Chereads / MUGEN [ TAK TERBATAS ] / Chapter 13 - PERKENALAN part 5 #2

Chapter 13 - PERKENALAN part 5 #2

"Ada keperluan apa kau datang ke tempat ini, Banchou?¹ Jarang sekali ku lihat kau berkunjung ke markasku," tanya Takahiro. Ryusei menghela nafas.

"Takahiro-san, tujuan anak muda ini datang adalah untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada pabriknya dan dia memiliki suatu permintaan kepadamu," jelas Hiro mencoba menjabarkan maksud kedatangan lelaki muda itu. Takahiro mengangguk.

"Jadi, apa yang terjadi?" Ryusei menjelaskan dengan detail bagaimana pabrik yang ia miliki bisa terbakar. Mendengar penjelasan itu membuat Takahiro terkejut. Ternyata perlindungan yang Akkan Zoku lakukan masih belum cukup untuk menjaga keamanan pabrik milik Ryusei. Karena hal ini Takahiro merasa tidak enak hati.

"Zannen da!² Aku menjadi tidak enak padamu karena tidak dapat melindungi pabrik itu dengan baik padahal aku sangat mengharapkan pabrikmu sukses ke depannya. Lalu, siapa pelakunya?" tanya Takahiro dengan raut wajah yang sedih.

Ryusei pun menjawab, "Entahlah. Aku belum mendapatkan kabar apapun dari teman-temanku. Mereka tengah mencari tahu."

"Seharusnya kau mengharapkan bantuan dari kami, Banchou. Anak buahku akan mencari pelakunya untukmu tanpa harus menunggu 24 jam. Jika kau hanya mengandalkan teman-temanmu itu, mana mungkin kau akan mengetahui pelakunya dengan cepat? Jika kau ingin, aku akan memerintahkan anak-anak buahku sekarang juga," tawar Takahiro dengan serius. Melihat betapa seriusnya Bos Akkan Zoku itu membuat Ryusei mengernyitkan dahi. Ia sangat tahu arti dari tatapan dan arah pembicaraan serius itu.

"Tidak perlu. Aku tidak ingin mengurangi sisa uangku hanya untuk membayar anak-anak buahmu itu," sindir Ryusei membuat Takahiro tertawa dengan keras.

"Ahaha anak ini. Kau memang hebat, Hasegawa Ryusei. Ternyata kau mengerti arah pembicaraanku."

Tatapan Takahiro yang picik sangat diketahui Ryusei. Ia sudah tahu bagaimana liciknya pria tua itu. Ya, maksud ucapan Takahiro menawarkan bantuan adalah agar Ryusei membayar mereka dengan uang yang tidak sedikit. Sudah cukup penghasilan Coast Town yang dialokasikan kepada mereka, mana mungkin Ryusei akan melakukan hal tersebut yang jelas-jelas memeras keuangan Coast Town. Ryusei pun mendesis saat Takahiro masih tertawa dengan puas.

"Takahiro-san, jika pabrik Coast Town tidak beroperasi, berarti keuangan dari mereka ke Akkan Zoku pun akan berhenti. Apa kau akan membiarkan hal tersebut terjadi?" tanya Hiro tiba-tiba. Takahiro menoleh. Lalu tak lama ia meredakan tertawanya sembari berdehem.

"Tentu tidak, Bodoh! Akira sudah menjelaskannya padaku. Bukankah begitu, Banchou?" Ryusei mengangguk pelan.

"Tapi, dari mana kau akan membayar Akkan Zoku?" tanya Hiro kepada Ryusei.

"Kau tidak perlu tahu bagaimana kami memperoleh uang. Bukankah Akkan Zoku hanya menunggu datangnya uang? Jadi aku rasa kalian tidak perlu mengetahuinya dari mana uang itu berasal," jawab Ryusei dengan tenang. Tetapi tatapan tajam yang ia perlihatkan kepada Hiro menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pembahasan ini.

"Dia benar, Hiro. Kau ataupun kami tidak perlu mengetahuinya, Dasar bodoh!" bela Takahiro. Hiro hanya terkekeh pelan. Tak lama, Hiro mulai memberi kode kepada Ryusei. Ia seperti ingin Ryusei menyampaikan sesuatu kepada Big Bossnya. Melihat tatapan itu membuat Ryusei menghela nafas. Mengingat kembali apa yang dikatakan Hiro sebelum mereka ke tempat ini.

"Takahiro-san, aku ingin kau mengabulkan satu permintaanku," kata Ryusei. Takahiro yang tengah meneguk segelas alkohol pun menoleh setelah itu menyimpan gelasnya di meja.

"Aku tidak akan menolak permintaan sang Leader Coast Town yang terhormat ini." Takahiro mengatakannya dengan wajah yang berseri-seri. Ryusei kembali menghela nafas.

"Aku ingin kau membangun pabrik baru untukku dan aku yang akan mencari lokasinya. Kau hanya perlu membiayai pembuatan pabrik itu, sisanya serahkan padaku," pinta Ryusei tanpa jeda. Takahiro tersenyum.

"Membangun pabrik? Apa maksudmu aku harus mencari sebuah lahan kosong lalu membangun sebuah pabrik?" tanya Takahiro.

