

Vania : aku lagi nyari orang

Kk rizal : nyari siapa kamu ?

Vania : aku nyari orang yang lagi aku telpon

Kk rizal : hahahha bisa aja

Vania : kali aja ada wujud kamu di langit

Kk rizal : hahahhaha vania vania

Vania :hehehe, oh iya kak..Vania mau cerita,

Kk rizal : apa lagi nih?

Vania : serius dulu kak,

Kk rizal : iya iya apa ?

Vania menceritakan tentang kejadian tadi saat dia ditolong Wildan dengan panjang lebar.

Kk rizal : siapa nama anak cowo nya ?

Vania : andra

Kk rizal : Ouh siap, kamu cari tau alamat rumahnya ya aku mau ngirimin papan bunga atas duka cita kehilangaan.....

Vania : apan sih kak udah selesai kok kan ada kak wildan juga , untung tadi ada kak wildan

Kk rizal : udah skincarean blom ?

Vania : belum kenapa?

Kk rizal : yaudah sekarang gihh

Vania : gamau mager

Kk rizal : udah kerjain dulu....

Selang 15 menit setelah Vania melakukan rutinitas malam nya yang ditemanin Suara Rizal. Dia terlelap dalam tidurnya dengan sabungan telpon yang masih tersambung,

Kk rizal : Van Van? udah tidur ya ..? yaudah lanjut besok lagi deh, bye bye have good dream,night! sorry ga bisa jagain kamu heheh.. Night Van.

Rizal menutup sambungan telpon nya karena Vania sudah terlelap didalam tidurnya. Rizal langsung meletakkan kembali ponselnya di keranjang khusus para taruna meletak kan handphone-nya.

Tanpa pikir panjang dia pun langsung menyusul teman-temannya yang sudah terlelap. Hanya tersisa dua orang yang masih bertelpon dengan kekasihnya atua hanya bermain game sejenak.