Chereads / My Husband, My CEO / Chapter 3 - Meet For The Last Time

Chapter 3 - Meet For The Last Time

Pagi ini, Keyla bangun dengan mata yang sembab, semalaman dia menumpahkan semua kesedihannya kepada sang maha pemberi kebahagian, dia ingin ini untuk yang terakhir kalinya dia menangisi kepergian Revan, ini bukanlah akhir dari kehidupannya, kejadian ini memberikan banyak pelajaran untuk Keyla.

Keyla ingat jika dia ada janji dengan Sesha untuk bertemu hari ini, dia pun segera bersiap untuk pergi menemui Sesha.

"Kamu mau ke mana, Sayang?" tanya Rania saat melihat Keyla keluar dari kamarnya dan sudah rapi.

"Keyla ada janji sama Sesha, Bun," jawab Keyla.

"Ya sudah sekarang kamu sarapan, Bunda mau panggil ayah dan Dania dulu," ucap Rania dengan tangan yang masih sibuk menata makanan di atas meja, lalu dia melihat wajah Keyla yang pucat dengan mata yang sembab, Rania sangat khawatir melihat keadaan Keyla yang seperti itu, dia yakin kalau semalaman Keyla menangis.

"Key, belum lapar, Bun, Key sarapannya nanti aja," ucap Keyla, saat ini dia sedang tidak berselera untuk makan apapun.

"Belum lapar bagaimana, semalam aja kamu gak makan malam dan sekarang kamu bilang belum lapar, jangan menyiksa diri kamu seperti ini, Sayang," ucap Rania.

"Kalau kamu tidak mau sarapan, Ayah tidak akan mengijinkan kamu pergi untuk bertemu dengan Sesha," ucap Dedy dengan tegas, dia dan Dania baru saja keluar dari kamarnya.

"Tapi, Yah ...."

"Tidak ada bantahan, ini demi kebaikan kamu, Sayang, lihat wajah kamu sangat pucat, Ayah tidak ingin terjadi sesuatu dengan kamu," ucap Dedy menyela, Keyla hanya menghela nafasnya dengan panjang, jika ayahnya sudah memberi perintah, Keyla tidak bisa membantah.

Dengan langkah malas Keyla pergi menuju meja makan diikuti oleh kedua orang tuanya dan juga Dania, selesai sarapan Keyla segera pergi menemui Sesha.

Sesampainya Keyla di cafe, dia menyapa teman-temannya yang masih bekerja di cafe permata. Cafe Permata adalah cabang dari cafe tempat dia bekerja yang ada di pusat kota, sebelum Intan memindahkan Keyla ke sana, Keyla pun bekerja di cafe Permata, dan tak berapa lama Sesha pun datang.

Keyla mengerutkan keningnya melihat Sesha yang tidak ceria seperti biasanya, wajahnya pun terlihat kusut dan pucat.

"Sha, are you okay?" tanya Keyla.

Tapi Sesha hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaannya.

"Sorry lama nunggu ya," ucap Sesha yang langsung duduk di hadapan temannya.

"Gak kok, aku baru aja datang, sekalian temu kangen sama teman-teman di sini juga," jawab Keyla sambil tersenyum.

Sesha tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini, dia pandai sekali untuk menutupi semua kesedihan dan masalahnya. Padahal sangat terlihat jelas matanya yang sembab, Sesha yakin kalau semalaman Keyla menangis, Sesha merasa dia sudah jahat sekali kepada Keyla.

"Key, maafin gue," ucap Sesha dengan lirih.

"Maaf? Untuk apa?" tanya Keyla dengan  bingung karena Sesha tiba-tiba meminta maaf kepadanya.

"Maaf karena mungkin gue adalah penyebab gagalnya rencana pernikahan lo," tapi kata-kata itu hanya mampu dipendam dalam hati Sesha.

"Maaf karena gue sudah merusak semua impian dan rencana, lo," jawaban Sesha membuat Keyla bingung, sungguh Sesha pun sangat terluka melakukan ini kepada sahabatnya.

"Maksud kamu apa? Apa impian aku yang sudah kamu rusak?" tanya Keyla lagi.

"Untuk saat ini gue tidak bisa menjelaskan semuanya sama lo, yang jelas gue sayang banget sama lo, gue terpaksa melakukan ini semua demi Allah, Key, gue terpaksa," ucap Sesha lalu menangis.

Ini pertama kalinya Keyla melihat Sesha seperti itu, dia semakin tidak mengerti dengan perkataan Sesha, apa jangan-jangan? Ah tidak mungkin, tidak mungkin Sesha melakukan hal itu kepadanya. Keyla segera membuang jauh-jauh pikiran itu kepada temannya, dia sangat mengenali teman-temannya, dan tidak mungkin mereka akan berbuat jahat kepadanya.

