Kaila turun dari gendongan Theodor, lalu dia mengikuti Theodor yang berjalan ke sebuah kamar di villa.
"Theo, ini ada acara apaan?" tanya Kaila penasaran saat memasuki kamar yang terlihat sangat indah.
Theodor hanya tersenyum dan langsung masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Kaila yang berada di kamar dengan berbagai macam pikirannya. Mata Kaila tiba-tiba menatap pada sebuah long dress summer yang memiliki motif gambar floral dengan warna pastel.
"Kenapa ada gaun ini di sini?" gumam Kaila.
Tidak lama Theodor sudah keluar dari kamar mandi dengan setelan jas berwarna hitam dan dasi kupu-kupu berwarna merah.
"Apa yang kamu pikirkan, Kaila? Itu gaun untuk kamu pakai sekarang, lebih baik kamu siap-siap untuk sesuatu yang akan aku berikan nanti," kata Theodor dengan smirk miringnya.
Kaila langsung nyelonong ke kamar mandi sambil membawa gaun yang ada di atas ranjang tadi membuat Theodor berdecak saat melihat Kaila yang aneh hari ini.
"Kaila, Kaila, kamu akan segera aku ikat. Aku tidak akan membiarkan kamu terlepas dariku lagi bagaimanapun caranya," gumam Theodor sambil berjalan ke sofa.
Cklek
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Kaila yang sudah memakai gaun.
"Kesayanganku cantik banget sih," puji Theodor.
"Lebay," ejek Kaila.
"Aku enggak lebay loh, emang benar kamu cantik bamget kayak bidadari," balas Theodor.
"Kalau kamu biasa aja," balas Kaila melengos.
"Benaran aku biasa saja di mata kamu atau Richard yang wajahnya standard hingga membuat kamu mau sama dia?" tanya Theodor.
"Emang aku bilang aku mau sama dia, enggak kan?" kata Kaila.
"Jadi kekasihku ini cuma menggoda Richard aja buat menemani hari-hari kamu yang sepi itu," goda Theodor terkekeh.
"Apaan sih? Aku enggak sejahat itu ya," balas Kaila.
"Lalu?" kata Theodor sambil menyilangkan tangannya.
"Ya enggak ada apa-apa," balas Kaila.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Theodor menduga itu keluarga yang mencari mereka diajak Kaila keluar dari kamar.
"Hey, Kalian ngapain di dalam? Ayo kumpul sekarang," kata Sienna.
"Iya, Ma, sebentar. Aku lagi mesra mesraan sama Kaila," balas Theodor.
Mata Kaila seketika membulat saat mendengar perkataan Theodor.
"Apaan sih? Jangan percaya, Aunty," kata Kaila.
"Udah, udah, kalian ini mending langsung nikah aja deh," goda Sienna cekikikan di luar kamar.
"Iihh, Aunty," rengek Kaila.
Theodor bangun dari duduk lalu langsung merangkul bahu Kaila. "Kita keluar sekarang. Keluarga kita sudah menunggu," ajak Theodor.
"Ini ada apa sih? Jangan bikin kejutan yang enggak sesuai ekspektasi deh," kata Kaila kesal.
"Nanti lihat saja sendiri, Sayangku," balas Theodor mencubit hidung Kaila.
Mereka keluar dari kamar dan tidak mendapati Sienna di depan pintu kamar.
"Mama kamu mana? Udah hilang aja," kata Kaila.
"Paling tadi udah balik ke ruang tamu," balas Theodor.
"Hmm," deham Kaila.
Mereka berdua melangkahkan kaki bersama menuju ruang tamu. Saat sudah sampai, mereka melihat semua orang sudah berkumpul sambil ngemil dan meminum teh di sana.
"Nah, Princess kita sudah datang nih," kata Rebecca.
Kaila tersenyum pada semua anggota keluarga.
"Wah, cucu Grandma makin cantik aja," puji Lisa.
"Grandma kok di sini, bukannya lagi berobat ya?" tanya Kaila.
"Loh, emang Grandma enggak boleh di sini. Hari ini ada hal penting yang mau dibahas," jawab Lisa.
"Ada apa sih nih, bikin penasaran aja," kata Kaila,
"Duduk dulu," perintah Samuel.
Kaila mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Dia menatap semua orang yang hadir terlihat sangat serius makin penasaran dengan apa yang direncanakan.
"Bisa kita mulai?" tanya Arga.
