Lucius seketika menyadari kesalahannya.
"Apakah kau sepenasaran itu dengan keseharianku? Atau kau tidak percaya denganku? Apa gunanya mengikutiku?" Viori mulai membombardis Lucius dengan pertanyaan.
"Aku hanya ingin memastikan keamananmu." Lucius memberikan jawaban umum yang klise.
Keamanan? Dimanapun itu asalkan aku jauh darimu adalah keamanan tertinggi yang bisa kudapat!
Tentu saja Viori menahan amarahnya.
"Keamananku? Jangan bercanda. Tidak ada suami manapun yang mengirim mata-mata demi keamanan. Kalau kau curiga padaku kenapa tidak kau tanyakan langsung daripada mengikutiku diam-diam!?" Viori benar-benar membenci tingkah seperti ini. Ia merasa privasinya di obrak-abrik. Menyadari bahwa setiap gerakan dan tindakannya dilaporkan ke Lucius membuat darahnya mendidih.
Lucius sendiri malah tertegun saat mendengar kata 'suami'. Ia sendiri juga tidak memikirkan apa yang akan dirasakan Viori saat tahu ia memata-matainya diam-diam. Lucius terlihat seperti suami yang tidak mempercayai istrinya dan berharap akan menagkap basah perselingkuhan istrinya.
"Kau tahu bukan itu maksudku." Wajah Lucius memelas. Jujur Viori hampir iba karena ia tidak nyaman dengan Lucius yang tampak sangat bersalah.
"Tidak. Aku tidak tahu apa maksudmu. Jelaskan." Viori ingin Lucius menjelaskan apa maksud tingkah anehnya beberapa hari ini.
"Aku.... aku hanya... " ini pertama kalinya Lucius merasa bingung saat harus menjelaskan dirinya. Ia bahkan tidak pernah ragu-ragu mengatakan bahwa rencana penyerangan yang dibuat Emperor 'idiot dan cari mati' tepat di hadapan wajah Emperor dan petinggi lainnya. Tapi di saat-saat seperti ini Lucius rasanya kehilangan seluruh kerja otak dan keberaniannya. Ia tidak bisa menyusun kata-kata dan juga tidak berani mengelak dari pertanyaan Viori.
"Aku hanya ingin mengetahui keberadaanmu karena kau... kau tidak mengunjungiku lagi." Lucius bicara dengan sedikit tidak jelas, tidak tegas dan lugas seperti biasanya. Viori juga bisa merasakan wajah Lucius seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen atau memetik bunga sembarangan.
Viori ingin membalas kata-kata Lucius, tapi dia sendiri juga bingung bagaimana ia harus menjelaskan alasannya tiba-tiba berhenti mengunjungi Lucius setelah hampir sebulan lebih berleha-leha di ruang kerjanya setiap hari.
"Jadi apa yang Duke inginkan?" Viori memutuskan untuk bertanya saja. Ia tidak mau membuat kesimpulan sendiri dan justru membuat Lucius makin pusing.
Apa yang aku inginkan? Aku ingin dia berhenti bercengkramah dengan bangsawan sialan di ibukota itu. Aku ingin dia berhenti menawarkan cemilan dan minum teh dengan Sieghart. Aku ingin dia memasak makan siang untukku. Aku ingin dia memanggil namaku.
POOF! Wajah Lucius memerah dari telinga sampai ke leher. Lucius reflek menutupi wajahnya dengan satu tangan.
"Aku tidak mungkin mengatakan itu, kan! Tidak, aku tidak mungkin memintanya untuk memanggil namaku seperti dulu!" Lucius meneriaki dirinya sendiri dalam hati.
"Jika Duke masih bingung dengan diri anda sendiri, saya menyarankan anda kembali ke Istana Sirius dan bicara dengan saya lain waktu. Saya hanya ingin memberi tahu bahwa saya bukanlah hewan peliharaan yang dicari hanya karena anda kurang hiburan, jadi saya akan lebih menghargai jika Duke memiliki alasan yang jelas kalau anda membutuhkan saya di masa mendatang."
"Bukan itu ma-" Lucius hendak membalas kalimat Viori tapi ia langsung memotongnya.
"Silahkan kembali. Saya lelah dan butuh istirahat." Viori berdiri dan memberikan gesture mempersilahkan Lucius keluar.