"I'm sorry, this maybe the last time we meet, I really don't want to do that to you," ucap Sesha dengan sendu.

"What do you mean?" tanya Keyla yang masih belum mengerti.

"Sorry, Key, gue harap saat lo tau semuanya nanti, lo gak akan benci sama gue, thank's untuk semuanya, juga untuk pertemanan kita, sorry gue harus pergi, dan tolong lo jangan pernah datang lagi ke rumah gue, apalagi sampai lo cari gue, assalamu'alaikum," ucap Sesha lalu pergi meninggalkan Keyla yang masih kebingungan dengan semua ucapannya.

"Sesha tunggu, maksud kamu apa? Kamu mau pergi ke mana, Sha, Sesha!" panggil Keyla dengan memekik sambil mengejar Sesha, namun terlambat, Sesha sudah masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi meninggalkan Keyla.

Keyla segera mengambil ponselnya, dia akan menghubungi Sherly, dan Resti sahabatnya juga,  mungkin mereka tau apa yang dimaksud oleh Sesha, pertama dia menghubungi Resti, namun Keyla belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Resti pun terkejut mendengar kabar ini dari Keyla, Resti juga tidak mengetahui apa-apa, Sesha ataupun Sherly sudah tiga hari ini tidak menghubunginya, yang dia tau terakhir kali Sherly menghubungi Resti pada saat Gilang akan datang ke apartemennya, tapi Resti sedang berada di Bali bersama dengan keluarganya, jadi dia meminta Sherly untuk mengubungi Sesha.

Setelah berbicara sebentar dengan Resti, Keyla segera menghubungi Sherly. Tapi nihil, Sherly enggan memberikan penjelasan apapun kepada Keyla, ada apa sebenarnya, sepertiya Sherly dan Sesha sengaja menyembunyikan sesuatu darinya.

Keyla pun pasrah untuk mencari jawaban, mungkin memang belum saatnya dia mengetahui semua ini, Keyla hanya bisa berdo'a di manapun temannya berada, semoga Allah akan selalu melindungi dan selalu memberikannya kebahagiaan. Keyla pun segera kembali ke rumahnya, saat akan menyebrang jalan, Keyla hampir saja tertabrak mobil karena dia tidak berhati-hati, sang pemilik mobil berhenti lalu membuka kaca mobilnya dia memaki Keyla.

"Hei kau, apa kau sudah bosan hidup, huh?" tanya pria itu dengan nyalang.

"Maaf, Pak, saya kurang hati-hati," jawab  Keyla dengan sedikit menundukkan kepalanya tanda meminta maaf kepada sang pemilik mobil.

"Kalau kau ingin mengakhiri hidupmu, jangan di jalanan seperti ini, itu akan sangat merepotkan orang lain, aku beri tau caranya kau lompat saja dari gedung yang sangat tinggi, dasar bodoh!" makinya lagi dan makiannya membuat Keyla ikut tersulut emosi.

"Saya sudah meminta maaf, saya bilang saya tidak sengaja, kenapa Anda malah memaki saya lagipula saya tidak mungkin mengakhiri hidup saya, saya sangat menyesal sudah meminta maaf kepada Anda!" ucap Keyla tak kalah sengitnya.

"Saya tidak butuh maaf darimu, kau hanya membuang-buang waktuku saja, jalan sekarang!" perintah pria itu kepada supirnya, dan mereka pun pergi meninggalkan Keyla yang masih kesal karena kesombongan lelaki itu.

"Pergi sana, semoga aja kita gak pernah ketemu lagi, ogah banget aku ketemu lagi sama lelaki kasar kayak begitu, mukanya sih ganteng, tapi gak sesuai sama sikapnya, sombong banget, aku nyesel udah minta maaf duluan sama dia," maki Keyla.

Keyla pun pulang dengan keadaan mood yang tidak baik, dia masih kesal dengan lelaki tadi, baru kali ini dia bersikap seperti itu kepada orang lain, atau mungkin Keyla sedang banyak pikiran jadi berpengaruh pada emosinya, entahlah Keyla juga tidak tau dia berharap agar Allah tidak mempertemukan Keyla lagi dengan orang seperti itu.

***

"Kenapa Kakak harus marah-marah sama perempuan tadi, dia juga udah meminta maaf, kalau diperhatikan dia cantik loh, Kak," ucap Ryan kepada kakaknya.

"Diam Ryan, semua wanita sama saja, jangan tertipu hanya dengan wajah cantiknya, apa kau sudah lupa, dengan apa yang sudah terjadi pada orang tua kita," ucap Tristan dengan sinis.

Ya, dia adalah Tristan Pradikta, lelaki berusia dua puluh enam tahun yang memiliki tubuh atletis, dengan rahang yang tegas, hidung mancung dan tatapan mata yang tajam, terpancar aura seorang pemimpin dari dirinya karena memang dia adalah seorang CEO dari perusahan terbesar di Indonesia yaitu Lascanos Corporation.