"Bisa. Silahkan, Arga," jawabSamuel.
Kaila menatap ke arah Theodor yang tersenyum padanya.
"Kita sudah tahu sedari dulu Theodor putraku bersama Kaila sahabatan dan selalu bersama, apalagi mereka sekarang sudah sama-sama dewasa. Sebentar lagi Kaila juga lulus, sedangkan Theodor duluan menempuh kuliah. Kita tidak tahu ke depannya hubungan mereka bagaimana, bukan? Supaya putra putri kita ini tetap bersama dan putraku juga akan menjamin semua keperluan Kaila serta menjaga Kaila yang merupakan putri dari Rebecca dan Samuel sebaik mungkin, bagaimana kalau kita segera melakukan pertunangan untuk mereka berdua?" tanya Arga.
Prok prok
Semua bertepuk tangan kecuali Kaila yang melongok saat mendengar ucapan Arga. Dia tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba semua orang akan merencanakan pertunangan dia dan Theodor.
Kaila yang hendak berbicara tidak jadi saat tangan dia diremas kuat oleh Theodor. Mata Kaila menatap bingung ke arah Theodor.
"Aku berjanji akan selalu menjaga dan memberikan hal terbaik untuk Kaila. Memang Kaila itu suka labil, tapi dia sangat mencintaiku," kata Theodor lalu mengecup punggung tangan Kaila.
"Apa-apaan ini?" gumam Kaila.
Kaila tidak bisa bersuara. Tenggorokan dia terasah tercekat, ditambah Theodor menatap dia tajam menyiratkan bahwa dia tidak diperbolehkan berbicara.
"Kaila bagaimana keputusan kamu, Nak? Nanti kamu juga panggil Aunty sama uncle Arga menjadi mama dan papa ya," kata Sienna.
Semua mata memandang Kaila yang terlihat bimbang dengan keputusannya.
"Ma," panggil Kaila.
"Princess Mama ayo bilang sama kami kamu mau kan bertunangan dengan Theodor?" tanya Rebecca.
Kaila benar-benar terpojok saat ini, apalagi semua orang seperti ingin sekali membuat dia terikat dengan Theodor.
"Kaila jangan membuat keluarga kita menunggu," kata Theodor terkekeh.
Brak
Suara pintu villa terbuka dan terbanting dengan kencang membuat semua orang memandang ke arah pintu.
"Apa itu?" kata Leo.
Lisa berdecak melihat kedatangan cucunya yang satu lagi, adik dari Kaila.
"Maaf, maaf, aku datang telat," kata Maxime.
"Kamu ini enggak sopan sekali. Ini kakak kamu lagi direncanakan untuk bertunangan, jawab aja belum udah keganggu kayak di sinetron aja, ada iklannya," tegur Rebecca.
"Kakakku yang paling cantik di dunia diterima dong kak Theodor yang akan menjamin kehidupan Kakak yang mewah itu," kata Maxime.
"Apaan sih lu, datang-datang ngajak berantem," balas Kaila bangun dari duduknya lalu menjewer telinga Maxime.
"Hahaha, galak amat," ejek Maxime.
"Biarin galak, bodoh amat," balas Kaila,
"Kaila, Maxime, kalian ini sudah kayak bocah aja," tegur Rebecca melihat kedua anaknya.
"Maxime duluan, Ma. Ehh lu dijodohin sama Alesya noh biar kita iparan," kata Kaila terkekeh.
"Alesya sudah ada jodohnya," balas Arga.
"Hahaha, telat. Kasihan deh loh," ejek Kaila.
"apaan sih? Enggak jelas," Maxime mendelik kesal.
"Kalian bisa enggak sih pas ketemu itu pelukan, bukan berantem," tegur Lisa,
"Dia ngeselin, Grandma," balas Maxime mendekati Lisa lalu memeluknya.
"Idih, manja amat lu sama grandma. Gue aja enggak pernah dimanjain grandma," kata Kaila.
"Kak kasihan kakakku Theodor belum dijawab," kata Alesya dengan nada polosnya.
Wajah Kaila langsung kaku. Dia baru ingat belum jawab pertanyaan semua orang.
"Udah, udah, diterima aja. Susun dah kapan mau tunangan sekalian nikah buruan biar gue bisa gendong ponakan gue," kata Maxime.
"Maxime, kakakmu nanti makin marah nih sama kamu," tegur Lisa sambil membelai lembut kepala cucunya.