Chereads / Impian Seorang Anak Petani / Chapter 11 - Biarlah Orang Berkata Apa

Chapter 11 - Biarlah Orang Berkata Apa

Lanjutan .....

.....**....

Ketika Orang ber argumen tentang Papa, di situ saya termenung  ada  apa dengan dunia ini. kenapa mereka berpikir Papa, seorang yang Gila ketika orang yang mabuk dan judi, bahkan sabu di anggap biasa saja lalu kenapa orang yang bersujud menghadap sang Ilahi robbi jadi di risih setiap orang melihatnya.

Apakah dunia ini sudah hancur atau sifat manusia yang rusak pemandangannya dengan akidah sudah goyah.? siapa yang tidak sakit hati Orang tuanya di asing kan bahkan mereka memperolok ku dengan ucapan Kamu bakalan Gila jika sudah dewasa seperti Papa mu,

Kata-kata itu  bagaikan tusukan belati yang di tancapkan sangat dalam, sakit hati, bahkan marah. namun diri ini hanyalah bisa  diam tampa berkata sepatah katapun kepada masyarakat sekitar, saya berdoa kepada Allah sambil termenung.

"tuhan kapankah ujian ini berakhir kepada keluarga ku, sungguh hati ini tak sanggup memikul beban" kulihat di depan ku yang ternyata papa ku lagi asik banget wirid dengan tasbihnya yang iya gunakan dengan ke khusuk nya membuat hati saya tenang, ke biasaan Papa setelah selesai solat selalu mengajari hal- hal ke baikan ke pada saya uniknya Papa, tidak pernah membicarakan orang lain yang di bicarakan adalah hal-hal yang tidak pernah menyangkut dunia.

Sedangkan Mama selalu menjadi pendengar saat Papa bicara "Anisa apa yang engkau ketahui tentang Al Qur'an" Papa selalu meng ngujiku lewat  pertanyaan.

"Al Qur'an itu adalah pedoman hidup bagi manusia Pa"  kata ku kepada Papa

" Iya benar Al Qur'an adalah pedoman hidup bagi manusia, lalu apa lagi yang engkau ketahui tentang Hal itu Anisa?"

" Sebenarnya Al Qur'an adalah isi dan mushap nya saja Pa, tempat ataupun Wadah yang sebenarnya bagi manusia yang haus akan kasih sayang Allah dan Ilmu Allah"  dengan Gugup saya menjawab takut salah

"Iya Nak, maka pelajarilah isinya itu dan amalkan agar engkau selamat dunia dan akhirat menjadi orang yang beruntung"

Di hati saya masih timbul tanda tanya Papa benarkah seorang Yang gila, Padahal Papa bagiku adalah segalanya apa yang membuat orang berpikir Papa Gila, di situlah ku berhenti menyebut Papa Gila, dan Papa mempunyai etika yang kuat tentang agama dan memperihatinkan nilai-nilai kehidupan Anak-anaknya.

begitulah kehidupan Saya dari kecil, Belajar banyak hal kenapa saya harus maju dan bertahan, memperjuangkan segalanya. meskipun bukan orang yang mampu Hanya Petani desa tidaklah membuat saya Rapuh Dalam kuliah bertahan walaupun banyak orang yang memperolok ku, namanya manusia pasti tidaklah sama.

Keesokan Harinya saya berangkat ke Kampus seperti biasa jalan Kaki lumayan satu jam jalan ke Kampus panas ke panasan, terkadang hujan ke hujanan, begitulah hidup saya tidak pernah berhenti berjuang demi orang-orang tercinta.

terkadang diri ini lelah dengan segalanya, tapi jika saya berdiam diri maka tujuan saya tidak akan tercapai. gelisah, bingung yang menghampiri  tapi saya tetap berjalan dengan semestinya begitulah hidup berlika liku, sejauh mana berjuang di situlah akan ada pencapaian saya jadi ingat kepada burung yang paginya lapar terus terbang tinggi pulang membawa perut kenyang di situlah perumpamaan yang

harus di pikul dan di ambil pelajaran bagi setiap orang tidak di jadikan alasan segala hal apapun.