Setelah Citra membukakan pintu, Citra mempersilahkan tamunya untuk masuk dan duduk di sofa rumahnya dan Citra masih tidak percaya karena tamu yang datang yaitu Hasan dan keluarganya.
"Mari Bu Bapak mas Hasan Silahkan masuk dan duduk," ucap Citra kepada tamunya itu.
Citra pun bergegas untuk memanggilkan Bapak dan Ibunya yang sementara di dapur.
"Ya ampun kan benar firasat aku dari tadi pagi sampai sore ini sebenarnya Hasan tuh pemuda yang baik, tapi aku tidak menyukainya," gumam Citra dari dalam hati.
Citra pun memanggil Bapak dan Ibunya.
"Bapak ... Ibu ... ada tamu yang datang sepertinya keluarga dari mas Hasan datang kemari Bu Pak," ucap Citra kepada bapak dan ibunya itu.
Bapak dan ibu Citra pun segera menemui keluarga dari Hasan.
"Eh, Bapak Ibu nak Hasan gimana-gimana ada apa kok tumben sekali kesini," ucap Ibu dari Citra.
"Tidak Bu jadi sebenarnya kedatangan kami kesini itu ada tujuannya hehehe," ucap Ibu Hasan.
"Oh iya mari kita ngobrol dulu ya sama Bapak dulu saya mau membuatkan kalian minuman dan makanan," ucap Ibunya Citra kepada keluarga Hasan.
Citra pun yang tidak berani untuk menunjukkan wajahnya ke keluarga Hasan dan tetap berdiam diri di dapur, ketika itu ibu dan bapak Citra berjalan perlahan kearah dapur untuk mengambil makanan dan minuman.
"Eh, anak gadis malah sembunyi di dapur kenapa sih kamu kok cemas gitu?" ucap Ibunya kepada Citra.
"Sebenarnya aku tidak cemas dan tidak bersembunyi Bu, tapi di pikiranku ini Hasan mempunyai tujuan untuk melamar atau tidak sejenis itulah," ucap Citra kepada Ibunya.
"Kamu jangan berpikiran seperti itu dulu kan kita tidak tahu apa tujuan keluarga Hasan menemui kita di rumah," ujar Ibunya menyakinkan Citra.
"Iya Bu, semoga saja tidak terjadi apa-apa ya karena Citra belum siap Bu dan Ibu tahu kan perasaan Citra Pasti Ibu tahu lah karena kita sama-sama perempuan Bu," ucap Citra kepada Ibu tersayang itu.
Setelah beberapa menit kemudian Ibu nya membawakan makanan dan minumnya ke ruang tamu.
"Aduh maaf ya lama karena harus membuatkan makanan dan minuman silahkan di cicipi dulu,"
"kata Ibu Citra yang membawa makanan dan minuman di tangannya.
"Jadi begini Bapak Citra kedatangan kami itu mempunyai tujuan yaitu menanyakan anak dari Bapak dan Ibu untuk dipasangkan dengan Putra kami yaitu Hasan, kedatangan kami disini yaitu tidak lain dan tidak bukan untuk menyambung silaturahmi keluarga," ucap Bapak dari Hasan itu.
Sontak Bapak dan Ibu Citra kaget dengan pernyataan yang diberikan
oleh Bapak dari Hasan itu.
"Oh iya seperti itu sebenarnya kita tidak keberatan dengan kedatangan Bapak Ibu dan Hasan di tempat kami tetapi soal menyatukan anak-anak kita, itu tergantung lagi kepada Citra Soalnya kita tidak mempunyai hak untuk melakukan perjodohan tanpa persetujuan kedua belah pihak," ucap Bapak dari Citra kepada keluarga Hasan.
Citra yang mendengarkan perkataan keluarga dari Hasan itu sontak kaget dan langsung merasa lemas.
"Tuh kan apa aku bilang pasti ini terjadi sudah beberapa kali pemuda Desa menanyakan aku aduh ini gimana aku jadi serba salah kalau seperti ini," gumam Citra dengan pelan.
Mereka terus membicarakan tentang perjodohan atau menyatukan antara Citra dan Hasan tetapi Citra tidak ingin hal itu terjadi.
"Mungkin bisa dipanggil dulu Bu anaknya agar semuanya bisa dimengerti dan jelas bagaimana kelanjutannya," ucap Ibu dari Hasan.
"Oh iya Bu tunggu sebentar ya saya akan panggilkan anak gadis saya," ucap Ibu Citra.
"Citra ..." panggil Ibunya itu.
"Ke sini dulu nak ada yang ingin bertemu dan ada yang ingin berbicara denganmu," ucap ibunya itu.
