Chereads / Difraksi Fragmen / Chapter 27 - Student Leaderboard

Chapter 27 - Student Leaderboard

"E-edwin, Edwin." Glen menggoyangkan pelan tubuh Edwin. Gerakannya sedikit aneh dan ragu-ragu.

"Hmm?" Akibat guncangan yang dia rasakan Edwin membuka matanya.

"Se-selamat pagi," sapanya dengan canggung.

"Oh, Glen. Apakah sudah waktunya istirahat makan siang? Cepat sekali sampai tidak terasa padahal aku kira aku baru saja tidur." Edwin mengusap matanya yang masih berusaha menyesuaikan pandangan.

"Ah, bu-bukan. Itu ... sebenarnya ini masih pagi. Bahkan kelas bimbingan belum di mulai."

Edwin menatapnya heran, lama-kelamaan tatapannya menjadi tajam.

"Oy Glen! Bukankah sudah kubilang jangan mengganggu ketika aku sedang melakukan kegiatan akademiku."

Dia memarahinya dengan tegas seolah dia dihalangi dari melakukan hal terpuji seperti menggunakan setiap detik waktunya untuk belajar dengan serius, padahal kenyataannya yang dia lakukan hanya tidur.

"Ya, tapi ...."

"Lalu kenapa kau membangunkanku?!"

"Umm ...." Glen terlihat kesulitan ingin mulai menjelaskan dari mana.

Edwin menghela napas. "Kalau kau tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan aku akan kembali tidur−" Edwin bermaksud seperti itu tapi pandangannya menangkap keberadaan seseorang berdiri di belakang Glen. Orang itu menepuk pelan bahu Glen, memintanya menyerahkan urusan selanjutnya kepadanya.

"Hei, selamat pagi. Maaf telah menyebabkan masalah karena membangunkanmu. Aku yang meminta bantuannya untuk membangunkanmu."

Laki-laki itu tersenyum ramah, mendekati Edwin.

Berkilauan. Satu kata itu yang terlintas ketika dia melihatnya, sudah cukup mendeskripsikan seperti apa sosok laki-laki itu.

Julian Daffa Wimsey− warna rambut yang sama dengan warna lemon, wajah androgini yang tenang dan mata sejuk, senyum yang begitu menawan serta tubuh ramping tapi terkesan atletis, gabungan kriteria tersebut menggambarkan betapa sempurna wujudnya.

"...?" Edwin mengerutkan kening dengan bingung, ini pertama kalinya Julian menyapanya.

"Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Julian Daffa Wimsey, panggil Julian saja tidak masalah. Edwin, benar? Tidak apa-apa bukan jika aku memanggilmu begitu?"

"Ya, saya tidak keberatan. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda. Tapi, ada urusan apa putra Keluarga Wimsey ingin bertemu dengan orang biasa seperti saya." Dia menggunakan bahasa formal dan pengucapannya sangat sopan.

"Haha tolong untuk berlaku biasa saja, lagi pula kita teman sekelas jadi tidak perlu bicara terlalu kaku," pintanya dengan sedikit hembusan tawa.

"... Jika kau memang menginginkannya." Edwin menerima sarannya, mengambil jeda untuk memikirkannya.

"Ya begitu lebih baik. Langsung saja, sebenarnya aku diminta oleh Ketua Komite Akademi untuk membantu mengawasi kegiatan pemilihan perwakilan kelas agar berjalan dengan tertib. Jadi aku ingin berbicara sedikit dengan kandidat yang mencalonkan diri. Walaupun sejujurnya, aku juga sedikit tertarik denganmu," katanya ringan.

Edwin awalnya terlihat waspada, tapi begitu mengerti tujuannya bahu Edwin merosot dengan tenang.

(Ah ulah Rin ternyata, dia repot-repot melakukan sesuatu yang tidak perlu. Sepertinya Rin meminta orang ini yang merupakan kekasihnya untuk membantunya. Tapi mengesalkan juga melihat anak tampan sialan ini memamerkan kedekatan hubungan percintaannya pada pria lajang sepertiku. Apa dia sengaja melakukannya?)

Meski Edwin tidak tertarik dengan hubungan percintaan mereka, tapi dia juga bisa geram melihat pasangan yang mengumbar kedekatan mereka di depannya.

Tapi Edwin merasa kalimat Julian sedikit aneh. Jika dia berniat membantu mengawasi pemilihan perwakilan kelas, dia tidak perlu repot-repot berbicara dengan setiap kandidat.

Mempertimbangkan statusnya, dia tidak akan dirugikan jika tidak melakukannya.

Edwin merasa Julian memiliki maksud tertentu dengan datang padanya, dan sepertinya dia juga mendatangi dirinya lebih dulu dari pada Aila yang dalam pandangan umum memiliki status yang lebih tinggi darinya.

"Kalau hanya berbicara sebentar aku tidak keberatan." Berbeda dengan isi hatinya, dia dengan nada santai menyetujui untuk berbicara dengan Julian.

"Kalau begitu aku ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadamu Edwin, apa tidak masalah?"

Dia mengangguk lemah. "Ya, selama aku bisa menjawabnya."

"Kalau begitu ... jika boleh tahu, kamu ada di posisi berapa dalam [Student Leaderboard], Edwin?"

Itu pertanyaan yang tidak terduga dan sangat tiba-tiba, reaksi Edwin yang terkejut dan heran memang sudah seharusnya. Edwin baru bangun tidur dan otaknya masih menyesuaikan dengan keadaan sekitar, tapi dia tidak mungkin salah mendengar pertanyaan dari Julian.

