Tubuh Viori menggigil, rasanya seperti menyeimbangkan dengan suhu tubuh Lucius yang yang makin panas membara. Berbeda dengan sebelumnya, tidak ada suara yang berbicara padanya dan tidak ada penjelasan apapun. Seolah-olah dewa sudah tidak peduli padanya.
'Apakah ini berbeda dari waktu aku mengganggu alur cerita utama nya?'
'Aku tidak mau Lucius yang harus menanggung kesalahku dan merasakan rasa sakit itu.'
'Kalau ini bukan karena mengubah jalan cerita, apakah ini racun jenis baru yang harusnya muncul di plot masa depan?'
Banyak pikiran yang terlewat dipikiran Viori tanpa henti, ia terus berpikir apa penyebabnya. Tanpa hasil Viori akhirnya jatuh ke dalam tidur yang panjang.
Di sebelahnya tergeletak Lucius yang terlihat membaik, air wajahnya sudah tidak pucat dan warna bibirnya kembali, tubuhnya mulai sedikit demi sedikit berhenti mencucurkan keringat dan napasnya mulai teratur. Penampakan ini melegakan hati Emperor Androry yang rasanya sedari tadi menahan napas panjang. Proses transfer mana ini seharusnya hanya berjalan selama satu sampai dua jam, tubuh manusia tidak bisa berada tanpa perlindungan mana terlalu lama. Tapi sudah tiga jam berlalu tidak ada satupun dari Lucius atau Viori yang menunjukan tanda-tanda sadarkan diri.
Tabib tua itu tidak hanya panik karena hal ini, tetapi juga karena Emperor Androry yang melipat kedua tangannya didepan dada dan terus menerus melihatnya dari belakang dengan tatapan bingung dan mempertanyakan, ia mungkin masih tua tapi ia tidak mau hidupnya diperpendek karena kesalahannya saat mengobati Lucius.
Satu jam lagi berlalu saat tiba-tiba Tabib itu menyadari jari Lucius yang sedikit bergerak, dan tak lama kemudian mengerajapkan matanya yang masih kering beberapa kali. Tabib tua itu akhirnya bisa bernapas lega karena hari ini tidak menjadi hari kematiannya.
"Lucy! Bagaimana perasaanmu!?" Emperor Androry mendekatkan dirinya ke sebelah Lucius sembari Tabib tua menyingkir dan membereskan peralatannya.
"Apa yang terjadi?" suara Lucius terdengar serak sehingga salah satu pelayan bergegas mengambilkan minum.
"Aku belum sempat melakukan penyelidikan karena aku mementingkan pengobatanmu, tapi aku yakin ada yang salah dengan alkohol yang kau minum. Lagipula apa yang terjadi, sih!? Kau yang tidak pernah minum alkohol karena kau merasa tidak nyaman jika tidak waspada, tiba-tiba menenggak habis satu botol dalam satu sore!" Emperor Androry tidak bisa menghentikan omelannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sampai harus meninggalkan pertemuan dengan menteri-menterinya karena khawatir.
Lucius mencoba bangun dari posisinya, saat itu ia baru sadar bahwa ada seseorang yang direbahkan disampingnya.
"Viori? Apa yang dia lakukan disini?" Lucius menengok ke arah Emperor Androry seakan meminta penjelasan.
"Kata Tabib mana-mu tiba-tiba mencapai titik nol, jadi ia melangsungkan prosesi transfer mana dari Viori yang katanya punya terlalu banyak mana." Emperor Androry berjalan ke arah sofa dan menjauh dari Lucius saat tiba-tiba
BRAKK!
Lucius yang masih oleng menopang dirinya berdiri dengan satu tangan ke meja sampingnya dan tangan kirinya menarik kerah Emperor Androry dan hampir terjatuh.
"Apa katamu? Transfer mana? Transfer mana yang belum pernah dilakukan sepanjang sejarah? Kau bilang kau melakukannya pada siapa?! Kau melakukan transfer mana dengan istriku!?"