"Ku rasa tidak perlu. Mungkin kau hanya perlu membeli sebuah bangunan yang sudah berdiri yang akan dijadikan pabrik nanti. Jika harus membangun dari nol, mungkin akan memakan waktu lama," jawab Ryusei membuat Takahiro mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku akan langsung perintahkan anak-anak buahku untuk memprosesnya dengan cepat setelah kau menemukan lokasinya. Tapi, ada kompensasi untuk itu." Alih-alih menjawab Ryusei malah tertawa sembari menyeringai sambil melipat kedua tangannya di dada. Ia merasa bahwa pria ini sangat haus akan uang.

"Jika menyangkut tentang uang, kau akan bersemangat, Dasar gila uang!"

BRUK!

"Kau ... berbicaralah yang sopan dengan Bosku!" kesal Hiro sambil mencengkeram leher Ryusei hingga terbaring di atas sofa. Ia tidak terima sang bos dihina seperti itu, apalagi yang menghinanya adalah seorang anak muda yang tidak tahu sopan santun.

"Sudahlah, Hiro! Biarkan saja dia mengoceh. Aku akan membunuhnya jika dia tidak sanggup lagi membayar Akkan Zoku. Lagi pula, dia hanyalah alat penghasil keuanganku. Maka dari itu ku biarkan dia hidup," tutur Takahiro tak kalah tajam. Ryusei menunjukkan kebenciannya kepada pria itu. Sungguh! Ryusei sangat tidak terima, ia pun mulai memberontak dengan menghantamkan kepalannya kepada Hiro lalu menarik kerah kimono Takahiro.

"Fuzakenna! Aku tidak akan mudah untuk menyerahkan hidupku padamu, Kono oni³!" kesal Ryusei tak tertahankan. Hiro pun melerai keduanya dan menjauhi Ryusei dari tubuh Takahiro, dibantu beberapa bodyguard yang menjaga. Kedua tangan Ryusei dikunci ke belakang oleh pria berjas itu.

"Dengar, Hasegawa Ryusei! Jika kau tetap mengirimi kami uang, kau akan tetap hidup. Begitupun dengan permintaanmu tadi, maka bayaranmu harus dua kali lipat dari bayaran sebelumnya. Ingatlah siapa yang sudah membuat pabrikmu sesukses itu jika bukan karena perlindungan kami. Dasar anak nakal tidak tahu diri!" geram Takahiro. Ryusei semakin menatap pria itu dengan tatapan tajamnya. Seketika saja Takahiro memerintahkan Hiro untuk melepaskan tangan Leader Coast Town itu. Ryusei meringis setelah tangannya terbebas.

"Kau dengar itu, bukan? Jika sudah jelas silahkan pergi!" usir Hiro dengan nada tinggi. Tatapan Ryusei belum teralih dari Takahiro. Sepertinya ia benar-benar membenci pria itu. Kalau bukan karena ingin mendapat perlindungan dan jalan satu-satunya untuk kembali membangun pabrik, pasti Ryusei akan membasmi Akkan Zoku tak peduli bagaimana risikonya nanti. Ia sangat-sangat membenci mereka yang sangat egois itu, terutama sang Bos Akkan Zoku.

"Suatu saat nanti kau akan ku bunuh, Takahiro!" ancam Ryusei lalu beranjak dari hadapan mereka.

"ITU KATA-KATA KAMI, KUSSO GAKI⁴!" teriak Hiro tak terima. Wajah Ryusei pun tak lagi terlihat setelah pintu elevator mulai menutup dan menuntunnya menuju ke lantai bawah. Melihat bagaimana reaksi anak muda itu terhadap perkataan sang bos membuat Hiro kini tahu harus bagaimana menghadapi 'bocah sialan' yang ia sebut itu. Tak mungkin diperlakukan dengan lembut jika ingin berurusan dengan Leader Coast Town. Hal ini mungkin akan menyulitkan Hiro untuk mendekatinya. Dan Hiro sudah tahu bagaimana sifat para anggota Coast Town dari jauh-jauh hari sebelum ia menjadi anggota resmi kelompok Yakuza terkenal ini. Ya, tentu Takahiro-lah yang memberitahunya.

"Seperti rumornya, anak itu memang tidak bisa mengontrol emosi dan ingin menang sendiri," ucap Hiro. Takahiro mengangguk sebagai balasan. Pria berkimono itu bangkit dari sofanya lalu beranjak ke lantai bawah, tepatnya masuk ke dalam rumah bergaya Sukiya-Zukuri itu. Mungkin ia hanya ingin menenangkan pikirannya akibat terbawa emosi tadi. Emosinya ikut memuncak tatkala mendengar kata-kata yang tidak sopan yang dilontarkan Hasegawa Ryusei. Walaupun begitu Takahiro tak mungkin membunuhnya. Ia sangat tahu bahwa kekayaan yang ia miliki saat ini karena hasil alokasi Coast Town dengan Akkan Zoku. Hal tersebut sangat disayangkan jika saja si pemilik resep obat tersebut tiada. Mungkin Akkan Zoku tak akan sesukses ini.

Bersambung ...

><><><

Note :

1 : Pemimpin

2 : Sayang sekali

3 : Dasar setan

4 : Bocah sialan

Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!