Jaehyun mengetuk-ngetuk meja makan yang berada di hadapan nya, dengan pisau kecil yang ia pegang pada tangan kanan nya.
Ia juga terlihat tengah melamun saat ini.
"Tuan muda... apa Tuan muda tidak suka dengan sarapan nya?" tanya wanita yang merupakan maid itu.
Yah, pasal nya Jaehyun sedari tadi tidak menyentuh sarapan yang telah di buatkan dan di siapkan untuk nya sama sekali.
Jadi tentu saja sebagai maid ia merasa khawatir, karena Tuan nya yang belum menyentuh sarapan nya sama sekali.
Padahal ia telah menyiapkan sarapan kesukaan Tuan muda nya itu, salmon panggang dengan kentang dan asparagus.
Itu adalah sarapan favorit Jaehyun. Tapi... untuk yang pertama kalinya Jaehyun tidak memakan makanan favorit nya itu.
Jaehyun tersadar. "A-ah... tidak... tidak... aku menyukainya. Terima kasih Mina-ssi..." ucap Jaehyun.
Benar, wanita yang bekerja sebagai maid di mansion Jaehyun itu bernama Mina. Yang sedikit lebih muda dari Jaehyun, Tuan nya.
"Terima kasih Tuan muda..." ucap Mina yang lalu membungkuk kan badan nya.
Jaehyun pun perlahan mulai memotong salmon itu dan memakan nya. Bagaimana pun juga ia ingin menghargai maid nya yang telah menyiapkan sarapan nya dengan susah payah.
Maid nya pun tersenyum melihat Jaehyun yang mulai memakan sarapan nya dengan perlahan.
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah nya.
Mina yang mendengar suara langkah kaki itu langsung menoleh, melihat siapa pemilik suara langkah kaki itu.
Mina langsung membungkuk kan badan nya. "Selamat datang Tuan Taeguk..." ucap nya dengan sopan.
Taeguk menoleh. "Nde..." balas Taeguk.
Taeguk langsung duduk di meja makan itu, ikut bergabung dengan Jaehyun sepupunya. Ia duduk berhadapan dengan Jaehyun.
Mina meletakkan sepiring salmon, kentang, dan asparagus itu di hadapan Taeguk. "Silahkan Tuan Taeguk..." ucap nya.
Ia tahu kalau sepupu Tuan nya itu akan datang pagi ini. Maka dari itu ia membuatkan dua piring sarapan, dengan menu yang sama.
"Terima kasih Mina-ssi..." ucap Taeguk sambil tersenyum tipis.
Taeguk mulai memakan sarapan yang telah di berikan kepadanya itu. Yang tentu saja rasanya sangat enak.
Seperti nya ia harus sering-sering datang kemari, ke mansion milik sepupunya itu. Karena kalian tahu sendiri kan, ia tidak memiliki maid di rumah nya.
Dan... ia sangat tidak bersahabat dengan yang namanya memasak dan urusan dapur. Jadi setiap pagi ia hanya sarapan roti dan selai saja.
Sedang kan untuk makan siang dan makan malam, ia lebih sering makan di luar.
Taeguk kemudian menatap Jaehyun yang berada di hadapan nya, yang tumben sekali tidak menyapanya begitu ia datang.
"Jaehyun-ah..." panggil Taeguk.
Jaehyun mendongak. "Hmmm? Kau suka dengan sarapan nya?" tanya Jaehyun.
Taeguk mengangguk. "Tentu saja, ini sangat enak. Ini kan makanan favorit mu," ucap Taeguk.
Mereka berdua kemudian terdiam untuk beberapa menit. Dengan Taeguk yang memperhatikan sepupunya itu.
Taeguk kemudian meletakkan garpu dan pisau yang ia gunakan untuk memotong daging salmon itu.
"Jaehyun-ah... apa kau sudah berbicara dengan paman Jungwon?" tanya Taeguk.
Jaehyun menghentikan gerakan pisau nya yang tengah memotong salmon itu.
Perlahan Jaehyun mengangguk. "Iya..." singkat Jaehyun.
Taeguk membulatkan kedua matanya, mendengar jawaban singkat dari Jaehyun.
"Benarkah?! kapan kau berbicara dengan paman Jungwon?!" tanya Taeguk.
"Ya, aku telah berbicara dengan ayah ku tadi malam," jawab Jaehyun kembali.
"Lalu... kau juga sudah memberitahukan semuanya?" Jaehyun mengangguk.
"Iya, aku memberitahukan semuanya..." ucap Jaehyun sambil menatap Taeguk.
Yah, kalian juga sudah tahu bukan dengan apa yang terjadi semalam?
Jaehyun telah memberitahu kan semua nya kepada Jungwon, ayah nya. Tentang apa yang terjadi kepada dirinya di sini.