Lucius berteriak dengan suara seraknya tidak karuan, Sieghart yang tadinya berdiri agak jauh langsung mendekat dan mencoba menghentikan Lucius. "Duke, tolong hentikan." Sieghart berbisik sambil menopang Lucius agar tidak terjatuh dan menyeret Emperor Androry.
Beberapa ksatria pribadi Emperor Androry yang berjaga dari jauh secara spontan mengeluarkan pedangnya dan mendekat.
"Duke! Hentikan sekarang juga!" Salah satu ksatria yang terlihat memiliki pangkat tertinggi diantara yang lain sambil ragu-ragu mendekat, ia berharap Lucius berhenti sebelum semua ini menjadi lebih serius dan berbahaya.
Ivaldi yang berada di belakang Sieghart juga mengeluarkan pedangnya dan mengambil jarak untuk melindungi Lucius, keadaan tidak bisa lebih meneggangkan daripada ini. Penyerangan terhadap anggota keluarga kerajaan, lebih parahnya lagi Emperor Androry sendiri adalah tindakan kriminal yang hampir selalu berakhir dengan hukuman mati. Menyerang Emperor sama saja dengan melakukan kudeta dan dianggap melakukan pemberontakan, walaupun hubungan Emperor Androry dengan Lucius bisa dibilang seperti teman, tapi tidak diragukan lagi para menteri tidak akan tinggal diam dan menyerang Lucius.
"Sadarlah, aku melakukannya untuk membantumu!" Emperor Androry menggenggam lengan Lucius yang mencengkram kerahnya sambil balik berteriak.
"Tapi kau tidak perlu melibatkan Viori dan membahayakan nyawanya!" Lucius mengepalkan tinjunya dan bersiap melayangkan pukulan lurus ke wajah Emperor Androry saat Rena yang sedari tadi mematung terdiam tiba-tiba berteriak.
"Duchess!!" Rena mendekati Viori tanpa ragu.
"Lucy..." Viori mengangkat tangan kanannya dan seolah berusaha menggapai Lucius.
Lucius reflek melepaskan cengkramannya dan beralih kembali ke arah Viori.
Lucius meneriakan Tabib tua itu untuk memeriksa keadaan Viori. Sambil terduduk disebelah Viori, Lucius mendekap tangan Viori yang dingin dekat dadanya.
Sekali lagi Tabib tua itu mengeluarkan cahaya sihir dan memeriksa sekujur tubuh Viori.
"Keadaan Duchess baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan dan dehidrasi."
Lucius rasanya bisa bernapas lagi, ia memerintahkan untuk yang tidak memiliki keperluan untuk segera keluar supaya Viori bisa beristirahat. "Kita selesaikan masalah ini nanti, aku akan mengunjungimu begitu semuanya selesai." Lucius bahkan tidak menengok ke arah Emperor Androry, untungnya suaranya terdengar sudah tenang.
Emperor Androry juga tidak berniat melanjutkan interaksi ini lebih lanjut, ia memberikan sinyal untuk para ksatrianya untuk menurunkan pedang mereka. "Kutunggu kedatanganmu."
Viori hampir kehilangan kesadarannya, tapi ia masih bisa merasakan genggaman tangan Lucius yang terasa hampir panas. Viori sejujurnya sudah sadar tak berapa lama setelah Lucius, tapi tubuhnya terasa sangat lelah sampai-sampai bernapas saja terasa memakan tenaga yang sangat banyak. Ia tidak bisa membuka matanya tapi ia bisa mendengar pertengkaran Lucius dan Emperor Androry, ia menjadi lebih khawatir karena ia mendengar suara pedang dihunuskan dari berbagai arah. Viori berpikir ia harus menghentikan Lucius bagaimanapun caranya.
"Lucy... aku baik-baik... saja..." Kelopak mata Viori terasa sangat berat, ia berniat untuk memejamkan matanya sesaat tapi sepertinya ia kehilangan kesadaran.