Dia memiliki masa lalu yang pahit, karena masa lalu itu, membuat Tristan menjadi lelaki yang sangat dingin, apalagi kepada wanita, selain kepada ibu dan kakak perempuannya, Tristan akan bersikap sangat menyebalkan kepada wanita. Walaupun sikapnya seperti itu, tetap saja para wanita itu selalu mengejar dirinya, bahkan tidak jarang beberapa karwayan wanitanya dengan sengaja melemparkan diri kepadanya hanya demi mendapatkan jabatan yang tinggi di kantornya.

Bukannya senang, Tristan malah langsung memecat wanita itu, dan tidak akan segan-segan untuk memberikan hukuman yang tidak akan pernah mereka duga.

Selama dua puluh enam tahun hidupnya, dia tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita, masa lalu yang pahit membuat dia enggan untuk memiliki kekasih, hal itu juga yang membuat ibunya khawatir.

Ibunya selalu berusaha untuk menjodohkan Tristan dengan anak dari beberapa temannya, tapi selalu berakhir dengan penolakan, masa lalu buruk sang ibu menjadi salah satu alasan Tristan tidak mau menjalani hubungan serius dengan wanita, Tristan tidak percaya dengan pernikahan, menurutnya pernikahan hanya akan membawa dirinya dalam kehancuran seperti apa yang dialami oleh ibunya.

***

Saat Keyla sudah sampai di rumahnya, dia segera masuk ke kamarnya dan langung menganti pakaian.

"Kak Key, ayah meminta kita kumpul di ruang keluarga katanya ada sesuatu yang ingin ayah bicarakan," ucap Dania, Dedy memang meminta Dania untuk memanggil Keyla.

"Iya, Dek, sebentar ya!" ucap Keyla,  setelah Keyla melipat mukenanya Keyla segera keluar untuk menemui ayahnya.

"Ada apa, Yah?" tanya Keyla.

"Lusa kita akan pindah rumah ke Jakarta, maaf kalau Ayah memberi tau kalian mendadak seperti ini, rencananya Ayah akan membicarakan ini setelah acara pernikahan Keyla nanti, tapi ternyata ...." Dedy menghentikan ucapannya karena melihat wajah Keyla yang kembali muram, "Maaf, Sayang, Ayah tidak bermaksud menyakiti kamu," lanjut Dedy.

"Gak apa-apa, Yah, lalu kenapa Ayah merencanakan untuk pindah rumah?" tanya Keyla.

"Ayah hanya ingin dekat saja dengan tantemu, tapi tidak mungkin Ayah memintanya untuk pindah ke sini, jadi Ayah yang mengalah untuk pindah ke Jakarta, apa kalian keberatan?" tanya Dedy.

"Tapi bagaimana dengan sekolah Dania, Yah, sebentar lagi Dania ujian, apa gak bisa ditunda aja setelah Dania ujian nanti, biar Dania langsung lanjut kuliah di sana," ucap Dania.

"Dania benar, Yah, tanggung tinggal beberapa bulan lagi, biar kita tidak terlalu repot mengurus kepindahan sekolah Dania, lagi pula menjelang ujian seperti ini biasanya pihak sekolah tidak akan mengijinkan siswanya untuk pindah," ucap Rania.

"Kamu bagaimana, Keyla?" tanya Dedy.

"Keyla sih bagaimana baiknya Ayah sama Bunda aja, Keyla juga ingin lulus kuliah tahun ini, Yah, Ayah dan Bunda doakan Key ya, semoga keinginanan Key tercapai, dan Key lulus dengan hasil yang terbaik," jawab Keyla.

"Pasti, Sayang, kami akan selalu mendo'akan kamu, jadi bagaimana, Yah, kita tunggu saja beberapa bulan lagi ya, kasian anak-anak, kalau harus pindah mendadak seperti ini," bujuk Rania.

"Ya baiklah, Ayah menurut saja keinginan tiga bidadari Ayah ini," ucap Dedy menggoda istrinya.

"Ish ... Ayah malu sedikit dong, di depan anak-anak ini," ucap Rania yang malu sendiri karena Dedy menyebut dia juga seperti itu.

"Loh emang benarkan, di rumah ini ada tiga bidadari yang harus saya lindungi," ucap Dedy sambil tertawa, jarang-jarang dia menggoda Rania di depan anak-anaknya.

Keyla dan Dania yang melihat kemesraan orang tuanya ikut tertawa, Dedy bersyukur setidaknya dia bisa sedikit mengalihkan rasa sakit hati Keyla, dalam hatinya dia berjanji kalau suatu hari nanti dia bertemu dengan Revan, dia harus memberi pelajaran kepada lelaki itu karena sudah membuat putrinya terluka.

Bersambung....