Lucius merasa ia harusnya menjelaskan lebih lanjut lagi, tapi melihat wajah Viori yang masih marah membuatnya mengurunkan niatnya. Ia memakai kembali jubahnya dan kembali ke Istana Sirius dengan raut sedih.
Viori melemparkan dirinya ke kasur. Sekali lagi harinya ditutup dengan aneh dan melelahkan. Ia bahkan kehilangan seleranya untuk membaca buku ataupun bersantai.
Aku harus beristirahat dengan baik! Besok aku akan bertemu dengan Mikhail. Persetan jika Lucius mau mengirimkan mata-mata atau pembunuh bayaran sekalipun karena aku akan berada di sisi Mikhail!
Viori tertidur dengan semangat yang menggebu-gebu sambil menantikan hari esok.
----
Seperti minggu-minggu sebelumnya, Viori bertemu dengan Mikhail di tempat yang sama dan jam yang sama. Walaupun Viori belum menyelesaikan buku yang Mikhail rekomendasikan setidaknya ia bisa bertemu dan melepas penat sambil berbincang dengan Mikhail. Mungkin karena mereka berdua memutuskan untuk menyembunyikan identitas masing-masing, percakapan mereka lebih santai dan tidak memperdulikan politik seperti bangsawan pada umumnya.
"Apakah Viori tau toko dessert yang baru buka di sebrang balai kota? Katanya mereka menjual gelato rasa mint choco paling enak di ibukota."
Viori awalnya kaget, gelato dan rasa mint choco ternyata ada di dunia ini. Walaupun aneh karena gelato tidak cocok dengan latar belakang kerajaan tapi Viori senang karena ia sangat menyukai mint choco.
"Mint choco!? Apakah Mikhail sudah pernah mencobanya?" Mata Viori berbinar dan ia terlihat sangat bersemangat.
"Belum, hehe. Makanya aku ingin mengajak Viori kesana!" Tampilan Mikhail tidak bisa lebih menggemaskan lagi. Ia seperti Samoyed yang membawakan ranting pohon untuk majikannya dan meminta main lempar-lemparan.
"Mikhail memang yang terbaik!" Viori tidak bisa berhenti tersenyum.
"Bagaimana kalau kita kesana sekarang?"
"Boleh!" Viori terlonjak berdiri saking semangatnya.
Setelah mereka mengembalikan buku yang dilihat-lihatnya dan berjalan ke arah pintu, seseorang tiba-tiba membuka pintu itu dengan kasar dan hampir mengenai wajah Viori.
BRAK!! Viori yang kaget mundur ke belakang dan hampir jatuh.
"Apakah kau baik-baik saja!?" Mikhail khawatir karena Viori memegangi wajahnya dengan tangan.
"Ah tidak apa-apa, aku hanya kaget."
Mikhail menoleh dan melihat siapa gerangan yang membuka pintu sekasar itu tanpa memikirkan orang sekitar, ia hendak menuntun permintaan maaf karena membahayakan Viori.
Yang berada didepan pintu itu adalah Rosaline. Rambut blonde panjang yang bergelombang, gaun merah dengan renda ramai yang tidak cocok digunakan ke toko buku dan mata merah yang memicing dan menatap Viori dengan tajam.
Rosaline adalah teman masa kecil Mikhail. Tapi tidak pantas disebut teman, lebih seperti teman satu pihak. Rosaline menyukai Mikhail sedari kecil, dan dari sedari kecil pula Mikhail menolak Rosaline dengan jelas. Mikhail pikir Rosaline akan menyerah seiring mereka dewasa dan bertemu banyak orang lainnya, tapi obsesi Rosaline malah makin parah saat mereka tumbuh dewasa dan Mikhail harus berurusan dengan banyak wanita.
Rosaline melihat Viori dari atas sampai bawah seolah menilainya.
"Kupikir kau akan bosan setelah beberapa kali bertemu dengannya. Padahal tidak menarik sama sekali." Rosaline bahkan tidak bergerak minggir dari pintu.
"Jadi kau masih mengikutiku! Tidakkah kau tau kapan kau harus berhenti!"
Viori masih tercengang dengan situasi ini. Karakter -yang terlihat seperti antagonis tiba-tiba datang dan sepertinya sedang menghinanya.
Tunggu! Siapa Rosaline? Karakter antagonis dari webtoonya Ressa!? Karena belum rilis aku tidak pernah tau secara detail jalan ceritanya! Jangan bilang webtoon Ressa adalah webtoon dengan pemeran antagonis klise yang akan menjahatinya setiap waktu!