Chereads / LOVE SICKNESS / Chapter 25 - TWENTY FIVE

Chapter 25 - TWENTY FIVE

Di sebuah gedung pencakar langit itu, terlihat seorang wanita dengan high heels merah yang menghiasi kaki putih nya.

Wanita itu berjalan ke arah meja kerja miliknya, melewati beberapa meja teman kerja nya yang tengah menyapanya.

"Annyeong Leah..." sapa wanita itu.

Leah menoleh. "Annyeong..." balas Leah sambil tersenyum.

Leah pun duduk di meja kerja miliknya. Yang mana di atas meja itu terdapat sebuah komputer, kalender, berkas-berkas, dan pernak-pernik lainnya.

Yang tentu saja milik Leah. Ia meletakkan beberapa pernak-pernik di sana, untuk menghiasi meja kerja miliknya.

Saat baru saja menyalakan komputer milik nya, tak lama kemudian muncul seorang wanita dari balik sekat pembatas itu.

"Leahhhhh!" seru wanita dengan kemeja hitam yang cukup ketat.

Leah tersentak di tempat nya, karena suara wanita itu yang cukup nyaring telah mengejutkannya.

"Astaga! Yeonmi kau mengejutkan ku!" ucap Leah sambil memegang dadanya.

Wanita bernama Yeonmi itu, menunjukkan senyuman lebar nya. Ia lalu berjalan ke meja kerja Leah.

"Hehehe... kau dari mana saja? Aku kan sedari tadi telah mencari mu," ucap Yeonmi.

"Aku habis dari lantai bawah, ada yang harus ku cek," jawab Leah.

Benar, Yeonmi adalah teman sekantor Leah. Yang mana meja kerja nya berjarak dua meja saja dari meja kerja milik Leah.

Dan juga benar, kalau Leah bekerja di kantor ini sebagai tim editing.

Yang mana kantor ini merupakan kantor salah satu majalah fashion terkenal yang ada di Seoul.

Leah mengetikkan password komputer nya, agar ia dapat menggunakan komputer milik nya.

"Memang nya ada apa? Kenapa kau mencari ku?" tanya Leah.

Walaupun ini bukan kali pertama Yeonmi teman nya itu mencarinya, tapi jika Yeonmi mencari nya sudah pasti ada yang ingin wanita itu katakan kepadanya.

Yeonmi menyandarkan dirinya pada meja kerja milik Leah. "Aku dengan kekasih mu telah berada di Seoul," ucap Yeonmi.

Leah yang tadinya sibuk mengetik, langsung menghentikan gerakan jarinya.

"Kekasih?" ucap Leah.

Yeonmi mengangguk. "Iya, kekasih mu Yoon Jaehyun. Memang nya siapa lagi," ucap Yeonmi.

"Siapa yang mengatakan nya kepada mu?" tanya Leah.

"Teman ku. Aku kan punya teman yang bekerja di Le Futur Corp. Jadi dia yang memberitahukan nya kepada ku," jawab Yeonmi.

Yah, memang teman nya lah yang memberitahukan kepada nya tentang hal ini.

Jika bukan karena teman nya, ia tidak mungkin tahu tentang hal ini.

Yeonmi memainkan rambut panjang nya yang selembut sutra itu. "Ya ampun... maafkan aku karena aku harus mengatakan ini, tapi aku sangat iri kepada mu."

"Kau mendapatkan kekasih yang sangat tampan dan kaya raya, yang merupakan cucu dari keluarga Yoon," ucap Yeonmin sambil memegang kedua pipinya.

Maksud nya adalah... siapa yang tidak akan iri dengan Leah. Karena berhasil menjadikan Yoon Jaehyun kekasih nya.

Yang merupakan CEO muda pemegang perusahaan ternama tersukses, milik keluarga Yoon.

Dan jangan lupakan wajah nya yang sangat tampan, yang membuat semuanya menjadi semakin sempurna.

Yeonmi memiringkan kepalanya. "Jadi bagaimana? Apa kau sudah bertemu dengan nya? Kau kan sudah lama tidak bertemu dengan kekasih mu, kau pasti sangat merindukan nya," tanya Yeonmi sambil menatap Leah.

Benar kan? Kekasih mana yang tidak akan merindukan kekasih nya yang telah terpisah dengan jarak yang sangat jauh selama cukup lama.

Leah terdiam sejenak.

"Tidak, aku tidak bertemu dengan nya," jawab Leah.