Julian yang mengamati reaksinya akhirnya menyadari bahwa dia menanyakan pertanyaan yang tidak wajar. Pertanyaan itu tidak dinilai salah, hanya saja pertanyaannya tidak tepat digunakan sebagai permulaan. Apalagi pertanyaan itu ditujukan pada orang yang baru saja berkenalan dengannya, mungkin bisa menimbulkan kesalahpahaman dan menyebabkan pihak lain tersinggung. "Ah, aku hanya penasaran. Aku tidak bermaksud menyinggung atau semacamnya. Aku merasa kamu adalah salah satu hellser yang berbakat tapi aku tidak pernah mendengar tentangmu jadi aku tertarik mengetahui kamu berada di posisi berapa dalam [Student Leaderboard]."

"Tidak apa-apa. Bukan masalah memberitahumu, tapi aku tidak terlalu ingat tepatnya, mungkin sekitar posisi 500 atau 600. Apa kau ingat Glen?"

Edwin melempar pertanyaan pada Glen yang memperhatikan pertukaran antara Edwin dan Julian.

"Ya, Tu- Edwin. Ketika saya mengecek peringkat minggu lalu posisinya adalah 557, itu pun jika belum berubah," jelasnya. Ketika menyebutkan angka dari peringkat itu dia sedikit bangga dengan pencapaian tuannya, walaupun posisinya termasuk rata-rata.

Ada sebuah sistem penilaian di Kawasan Pelajar yang mengurutkan siswa berdasarkan hasil belajar mereka. Sistem penilaian peringkat itu dikenal sebagai [Student Leaderboard].

[Student Leaderboard] adalah metode pendidikan yang digunakan untuk mengurutkan pencapaian para siswa menggunakan papan peringkat. [Student Leaderboard] tidak hanya berlaku untuk siswa di Akademi Einerst tapi semua siswa di Kawasan Pelajar.

Posisi di [Student Leaderboard] menunjukkan pencapaian dan prestasi siswa dalam pembelajaran dan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan untuk mengembangkan hells yang dimiliki para siswa.

Hanya siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang terdaftar dalam [Student Leaderboard]. Mereka berkompetisi mengumpulkan poin melalui ujian tulis dan event khusus yang diadakan oleh Badan Pengembangan Hellser, lembaga yang mirip seperti Kementerian Pendidikan dan Riset yang berada di bawah pengawasan empat Great Noble House.

Posisi tertinggi dalam [Student Leaderboard] adalah posisi pertama. Semakin tinggi posisi dalam [Student Leaderboard] menandakan semakin banyak pencapaian yang telah diraih siswa.

Di Wilayah Torch, indikator yang dinilai dari para siswa adalah hasil dan prestasi, tidak peduli mereka berasal dari keluarga atau negara mana, tidak ada hubungannya pula dengan status sosial mereka, selama mereka bisa memberikan kontribusi yang baik maka mereka akan diberikan penilaian yang baik juga.

Di tahun ini, lebih dari lima puluh ribu siswa tercatat dalam [Student Leaderboard]. Dari jumlah itu posisi Edwin sudah terbilang cukup bagus. Tapi karena dia masuk dalam Akademi Einerst yang merupakan akademi terbaik di dunia Anderwelt, posisi yang dia dapatkan hanya dapat dianggap biasa.

Sebagai perbandingan, posisi Julian dalam [Student Leaderboard] adalah posisi #7 dari total lima puluh ribu siswa, menempatkan dia sebagai salah satu siswa dengan banyak pencapaian. Berkat itu dia sangat populer di kalangan siswa, tidak hanya di dalam akademinya tapi juga di seluruh Kawasan Pelajar.

Edwin merasa kesal dengan fakta bahwa Julian tidak hanya memiliki paras yang sempurna, dia juga punya status sosial yang tinggi dan bakat cemerlang. Julukan yang Edwin sematkan untuknya, "dilahirkan sebagai pusat perhatian" tampaknya sangat menggambarkan dirinya. Dan orang seperti dia datang menemui Edwin untuk bertanya posisinya dalam [Student Leaderboard] membuat dia semakin ingin memukulnya.

Peringkat dalam [Student Leaderboard] tidak hanya menentukan banyaknya pencapaian yang telah dilakukan oleh siswa, mereka yang menduduki peringkat lima puluh besar dalam [Student Leaderboard] memiliki status dan popularitas yang tinggi di Kawasan Pelajar. Hampir semua siswa hafal nama-nama dan wajah dari siswa yang masuk dalam peringkat lima puluh besar [Student Leaderboard].

Tapi tetap saja, di antara lima puluh ribu siswa, hanya sepuluh siswa yang namanya sangat terkenal, tidak hanya di Kawasan Pelajar tapi di seluruh Wilayah Torch. Mereka adalah siswa yang berada di peringkat sepuluh besar. Para siswa yang masuk dalam peringkat sepuluh besar diberi julukan sebagai "Aset Masa Depan Wilayah Torch". Wajar jika hellser berbakat seperti mereka sangat dihargai, karena penilaian yang menentukan peringkat mereka di [Student Leaderboard] dilakukan berdasarkan kemampuan mereka yang sudah terbukti.

Siswa yang lulus dari sekolah menengah atas dengan peringkat lebih tinggi di [Student Leaderboard] akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Itu juga berlaku untuk siswa sekolah menengah pertama yang peringkatnya di [Student Leaderboard] lebih tinggi akan lebih mudah diterima di sekolah menengah atas pilihannya, dibandingkan siswa dengan peringkat yang lebih rendah. Dengan alasan itu, siswa saling berlomba untuk meningkatkan peringkat mereka dalam [Student Leaderboard].

***