Dan dengan apa yang telah Leah lakukan kepada nya. Ia menceritakan semuanya tanpa satu pun yang tertinggal.
Sehingga ia tidak dapat menahan air matanya sendiri. Kalian bisa mengatakan kalau ia mungkin terlalu berlarut-larut di dalam kesedihan.
Tapi sebelum kalian berkata seperti itu, apa kalian tahu apa yang telah di rasakan oleh Jaehyun?
Apa kalian tahu betapa hancur hatinya?
Apa kalian juga tahu bagaimana sakit nya Jaehyun atas semua angan-angan yang hancur begitu saja?
Ia tidak dapat menahan air matanya semalam, setelah memberitahukan semuanya kepada ayah nya.
Taeguk menelan ludah nya dengan perlahan. "B-bagaimana dengan paman Jungwon? Apa yang paman katakan?" tanya Taeguk.
Yah, ia ingin tahu bagaimana reaksi yang Jungwon berikan kepada Jaehyun setelah mendengar semua yang di beritahukan kepada Jaehyun kepadanya.
Sangat tidak mungkin jika Jungwon tidak bereaksi apa-apa, terlebih lagi Jaehyun adalah putra semata wayangnya.
Jaehyun terdiam sejenak. "D-dia... sangat kecewa... benar-benar kecewa..." jawab Jaehyun dengan sendu.
...
Di sebuah mansion mewah tiga lantai, pada lantai bawah mansion itu terlihat seorang pria paruh baya yang baru saja berjalan masuk dengan jas nya yang tidak ia kancing.
Pria paruh baya itu terlihat sangat tampan meskipun dirinya sudah berumur, ia juga terlihat sangat berwibawa.
Ia melihat ke sekeliling mansion yang merupakan milik nya itu. "Ma chérie..." panggil Jungwon.
Tak lama kemudian, terdengar suara seorang wanita yang sangat lembut. "Oui Mon chéri..." sahut nya.
Terlihat seorang wanita paruh baya yang sangat cantik, dengan rambut brunette nya yang panjang juga dengan kedua mata biru nya.
Wanita itu langsung menghampiri Jungwon, memeluk Jungwon dan mencium pipi kanan Jungwon.
Benar, itu adalah Yoon Jungwon dan Liliane Lizy. Atau mungkin Liliane Yoon yang merupakan istri dari Jungwon.
Percaya lah, mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri yang masih muda. Tidak akan ada yang percaya, kalau mereka berdua telah memiliki putra yang berumur dua puluh empat tahun.
"Ma chérie, darimana saja?" tanya Jungwon dengan membelai rambut istri nya.
"Aku habis menyiram bunga-bunga ku di taman belakang mon chéri," jawab Liliane.
Ma chérie adalah panggilan sayang yang berarti my darling. Dan itu adalah panggil Jungwon untuk istrinya.
Begitu pun dengan Mon chéri yang memiliki artian yang sama, akan tetapi di gunakan kepada sang pria.
"Kau pasti lelah... berikan jas mu kepada ku mon chéri," ucap Liliane.
Jungwon tersenyum lalu membuka jas yang ia kenakan dan memberikannya kepada sang istri.
"Nah, sekarang duduk lah dulu. Aku akan membuat kan teh hangat untuk mu," ucap Liliane yang lalu membawa Jungwon agar duduk di sofa itu.
Jungwon hanya menurut saja, apa yang tidak untuk istrinya? Lagi pula ia memang sedikit lelah.
Liliane pun segera pergi ke dapur, membuat kan teh bunga untuk Jungwon suaminya. Tidak perlu menunggu lama, Liliane sudah kembali dengan membawa secangkir teh bunga yang sangat wangi.
TAK
"Ini... minum lah mon chéri..." ucap Liliane meletakkan teh itu di atas meja kaca itu.
Jungwon mengangkat cangkir itu dengan perlahan, menghirup aroma teh itu sejenak lalu meminum nya dengan perlahan.
"Merci beaucoup ma chérie," ucap Jungwon sambil tersenyum.
"Sama-sama..." balas Liliane yang duduk di samping Jungwon.
Jungwon meletakkan kembali cangkir itu, lalu memiringkan badan nya agar berhadapan dengan Liliane istrinya.
"Ma chérie... ada yang ingin ku katakan kepada mu," ucap Jungwon.
Liliane mengangguk. "Apa yang ingin kau katakan chéri?" tanya nya merasa penasaran karena tidak biasanya suaminya seperti ini.
Jungwon terdiam sejenak, lalu memegang tangan istrinya. "Ini tentang putra kita chérie, Jaehyun..." ucap Jungwon sambil menatap Liliane dengan serius.