Wanita yang sedang diamati Sintia adalah Rana, kaca mobil yang setengah terbuka membuat wajah Rana telihat jelas. Meskipun Rana memakai kacamata hitam untuk menutupi silau teriknya matahari.
"Kirana?" bisik Sintia. Walaupun ia sedikit ragu karena penampilannya yang cukup berbeda, dengan Kirana yang dulu ia kenal.
Sintia pikir, jika dia benar Kirana ini akan menjadi ancaman bagi Sintia. Kehadiran Kirana bagi hidupnya dan Adrian bukan hanya sekedar bayang-bayang bagi rumah tangganya, tapi seolah mimpi buruk yang akan menjadi kenyataan.
Sintia bergeming memikirkan itu, jika saja suara klakson dari mobil di belakangnya tidak berbunyi, dia masih tenggelam dalam pikirannya. Dia segera menginjakk pedal gas mobilnya, mengikuti mobil yang dikemudikan oleh Rana.