Yeonmi mengerutkan alisnya. "Hah? Kenapa? Apa kau tidak merindukan nya?" bingung Yeonmi.

Tentu saja ia sangat bingung. Karena yang ia tahu jika menyangkut hal tentang Jaehyun, maka Leah lah orang pertama yang akan tahu.

Apalagi hal ini. Mana mungkin Leah tidak tahu akan kedatangan Jaehyun di Seoul.

Sangat tidak mungkin.

Leah memutar kursi nya. Ia lalu menatap Yeonmi. "Aku... aku telah putus dengan nya," ucap Leah dengan terbata.

Detik itu juga Yeonmi membulatkan kedua matanya dengan sempurna. Dengan mulut nya yang terbuka.

"APAAAAA?!" teriak Yeonmi dengan kencang.

...

"Caerin... Caerin-ah! tunggu aku!" panggil Min-Jun yang berusaha mengejar Caerin sahabatnya itu.

Begitu pun dengan Subin yang berlari kecil di belakang Min-Jun. "Dia cepat sekali..." ucap Subin.

Bagaimana tidak, Caerin sudah berada jauh dari tempat makan yang mereka masuki bersama tadi.

Caerin akhirnya menghentikan langkah kakinya, tepat berada di samping halte bus yang tengah kosong.

"Hah... hah... k-kau cepat sekali!" ucap Min-Jun yang cukup terengah-engah karena mengejar Caerin.

Begitu pun dengan Subin yang sedikit berkeringat pada dahinya.

"Kenapa kau keluar begitu saja?" ucap Min-Jun yang telah kembali mengatur nafasnya dengan normal.

"Iya Caerin, kenapa? Apakah ada sesuatu yang membuat mu merasa tidak nyaman?" sahut Subin yang tengah bertolak pinggang.

Tentu saja mereka berdua kebingungan juga keheranan, karena pasalnya ini yang pertama kalinya Caerin seperti ini.

Min-Jun menatap Caerin. "Caerin-ah... apakah karena pria itu?"

Caerin langsung menoleh menatap Min-Jun, begitu mendengar ucapan sahabatnya itu. Entah kenapa lidah nya mendadak menjadi keluh.

"Hmm? Apa... karena pria itu?" tanya Min-Jun kembali.

Subin juga menatap Caerin, mereka menunggu jawaban yang akan Caerin berikan kepada mereka.

Setelah cukup lama terdiam, Caerin akhirnya membuka suara. "T-tidak... bukan karena pria itu," jawab Caerin.

Min-Jun dan Subin mengerutkan kedua alis mereka, begitu mendengar jawaban yang Caerin berikan.

"Lalu? Lalu karena apa?" tanya Subin.

Tentunya ini sangat membingungkan bagi Min-Jun dan juga Subin. Karena mereka benar-benar tidak mengerti akan tindakan Caerin.

Yang langsung pergi begitu saja setelah melihat pria dengan kemeja hitam itu.

Caerin menghindari kontak mata dari Min-Jun dan juga Subin. "A-aku... aku... aku hanya merasa tidak nyaman saja di tempat makan itu," gagap Caerin.

Bohong.

Tentunya semua yang telah ia katakan adalah sebuah kebohongan. Dan kalian tentu tahu akan hal itu.

Karena memang Jaehyun lah penyebab semua ini.

SREK

Min-Jun langsung merangkul bahu Caerin. "Ya ampun... kenapa kau tidak bilang dari tadi jika seperti itu..." ucap Min-Jun.

"Iya darling, kenapa kau tidak bilang dan langsung pergi keluar begitu saja," sahut Subin sambil tertawa kecil.

"Nah... kalau begitu, ayo kita cari tempat makan yang lain!" ucap Min-Jun sambil tersenyum.

Yah, Min-Jun sama sekali tidak masalah jika harus mencari tempat makan yang lain jika memang karena ini alasan nya.

Subin mengangkat tangan kanan nya. "Kajjaaaa!" seru Subin dengan semangat.

Caerin tertawa kecil. Ia merasa sangat beruntung memiliki teman seperti Min-Jun dan Subin.

Akan tetapi, secara bersamaan ia merasa bersalah karena telah berbohong kepada Min-Jun dan juga Subin.

Karena ia tidak dapat mengatakan, jika ia berusaha menghapus nama Jaehyun dari dalam hati nya.

Yakni pria yang telah berhasil mencuri hatinya.