Chereads / Theodor Obsession / Chapter 25 - Accept You

Chapter 25 - Accept You

Kaila melihat semua orang yang di sana sangat mengharapkan jawaban dari dia mengiyakan permintaan mereka. Dia tidak mau semua orang kecewa lagi karena dia.

"Terima kasih, Kaila," kata Sienna.

Sienna bangun dari duduknya lalu memeluk kaila, bahkan Theodor tersenyum lebar mendapat jawaban iya dari Kaila.

"Wah, sebentar lagi aku bisa melihat mereka segera bertunangan dan menikah," kata Lisa.

"Masih lama kali Grandma. Makanya Grandma cepet sembuh ya," balas Maxime.

"Iya Mama harus sembuh biar bisa lihat cicit nanti," kata Rebecca merangkul mamanya.

Satu per satu orang yang ada di sana memeluk Kaila. Mereka semua sangat bahagia dengan keputusan Kaila.

"Theo, kamu harus menjaga Kaila bagaimanapun caranya. Papa sangat percaya sama kamu," kata Samuel.

Theo berjanji pada Samuel dan Rebecca bahwa dia akan selalu menjaga dan merawat Kaila dengan baik.

"Kak, bersyukur punya laki kayak kak Theo," kata Maxime.

"Gila lu yak. Gue ini terpaksa tahu," balas Kaila.

Semua orang melirik ke arah Kaila dengan tatapan penuh tanya.

"Hehehe, aku cuma bercanda," kata Kaila gugup.

"Gue bisa ditendang dari keluarga kalau menolak Theo lagi," gumam Kaila.

"Theo, makanan udah siap?" tanya Sienna.

"Sudah, Ma," jawab Theodor.

Mereka semua melangkahkan kaki menuju ruang makan. Di sana sudah ada berbagai macam makanan tersaji di atas meja.

"Maxime, lihat tuh makanannya enak-enak, serbu," kata Kaila.

"Serba serbu, emang harganya nya serba lima ribu," balas Maxime.

"Kalian ini seperti anak kecil saja," ejek Leo.

"Maaf ya. In kelamaan baru ketemu makanya adik kakak langsung heboh," balas Rebecca.

"Aku sama kakakku enggak gitu. Kakakku kaku," kata Alesya.

"Kakak kamu itu mirip sama papa kamu," balas Sienna lembut.

"Ma, kok Rafa enggak diajak si ke sini?" tanya Alesya.

"Rafa kerja, Sayang. Lagian juga nanti ketemu pas kamu udah mau tunangan," jawab Sienna.

"Semua, ayo dimakan dulu ini. Nanti dingin, tidak enak," kata Arga.

Mereka semua mulai memakan makanan yang ada di hadapan dengan lahap sambil sesekali berbincang mengenai acara pertunangan.

"Kaila, nanti acara pertunangan kamu ingin seperti apa?" tanya Sienna.

"Terserah Aunty aja," jawab Kaila.

Rebecca menatap tajam anaknya. Dia tidak suka jawaban Kaila yang begitu.

"Ini pertunangan sekali seumur hidup, Kaila. Nanti kalau kamu kurang suka kan sayang," tegur Rebecca.

"Iya-iya, Ma. Aku mau tema rustic aja," kata Kaila.

"Rustic itu harus di outdoor kan?" tanya Rebecca.

"Tidak mesti outdoor kok. Kalau mau indoor juga bisa," jawab Theodor.

"Oh gitu ya. Buat acaranya di indoor dan outdoor aja," kata Rebecca.

"Kalau mau tema itu berarti gaunnya jangan terlalu berat biar enggak ribet pas jalan-jalan ke sana kemari," balas Arga.

"Kalau menurut mama, para perempuan juga jangan yang ribet-ribet bajunya," kata Reine.

"Eh, ada aunty Reine. Dari tadi diam aja," kata Rebecca.

"Kamu ini aneh-aneh aja," tegur Samuel.

Arga menggeleng-gelengkan kepala. Dia merasa Rebecca maupun Kaila sama aja sifatnya, suka aneh.

"Kaila, kamu pakai mahkota bunga ya biar kelihatan ikutin temanya," kata Rebecca.

"Ma, aku pakai daun pisang aja bawahannya biar makin rustic," balas Maxime.

"Kalian ini kalau ketemu pasti bercanda mulu," kata Lisa.

"Parah banget lu sama gue yang super cantik ini," kata Kaila pada Maxime.

