Chereads / Impian Seorang Anak Petani / Chapter 15 - Teka-teki Anisa

Chapter 15 - Teka-teki Anisa

Rasa sakit hati ku karena perkataan Mita, saya memang lah Anak seorang petani yang ingin kuliah sama seperti mereka yang punya impian, Namun kenapa begitu buruk pemikiran Mita sama saya. Ya Allah apa benar jika Anak orang petani masuk kampus adalah sebuah kesalahan besar sehingga Orang yang dekat sama saya di bilang hanya ingin di poroti sama saya.

guman Ku dalam hati menahan isak tangis yang tidak mampu ku bendung lagi sesak dada ini, namun Sifa menghampiri ku saya yang cepat-cepat hapus air mata saya agar Sifa tidak tau bahwa saya baru selesai nangis.

" Nis kenapa kamu pergi dari depan Mita seharusnya kamu tampar aja dia biar tidak sembarangan ngomong dan mulutnya di jaga" Sifa yang keliatan kesel ke Mita

"Sudah lah Fa, tidak perlu di besar-besarin segala"

"Kalo enggak ya tetap aja itu Mita, mulutnya nyerocos terus rasanya pengin ku cabe itu mulut huh kesal banget" Sifa yang geram banget sama tingkah laku Mita yang sok kaya selangit

" Iya saya tau kamu kesel tapi tidak ada gunanya kan biarlah Sifa lagian saya tidak Apa-apa" saya yang mencoba menutup tangis ku dari Sifa dan pura-pura sok kuat

"Iya udah yuk masuk Nis,  pengumuman kan hari ini"

"Iya ayo Fa, masuk aja. Dosen kan sebentar lagi masuk Pak Hanafi yang memberi tau pengumumannya iya kan"

" iya Nis Pak Hanafi yang ngasih pemberitahuannya, semuga aja kita lulus" Semuanya yang siap-siap nunggu ke putusan dari Dosen, Sudah tidak sabar lagi.

Pak Hanafi pun masuk kelas.

"Pagi semuanya"

Prof. Hanafi pun menyapa kami semua

"Iya pagi Prof. Hanafi" setelah Doa sebelum memulai ke giatan langsung di umum kan satu persatu Skripsinya dan ternyata bagian saya, dan nama saya di panggil saya yang begitu gugup dan takut tidak Lulus, Anisa panggilan itu membuat saya takut sambil berdoa

" Anisa" Sambil Dosen  membuka lembaran berikutnya agak Lama.

" Anisa kamu di nyatakan" saya sambil merem berdoa dan membayangkan wajah ke dua Orang Tua ku.

"Anisa kamu Lulus skripsinya" Ya Allah betapa senangnya saya sujud syukur saya ucapkan langsung memeluk Sifa , ternyata Sifa juga Lulus skripsinya, adalah satu ke banggaan bagi saya. bisa Lulus ini semua teka teki jawaban Doa yang di panjatkan selama ini.

Namun di situ saya coba menoleh ke arah Mita, ternyata Dia tidak Lulus, Wajah sedih di dirinya mulai tampak yang dari dulu awalnya cuma bisanya ngoceh dengan ke sombonga nya. Dan  saya yang hanya Anak Petani  biasa di remehkan, Malu dirinya keliatan saat saya menyapanya langsung pergi seolah-olah saya yang membawa pirus di dalam hidupnya. tapi tidak mengapa saya buktikan Bahwa Saya mampu dan bisa menjadi yang terbaik. tak mengapa orang membenci ku dan tidak menyukai ku, semangat ku akan selalu ada.

saya yang ingin cepat-cepat pulang dan memberi tahu keluarga ku kalo saya lulus skripsi, karena itu adalah kebahagian terbesar dalam hidup Anisa, menuju perjalanan pulang saya tersenyum senyum yang bahagia menyelimuti ku. Setelah sampai rumah saya langsung meluk Mama dan teriak dengan bahgia nya.

"Mama... Anisa Lulus Ma"

"Beneran Nis kamu Lulus" Mama yang tidak percaya dengan semua ini kalo saya lulus

" Iya Ma, Anisa lulus  beneran " Mama  yang turut bahagia mendengar Itu semua kalo saya Lulus.

Bersambung..