Sontak Citra gemeteran karena dia tidak tahu apa yang harus diucapkan di depan keluarga Hasan, salah satu sisi dia tidak mau mengorbankan perasaannya dan salah satu sisi lagi dia tidak mau mengecewakan orang tua Hasan dan orang tua nya sendiri.
"Iya Bu, tunggu sebentar ya," jawab Citra kepada ibunya itu.
Citra pun bergegas ke kamar untuk merapikan rambutnya dan berdandan sedikit agar terlihat cantik.
"Setelah beberapa menit kemudian Citra keluar dari kamar dan menemui keluarga Hasan.
"Iya Bu ada apa kok Citra dipanggil ke sini hehehe," ucap Citra kepada ibunya.
"Wah ini ya yang namanya anak Citra cantik sekali dan sopan di depan orang tua ya," ucap Ibu dari Hasan.
Citra pun tertunduk malu dan dia duduk disebelah ibunya.
"Jadi seperti ini Citra biar Ibu saja yang menjelaskan kepada kamu," ucap Ibu Hasan dengan lembut .
"Kedatangan Ibu Bapak dan Hasan sekeluarga mempunyai maksud dan tujuan untuk menanyakan kamu kepada orang tua kamu, karena tujuan kami untuk menyatukan antara Citra dengan Hasan anak kami jadi seperti itu untuk menyambung tali silaturahmi," ucap ibunya Hasan itu dengan lembut
Citra pun bingung entah apa yang harus dilakukan dan harus dia katakan kepada keluarga Hasan bahwa dia sama sekali tidak mempunyai rasa dengan Hasan.
"Oh iya Bu jadi tujuan Ibu Bapak dan Mas Hasan kesini untuk menanyakan saya ya," ucap Citra kepada keluarga Hasan.
"Iya Jadi bagaimana apakah kamu menyetujuinya atau bagaimana terserah Citra karena Ibu Bapak dan Hasan tidak memaksa apalagi kedua orang tuamu jelas mereka mau yang terbaik untuk kamu," ujar Ibu Hasan itu.
"Iya Citra kamu tinggal jawab saja apa yang ibunya Hasan bilang karena ini menyangkut masa depan kamu dan kebahagiaan kamu," ucap Ibunya itu.
"Jadi begini Bu karena Citra dan mas Hasan belum terlalu mengenal satu sama lain Citra belum tahu bagaimana mas Hasan dan masakan juga belum tahu bagaimana Citra," ucap Citra kepada keluarga Hasan.
"Oh iya seperti itu ya Citra jadi kalau menurut ibu itu mengenal ataupun belum mengenal itu tidak jadi masalah, karena setelah menikah karena akan saling mengenal satu sama lain jadi gimana Citra jawaban kamu gimana?" ucap keluarga Hasan.
"Citra mempunyai umur yang masih muda Bu dan Citra belum berpikir untuk kearah yang seperti itu jadi mohon maaf Bu kalau Citra lancang dalam mengambil keputusan," ucap Citra kepada keluarga Hasan.
Apapun keputusan kamu Bapak dan Ibu akan terima karena memang keputusan itu tidak bisa dipaksakan," ucap Bapak dari Hasan.
"Iya jadi begini Bu mas Hasan orangnya baik ramah dan bekerja keras mungkin masih banyak perempuan yang menyukai masa Hasan tidak harus saya," bu ucap Citra dengan lembut.
Citra pun gemetaran dia tidak tahu lagi apa yang harus dia katakan kepada keluarga Hasan.
"Citra apapun jawabanmu aku dan keluargaku akan menerimanya jadi kamu tidak perlu takut dan cemas ya ," ucapkan Hasan dengan lembut kepada Citra.
"Sebenarnya aku tidak takut ataupun cemas seperti yang mas Hasan bilang, Citra hanyalah memikirkan tujuan dari mas Hasan sekeluarga seperti itu," ucap Citra kepada Hasan.
"Penyatuan antara dua keluarga, dua belah pihak, itu tidak rasa tidaklah mudah maka dari itu harus ada persetujuan antara kedua belah pihak kedua orangtua Kedua keluarga semua harus menyetujui seperti itu citra," ucap ibunya kepada dirinya Citra.
Tetap saja Citra merasa tidak enak jika berbicara kepada keluarga dari Hasan.
"Aku harus ngomong apa salah satu sisi aku tidak bisa mengecewakan semuanya apalagi keluarga mas Hasan, tambah lagi apa lagi keluarga kandung ku ya ampun aku harus gimana," gumam Citra dalam hatinya.
Citra memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan melalui perkataannya.
Bersambung