Theodor menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Kaila.

"Kaila, ada yang ingin aku bicarakan berdua sama kamu," kata Theodor.

"Boleh," balas Kaila.

Theodor menggandeng tangan Kaila. Dia membawa Kaila menuju teras villa setelah izin pada semua orang.

Grap

Theodor memeluk Kaila dengan erat dari belakang saat mereka sudah tiba di teras belakang. Dia menarik tangan Kaila hingga bibir mereka saling bersentuhan membuat Kaila reflek memukul tubuh Theodor, tapi tidak digubris sama sekali.

"Bibirmu selalu manis," kata Theodor mengusap lembut bibir Kaila.

"Apaan sih, Theo? Ngeselin deh," kata Kaila.

Theodor merangkul pinggang Kaila, lalu dia mengecup puncak kepala Kaila.

"Terima kasih sudah mau menerima aku menjadi bagian hidupmu, Kailaku sayang," kata Theodor.

"Tadi aku menerima kamu karena aku takut sama-sama keluargaku," balas Kaila.

Theodor yang tadinya tersenyum perlahan senyuman dia memudar tergantikan dengan raut wajah datarnya.

"Jangan pernah bermimpi untuk bisa lepas dari aku, Kaila. Aku bisa melakukan apa pun termasuk menikahimu sekarang," kata Theodor sambil mencengkram tangan Kaila.

"Mau dong dikawinin aja deh enggak usah dinikahkan," balas Kaila dengan wajah sok imut.

Pipi Kaila dicubit oleh Theodor lalu wajahnya ditangkup. "Kamu bilang hal ini padaku aja atau sama pria lain juga?" tanya Theodor.

"Ya sama siapa aja boleh," jawab Kaila.

Theodor memeluk Kaila dengan erat. "Kamu tidak boleh begitu pada cowok lain, hanya boleh sama aku aja," balas Theodor.

"Kamu posesif banget sih, peluk-peluk terus," kata Kaila.

"Kamu ini hobi sekali merusak suasana," balas Theodor.

"Maaf," kata Kaila.

"Cuit, cuit, yang lagi berduaan aja kayak pengantin baru," ejek Rebecca membuat semburan merah muncul di wajah Kaila.

"Mama ganggu orang lagi pacaran aja," balas Kaila.

"Aduh, waktu Mama dulu pacaran sama papa kamu mah kita udah ngapa-ngapain. Lihat kamu Mama jadi malu sendiri. Mama agresif," kata Rebecca sambil berkedip.

"Udah, Mama godain papa aja," rengek Kaila.

Theodor terkekeh geli melihat keluarga Kaila yang terkadang lucu dengan tingkah mereka.

***

Arga dan Sienna yang berada di kamar villa sedang beristirahat.

"Sayang, kenapa kamu melamun?" tanya Arga.

"Aku takut Kaila tidak mencintai Theodor. Anak itu serampangan, susah diatur," jawab Sienna.

"Tenang aja, Kaila tidak separah Rebecca. Yang pasti anak itu cuma sama anak kita aja. Aku selalu memantau anak itu juga. Kalaupun dia bersama pria lain pasti dia ke tempat yang wajar. Tapi jika anak itu sudah bertunangan dengan anak kita, aku tidak akan mentolerir Kaila lagi," kata Arga.

"Iya, Arga. Kamu harus jaga calon menantu kita. Aku enggak mau dia menduakan Theodor," balas Sienna.

"Aku pastikan Kaila tidak akan berulah seperti mamanya dulu," kata Arga.

"Oh iya, Maxime ganteng juga tuh dsn seumuran sama Alesya. Kenapa enggak Aleysa enggak dojodohin sama Maxime aja?" tanya Sienna.

"Sienna sayang, aku sudah sangat yakin pada Rafael. Dia lebih baik, lagian tingkah maxime itu masih kekanak-kanakan seperti kakaknya," jawab Arga.

"Benar juga kata kamu. Cuma lucu saja melihat Kaila sama Maxime tadi, mereka begitu akrab dan ceria," kata Sienna.

"Anak kita juga ceria. Bedanya Theo sepertiku, dingin," balas Arga.

"Iya saking dinginnya sampai bisa membuat ceweknya lama-lama kabur," kata Sienna.

"Kamu enggak kabur tuh, malah sampai hamil anak aku. Dua kali lagi," balas Arga terkekeh.

Sienna terdiam dengan wajah memerah ketika mendengar ucapan arga yang ada benarnya juga.